Namrole, Kompastimur.com
Meski tak
berhasil meraih juara satu pada Pertandingan Liga Desa Nusantara (LDN) tingkat
Provinsi Maluku, namun setidaknya Tim Sepak Bola Bigalama FC asal Desa Elfule
yanng mewakili Kabupat Buru Selatan (Bursel) berhasil mengharumkan nama Bursel
dengan meraih juara tiga pada pertandingan yang digelar sejak tanggal 21-25
Agustus 2019 di lapangan Matawaru Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten
Maluku Tengah (Malteng).
Dimana, dalam
pertandingan puncak, Tim Bursel berhasil mengalahkan tim lawan asal Kabupaten
Seram Bagian Timur (SBT) dengan skor 2:1.
Pelatih Bigalama
FC, Rusmin Sigmarlatu saat dihubungi wartawan media ini, Senin (26/08/2019)
mengaku puas dengan hasil yang diperoleh meskipun target untuk meraih Juara I
tak kesampaian.
"Kami Juara
III, dan lawan kami pada saat pertandingan merebut juara Tiga dan Empat itu tim
dari Kabupaten SBT I. Kami kalahkan mereka 2:1 pada pertandingan Sabtu (24/08)
kemarin," ucap Sigmarlatu.
Sigmarlatu
menceritakan, sebelum meraih Juara III, tim asuhannya telah bertanding dengan
sejumlah tim dari kabupaten lain.
"Bursel
lawan pertama itu Kabupaten SBB, kami kalah 1:0, lawan kedua Kabupaten SBT 2,
kami menang 3:1, lawan ketiga untuk cari Juara III dan IV itu kami lawan SBT 1 dan kami menang dengan
skor 2:1," ungkap Sigmarlatu.
Dikatakan,
selama pertandingan dirinya bersama anak bimbingannya menyewa salah satu rumah
di Tulehu untuk tinggal, hal ini dilakukan agar jarak antara lokasi bertanding
yang difokuskan di lapangan Matawaru Tulehu dapat di tempuh dengan mudah.
"Kami sewa
rumah di Tulehu supaya mempermudah kami ke lapangan Matawaru untuk
bertanding," ujarnya.
Bukan hanya
lewat telpon saja Sigmarlatu mengungkapkan rasa syukurnya, namun rasa puas dan
syukur atas juara yang diraih ini bahkan dituangkan dalam status facebooknya.
"Alhamdulillah...
Pengalaman pertama dalam kanca sepak bola Maluku. Walaupun mendapatkan
peringkat ketiga tapi tetap optimis. Semoga menjadi awal yang bagus untuk lebih
baik lagi di kemudian hari," tulis sigmarlatu dalam akun Facebooknya.
Namun, rasa
syukur Sigmarlatu bertolak belakang dengan salah satu pemain pada tim tersebut
saat dihubungi terpisah.
Dimana pemain
yang enggan namanya disebutkan ini mengeluhkan perhatian Pemda Bursel selama
mereka berada di Tulehu untuk bertanding.
Bahkan pemain
yang sangat agresif dalam lapangan hijau ini merasa irih dengan tim dari
kabupaten lain yang selama pertandingan selalu di support oleh Pemda mereka
yang ditandai dengan kehadiran pejabat-pejabat pada Pemda kabupaten tersebut.
"Kami irih.
Dari sekian banyak yang masuk final mereka disupport, bahkan ada Wakil Bupati
SBT yang datang nonton sampai selesai, tapi dari Pemda Bursel tidak ada yang
datang," keluhnya.
Lanjutnya, bukan
hanya Wakil Bupati SBT, ada juga Wakil Bupati dari SBB dan pejabat- pejabat
tinggi lainnya yang datang untuk menyaksikan pemain mereka berlaga di lapangan
hijau.
"Bedah
dengan Bursel, tidak ada yang datang jenguk. Tidak ada yang telepon tanya.
Wakil Bupati SBT saja datang nonton sampai selesai. Ini biking kami cemburu
dengan kabupaten-kabupaten lain. Kami sangat prihatin dengan keseriusan Pemda
Bursel dalam melihat dunia sepak bola. Hal ini membuat kami merasa seakan-akan
paling terbelakang," paparnya.
Dengan nada
kesal dirinya berharap kedepannya, apa yang menimpah timnya tidak terjadi pada
tim sepak bola lainnya jika mengikuti suatu pertandingan di luar daerah.
"Kami harap
ini tidak terjadi lagi kedepannya, supaya semangat kami para pemain yang sangat
baik ini bisa lebih baik lagi kalau di dukung penuh oleh Pemda,"
tandasnya. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment