Jakarta, Kompastimur.com
Panitia Seleksi
Capim KPK telah menyerahkan 10 nama capim KPK ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kesepuluh nama itu nanti akan diserahkan ke DPR untuk dipilih menjadi lima nama
komisioner KPK.
Dikutip dari Newsdetikdotcom,
penyerahan nama-nama itu dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Kesepuluh nama itu merupakan orang-orang yang berhasil lolos dari wawancara dan
uji publik.
Di antara
nama-nama itu, ada nama komisioner KPK petahana Alexander Marwata hingga
Kapolda Sumsel Irjen Firli. Berikut ini profil singkatnya:
1. Alexander Marwata, Komisioner KPK
Dikutip dari
laman resmi KPK, Alexander Marwata lahir di Klaten, Jawa Tengah, 26 Februari
1967. Dia pernah menjadi hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Alex pernah mengenyam pendidikan di SD Plawikan I Klaten (1974-1980), SMP
Pangudi Luhur Klaten (1980-1983) dan SMAN 1 Yogyakarta (1983-1986). Kemudian
melanjutkan pendidikan tingginya, D IV di Jurusan Akuntansi STAN Jakarta. Tahun
1995, ia melanjutkan sekolahnya lagi S1 Ilmu Hukum di Universitas Indonesia.
Sejak tahun
1987-2011, Alexander Marwata berkarir di Badan Pengawas Keuangan Pembangunan
(BPKP). Pada tahun 2012, ia kemudian menjadi hakim di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat. Dia terpilih menjadi Komisioner KPK periode 2015-2019.
Alexander
terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 27 Februari 2019. Berdasarkan LHKPN
yang diunggah di situs KPK, Alexander memiliki total harta senilai Rp
4.968.145.287. Selain itu, dia juga punya hutang senilai Rp 1 miliar.
2. Firli Bahuri, Anggota Polri
Irjen Pol Firli
lahir di Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumsel 8 November 1963. Saat
ini, dia menjabat sebagai Kapolda Sumsel sejak 20 Juni 2019.
Firli tercatat
pernah menjabat sejumlah jabatan penting. Ia pernah menjadi ajudan Wakil
Presiden RI Boediono. Ia kemudian menjabat Wakil Kepala Kepolisian Daerah
Banten, Karopaminal Divpropam Polri, Kepala Kepolisian Daerah Banten,
Karodalops Sops Polri, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kapolda NTB.
Dia juga pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK dan terakhir sebagai
Kapolda Sumsel.
Firli terakhir
menyetor LHKPN pada 29 Maret 2019. Total harta kekayaannya sebesar Rp
18.226.424.386.
3. I Nyoman Wara, Auditor BPK
I Nyoman Wara
adalah auditor utama investigasi di BPK. Pada tahun 2018, dia pernah menjadi
saksi ahli auditor BPK dalam kasus BLBI yang menjerat Syafruddin Arsyad
Temenggung di Tipikor Jakarta.
I Nyoman Wara
terakhir melaporkan LHKPN pada 29 Maret 2019. Total harta kekayaannya sebesar
Rp 1.674.916.713.
4. Johanis Tanak, Jaksa
Johanis Tanak
merupakan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara. Saat ini dia
juga menjabat sebagai Direktur Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung.
Johanis Tanak terakhir
melaporkan LHKPN pada 28 Juni 2019. Total harta kekayaannya sebesar Rp
8.340.407.121.
5. Lili Pintauli Siregar, Advokat
Lili Pintauli
Siregar merupakan seorang advokat yang pernah menjadi Komisioner Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dua periode mulai dari 2008-2013 dan
2013-2018. Selain itu, dia juga punya kantor advokat sendiri.
Lili terakhir
melaporkan LHKPN pada 29 Maret 2018. Total harta kekayaannya sebesar Rp.
70.532.899.
6. Luthfi Jayadi Kurniawan, Dosen
Lutfi Jayadi
Kurniawan berpreofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Malang. Dia
juga dikenal sebagai aktivis anti korupsi dan pendiri Malang Corruption Watch.
Lutfi memperoleh
gelar S-1 di bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial dari Universitas Muhammadiyah
Malang.
7. Nawawi Pomolango, Hakim
Nawawi Pomolango
adalah seorang hakim. Dia mengawali kariernya sebagai hakim pada tahun 1992 di
PN Soasio Tidore, Kabupaten Halmahera Tengah. Lantas pada 1996, ia dipindah
tugaskan sebagai hakim di PN Tondano, Sulawesi Utara. Lima tahun kemudian, ia
dimutasi sebagai hakim PN Balikpapan dan pada 2005 dimutasi lagi ke PN
Makassar.
Nawawi mulai
dikenal saat bertugas di PN Jakarta Pusat dalam kurun 2011-2013. Nawawi kerap
ditugaskan mengadili sejumlah kasus rasuah yang ditangani KPK karena punya di
bidang ini.
Nawawi kembali
ke Jakarta sebagai Ketua PN Jakarta Timur pada 2016. Saat menjadi Ketua PN
Jaktim, Nawawi pernah menjadi hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.
Nawawi pernah
menjatuhkan vonis 8 tahun penjara kepada eks hakim Mahkamah Konstitusi,
Patrialis Akbar, dalam kasus suap uji materi UU Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Ia juga pernah menghukum eks Ketua DPD Irman Gusman selama 4,5 tahun penjara
dalam kasus suap kuota gula impor.
Akhir 2017,
Nawawi kembali mendapat promosi sebagai hakim tinggi pada PT Denpasar sampai
saat ini. Merujukpada laman resmi PT Denpasar, jabatannya saat ini merupakan
Hakim Utama Muda.
Nawawi terakhir
melaporkan LHKPN pada 26 Maret 2019. Total harta kekayaannya sebesar Rp.
1.893.800.000.
8. Nurul Ghufron, Dosen
Mengutip laman
resmi Universitas Jember (Unej), Nurul Ghufron lahir di Sumenep pada 22
September 1974. Dia merupakan Dosen Unej berpangkat golongan III d. Saat ini
dia menjabat sebagai dekan Fakultas Hukum Unej.
Nurul juga kerap
menulis karya ilmiah dengan tema pidana korupsi. Salah satu tulisannya yang
tercantum di Google Schoolar, berjudul 'Kedudukan Saksi Dalam Menciptakan
Peradilan Pidana Yang Bebas Korupsi'.
Nurul terakhir
melaporkan LHKPN pada 23 April 2018. Total harta kekayaannya sebesar Rp.
1.832.777.249.
9. Roby Arya B, PNS Sekretariat Kabinet
Roby Arya Brata
adalah Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal dan Badan Usaha
Sekretariat Kabinet. Menurut catatan detikcom, Roby tercatat sudah tiga kali
gagal dalam seleksi untuk jabatan struktural di KPK
Dia juga pernah
mengajar antikorupsi dan good governance di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara) serta pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Roby terakhir
melaporkan LHKPN pada 23 April 2018. Total harta kekayaannya sebesar Rp.
1.832.777.249.
10. Sigit Danang Joyo, PNS Kementerian
Keuangan.
Sigit Danang
Joyo saat ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Bantuan Hukum, Kementerian
Keuangan. Sigit terakhir melaporkan LHKPN pada 27 Maret 2019. Total harta
kekayaannya sebesar Rp. 2.968.792.000. (KT/ND)
0 komentar:
Post a Comment