Ambon, Kompastimur.com
Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku memastikan, keberadaan buaya di
sekitar perairan Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah adalah benar sesuai
dengan gambar yang tayang beberapa waktu lalu dan ramai dibicarakan di sosial
media.
Kordinator
Satuan Tugas Polisi Kehutanan (Satgas Polhut) BKSDA Maluku, Seto kepada
wartawan memastikan, bahwa gambar di video itu adalah benar buaya yang sedang
berenang di sekitar pantai Suli.
"Kalau dari
video yang beredar, kan masih ada pertanyaan apakah itu buaya atau kayu.
Masyarakat ragu soal itu. Tapi tadi kita pastikan bahwa memang itu buaya. Hal
itu bisa dilihat dari tebasannya, moncongnya, dan saat berbelok ada sisiknya,’’
kata Seto, Jumat (9/8/2019) di Ambon.
Buaya itu,
lanjutnya, masih berada disekitar perairan Suli dan diperkirakan mempunyai
panjang sekitar 1,5-2 meter.
"Kami tadi
sempat melihatnya. Namun saat kami dekati dengan personil Polsek Salahutu,
buaya itu hilang atau menyelam lagi,’’ ujarnya.
Seto menuturkan,
informasi keberadaan buaya itu didapat pihaknya tadi siang sekitar pukul 15.00
WIT dari pedagang di sana. Dan ketika menerima laporan itu, pihaknya langsung
bergerak cepat ke lokasi dan ada masyarakat yang sudah turun untuk menangkap
buaya tersebut karena dianggap menggangu dan mulai membuat masyarakat resah karena mereka tak
bisa mancing dan anak-anak tak bisa berenang lagi pantai.
“Saat tim turun
jam 15.00 WIT itu, ada beberapa orang disana, tapi buayanya sudah tak ada.
Memang sebelumnya ada di depan gaba-gaba resto itu,’’ akuinya.
Namun, lanjutnya
menceritakan, setelah menunggu beberapa saat, buaya itu timbul lagi didepan
molucan café dekat penginapan Suli Indah.
Dari pengamatannya,
Itu adalah buaya muara, yang hendak kembali ke aliran sungai atau air payau,
namun karena banyaknya masyarakat, buaya itu tidak berani ke air payau atau ke
sungai.
“Sebenarnya
buaya itu mau ke darat, cuma karena keburu ramai, dia tidak jadi, makanya dia
hanya pantau-pantau situasi di pantai untuk kembali ke darat. Sebab buaya muara
itu tak kuat kalau di laut, kekuatan menyelam buaya muara di laut hanya sekitar
60 menit,’’ jelasnya.
Kendati begitu,
Seto tak bisa memastikan biaya itu berasal dari mana. “Tidak tahu di sungai
mana buaya muara itu berasal. Ini akan kami telusuri lebih jauh,’’ ucapnya.
Seto berencana
Buaya itu akan ditangkap tapi kalau memang sulit dan buaya itu dirasa sudah
mengancam jiwa masyarakat, maka usulan pihak kepolisian untuk melakukan
tindakan penembakan bisa saja dilakukan, sebab memang hal itu juga dijamin UU.
‘’Dari polsek
meminta bagaimana kalau ditembak saja, menurut kami hal itu juga dijamin UU,
kalau memang sudah mengancam nyawa dan meresahkan masyarakat, tapi kita
usahakan tangkap hidup-hidup dulu, tapi kalau kondisinya susah dan memang ada
ancaman, mau tidak mau, harus dilakukan tindakan represif. Sebab kita juga
pikirkan banyak nyawa dan masyarakat, bukan hanya soal buayanya saja,’’ paparnya.
Seto menghimbau
kepada masyarakat sekitar untuk hati-hati dan tidak perlu panik, sebab petugas
akan selalu melakukan pemantauan terhadap keberadaan buaya tersebut.
“Masyarakat
diharapakan berhati-hati saja sampai buaya itu bisa ditangkap,” tandasnya. (KT/12)
0 komentar:
Post a Comment