Namlea, Kompastimur.com
Nasib apes
menimpa Dahlan (31). Lelaki paruh baya yang mengaku dari Negeri Lima, Kecamatan
Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah ini diamankan dan sempat dipukuli massa karena
mengamuk dengan parang.
Kasubbag Humas
Polres Pulau Buru, Ipda Zulkifli kepada wartawan, Sabtu sore (31/8),
membenarkan kejadian tersebut.
"Untuk
sementara yang bersangkutan ada diamankan di Polsek Namlea. Barang bukti parang
juga telah diamankan," benarkan Ipda Zulkifli.
Di hadapan
polisi, Dahlan mengaku marganya Uluputty. Sebelumnya, ia juga berbelit-belit menyebut
nama dan marga serta asal kampungnya.
Karena mengaku
asal negeri lima dan mencatut marga Uluputty, pada Sabtu malam sejumlah
keluarga Uluputty yang berdomisili di Namlea sempat mendatangi Polsek dan
berusaha mengenali pelaku.
Disitu baru
terungkap, ternyata Dahlan hanya mengaku dirinya marga Uluputty.
Walau akhirnya
mengakui dirinya bukan marga Uluputty, Dahlan tetap mengaku dari Negeri Lima.
Konon katanya,
ia sudah lama tinggal di Wamsisi, Kabupaten Bursel dan telah kawin di sana.
Saat dikorek
informasi darinya, Dahlan berujar kalau dia datang ke Namlea untuk menambang di gunung botak
yang sedang ditutup pemerintah.
Sementara itu,
informasi yang berhasil dikumpulkan lebih jauh menyebutkan, pada pukul 12.15 Wit, telah terjadi keribut yang
menggunakan senjata tajam berupa parang di Desa Namlea, Kecamatan Namlea
Kabupaten Buru.
Penjual Soto
Bandung di depan Penginapan Haider, Ibu Rodia, menceritakan, sekitar Pkl 12.15
Wit di Warung Soto miliknya, pelaku yang
tidak diketahui identitasnya itu masuk dan pesan makanan. Kondisinya terlihat
seperti orang yang sedang mabuk.
Pada saat itu
ada beberapa pengunjung yang juga sedang makan sambil bercerita. Ada juga yang
makan sambil berkomunikasi dengan hp.
Pelaku tiba-tiba
menegur pengunjung yang sedang makan ini dengan mengeluarkan kalimat,
"Weii, kalau makan jang baribot."
Namun pengunjung
tidak menggubrisnya. Sedangkan pelaku terlihat mengambil alat pemukul es dan
dimasukan ke dalam baju kaos merah.
Ada beberapa
kali dengan kasar ia menegur pengujung yang sedang makan. Namun tetap tidak
dihiraukan, sehingga pelaku berlalu dan sempat melontarkan pesan ancaman, "Tunggu
Beta bale."
Selang beberapa
waktu kemudian, pelaku kembali dengan membawa sebilah parang.
Ia mengamuk dan
mengancam banyak orang, sehingga warga yang menyaksikan kejadian ini ikut
menjadi muak dan marah.
Akhirnya ada
beberapa warga yang balik mengejar pelaku untuk merampas parangnya yang
dibawanya. Pelaku yang tadinya garang kini berbalik ketakutan hingga lari
tunggang langgang.
Terjadi aksi
kejar-kejaran yang seruh di dalam kota Namlea lama mulai dari depan toko Lili,
pelabuhan kecil, terus menuju kampung buru, ke depan kantor KUA, balik menuju
depan Puskesmas.
Di sana akhirnya
ada beberapa warga yang mampu menangkap dan merampas parang. Dan beberapa warga
yang jengkel, sempat melayangkan beberapa pukulan di wajahnya.
Polisi yang ada
di TKP juga bertindak sigap, sehingga pelaku cepat diamankan dari kemarahan
warga.
Pelaku kemudian
dibawa ke Polsek Namlea bersama barang bukti parang.
Kepada polisi,
pelaku sempat berbelit-belit. Ia beberapa kali menyebut nama palsu dan kampung
tempatnya berasal. Ada beberapa desa di Pulau Haruku yang diakui sebagai tempat
asalnya.
Saat ini pelaku
masih ditahan di Polsek Namlea dan masih dalam kondisi mabuk. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment