Surabaya, Kompastimur.com
Kementeri Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya meningkatkan ekspor untuk
meningkatkan pedapatan dan kesejahterakan peternak. Kali ini, Kementan kembali
melepas ekspor perdana daging ayam dari PT. Ciomas Adisatwa (Japfa Group) yang
berlangsung di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pelepasan ekspor
ini dilakukan oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dan didampingi oleh Ali Jamil,
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), serta Fini Murfiani, Direktur
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan yang mewakili I Ketut Diarmita,
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Acara berlangsung di RPHU
Krian-Sidoarjo milik PT Ciomas Adisatwa serta dihadiri oleh para pejabat Pemda
Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo. Fini menyampaikan ekspor ini
menjadi salah satu bukti nyata kebijakan pangan Mentan Amran Sulaiman yang
terus berkomitmen mewujudkan kedaulatan pangan dengan meningkatkan
kesejahteraan peternak serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui
ekspor.
"Dibawah
kepemimpinan Mentan Amran , produksi peternakan khususnya unggas dan produk
unggas berpotensi meningkatkan devisa negara dengan pertumbuhan volume dan
nilai ekspor sejak tahun 2015-1018 terus mengalami rata-rata pertumbuhan
positif per tahunnya mencapai 27,62% dan 35,03%" demikian dikatakan Fini
saat membacakan sambutan tertulis Dirjen PKH.(23/9)
Fini menyebutkan
melansir data BPS dan Pusat Data Kementan total ekspor komoditas peternakan ke
Negara Timor Leste tahun 2018 senilai US$ 9.525.928,55, sedangkan data tahun
2019 bulan Januari sampai dengan Juli tercatat senilai US$ 6.266.097.
Fini juga
menjelaskan proses ekspor komoditas subsektor peternakan ke negara Timor Leste
dilakukan setelah sebelumnya Import Risk Analysis oleh Tim Delegasi Republik
Demokratik Timor Leste pada tanggal 8-12 April 2019 ke farm Grati I di
Pasuruan, Krian chicken slaughterhouse, processing plant di sidoarjo dan
feedmill di Sidoarjo, kemudian di Bali dilakukan site visit ke unit hacthery di
Baturiti. "Hasilnya, hari ini kami melepas ekspor perdana daging ayam
produk PT. Japfa Group dengan merk “Best Chicken Ayam Utuh” berat 800gr –
1500gr sebanyak 36,69 ton ke Negara Timor Leste" tutur Fini.
Sementara itu
Ali Jamil menyebutkan bahwa Barantan sesuai arahan Menteri Pertanian mendukung
segala upaya untuk ekspor. Salah satu bentuk dukungan itu adalah melalui
kegiatan bimbingan teknis ekspor produk pertanian dengan nama “Agro
Gemilang” singkatan dari Ayo Galakan Ekspor Generasi Milenial Bangsa. Dalam
kegiatan itu, Barantan memberikan bimbingan teknis, memberikan tools
aplikasi, sistem audit SPS, sistem ketelusuran dan memberikan
pemahaman tentang persyaratan SPS.
Kegiatan ini
selain bisa mencetak eksportir produk pertanian, juga membuka lapangan kerja.
Menurutnya
program akselerasi/percepatan ekspor masih merupakan prioritas di Kementan oleh
sebab itu Kementan tiada henti untuk melakukan strategi-strategi diantaranya
menambah komoditas baru dan negara tujuan baru. "Eksportasi karkas ayam
ini sekaligus telah mengakomodasi keduanya yaitu menambah komoditas dan negara
baru. Oleh sebab itu saya sangat mengapresiasi yang dilakukan PT Ciomas
Adisatwa, dan semoga hal ini dapat memberikan inspirasi ke pelaku usaha lainya
di Jawa Timur" tambahnya.
Pada kesempatan
melepas ekspor perdana, Saiful Ilah meminta agar perusahaan-perusahaan lain
dapat termotivasi untuk memasarkan produk ke luar negeri sehingga dapat
menggerakkan perekonomian nasional secara umum dan roda ekonomi di Kabupaten
Sidoarjo.
Peluang Ekspor
Masih Terbuka Lebar
Pada kesempatan
terpisah, Ketut menyampaikan kebijakan peningkatan ekspor sejalan dengan
kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada Tahun 2045 menjadi Lumbung
Pangan di Dunia. Kementan terus mendorong pelaku usaha khususnya perunggasan
nasional agar mampu melakukan ekspor dan bersaing diperdagangan global.
"Dalam
proses produksi perusahaan Integrator (eksportir) diminta dapat melakukan
kemitraan dengan para peternak rakyat sehingga dapat maju bersama dalam usaha
peternakan," ungkap Ketut.
Lanjut Ketut
menambahkan peluang pasar produk daging ayam Indonesia di negara Timor Leste
masih terbuka lebar, sebagai catatan pada tahun 2018, Timor Leste mengimpor
daging ayam sebanyak 4.537 ton atau senilai US$ 6.183.000 dimana sebagian besar
berasal dari Negara Brazil. "Ini menginsyaratkan Timor Leste menilai
Indonesia sangat berhasil dalam menangani pencegahan penyakit khususnya AI
melalui sistem kompartemen" terang Ketut.
Untuk itu,
Indonesia harus mampu memanfaatkan keuntungan sebagai negara tetangga agar
terus melakukan ekspor dengan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk
peternakan Indonesia. “Momen pelepasan ekspor komoditas peternakan ini dapat
memotivasi pelaku usaha lain untuk berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas
peternakan lainnya melalui peningkatan kualitas produksi dan promosi ke negara
lain” tutup Ketut. (KT/Rls)
0 komentar:
Post a Comment