Maluku,
Kompastimur.com
Pihak Inpex
Masela Ltd. menggelar sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
rencana kegiatan pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela beserta fasilitas
pendukungnya. Sosialisasi Amdal ini digelar setelah perusahaan migas asal
Jepang itu memperoleh persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD)
dari pemerintah Indonesia.
Pada sosialisasi
Amdal Blok Masela itu, Gubernur Maluku Irjen Pol. (Purn) Drs. Murad Ismail
meminta agar kajian Amdal dapat memastikan bahwa dampak negatif dari
pelaksanaan Proyek Abadi itu dapat diminimalisir dan tidak membawa dampak
pencemaran yang besar bagi daerah Maluku.
“Saya minta
dampak negatif dari pengembangan Blok Masela dapat diminimalisir, sedangkan
dampak positifnya bisa ditingkatkan menggunakan teknologi tepat guna,” kata
Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi
dan Keuangan Setda Maluku, Lutfi Rumbia, saat acara Sosialisasi Studi Amdal
Terpadu Rencana Kegiatan Pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela di
Swiss-belhotel Ambon, Selasa (6/8/2019).
Amdal menurutnya,
adalah proses studi formal yang dilakukan sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan,
guna dapat dianalisis dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga,
kajian Amdal bertujuan memastikan adanya dampak lingkungan yang perlu diketahui
pada tahap perencanaan, dan diperuntukan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Gubernur meminta
adanya keterbukaan Inpex selaku operator Blok Masela terkait potensi investasi
Blok Masela yang akan dikelolah nanti.
“Kegiatan ini
juga bertujuan untuk menginformasikan kepada Pemerintah Provinsi Maluku dan
stakeholder terkait tentang rencana mega proyek Blok Masela. Kami harap Inpex
juga jujur dan terbuka dalam mensosialisasikan kepada rakyat Maluku, manfaat
apa saja yang akan diterima rakyat Maluku dengan kehadiran mega proyek ini,” ujarnya.
Ia berharap,
dengan keterbukaan dan kejujuran Inpex dan SKK Migas, akan menjadi pintu masuk
untuk kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat Maluku, guna membangun
berbagai fasilitas dalam rangka pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela.
Ia juga mengajak
seluruh masyarakat Maluku untuk dapat menciptakan suasana kondusif terkait
pengembangan sumber daya alam lapangan gas abadi di Blok Masela.
“Bagi masyarakat
Maluku, khususnya di Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, saya menghimbau
untuk kita semua tidak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Mari
kedepankan kepentingan bersama, dengan tetap mengawal seluruh pelaksanaan
kegiatan yang semata-mata bertujuan bagi kemakmuran dan kesejahteraan Maluku
kedepan,” pinta gubernur.
Vice President
Corporate Services INPEX Masela Ltd, Nico Muhyiddin, mengatakan, sosialisasi
dan konsultasi publik Amdal ini bertujuan menyampaikan penjelasan dan
mendapatkan masukan dari berbagai stakeholder terkait rencana pengembangan Proyek
LNG Abadi. Proyek ini nantinya terdiri dari beberapa fasilitas utama beserta
potensi dampaknya bila proyek ini suda berjalan.
Lanjutnya, beberapa
fasilitas yang dikerjakan Inpex ini mencakup pembangunan dan pengoperasian
sumur gas bawah laut dan fasilitas Subsea Umbilicals,Risers and Flowlines
(SURF) di lepas pantai Arafura.
Inpex juga
membangun fasilitas produksi, penampungan dan bongkar muat terapung (Floating
Production, Storage and Offloading/FPSO), pipa gas bawah laut dari FPSO ke
fasilitas penerima gas (Gas Receiving Facility/GRF) di darat, serta kilang LNG
di darat.
“Pada saat yang
sama, di sosialisasi Amdal ke Pemprov Maluku maupun ke Pemkab Kepulauan
Tanimbar dan konsultasi publik ke desa-desa yang diperkirakan terdampak ini,
kami menampung saran, masukan dan tanggapan dari berbagai pemangku
kepentingan,” kata Nico.
Menurutnya,
saran dan masukan tersebut akan menjadi bahan bagi pihaknya untuk melakukan
pelingkupan dan identifikasi dampak potensial di dalam Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan (KA ANDAL). Dampak yang dimaksud, yakni baik dampak positif
maupun negatif dari rencana pengembangan proyek LNG Abadi.
“Semua ini sduah
sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” ujarnya.
Di samping itu,
Kepala Divisi Formalitas SKK Migas, Didik Sasono Setyadi, mengatakan, sosialisasi
dan konsultasi publik ini menjadi satu bagian yang tidak bisa dihindari. Sebab,
kata Setyadi, prinsip pembangunan kedepan termasuk yang menyangkut dengan
kebijakan pemerintah, harus transparan, akuntabel, dan membuka ruang
partisipasi semua pihak untuk mengetahui dan terlibat secara aktif sesuai
fungsi dan perannya.
“Hari ini, yang
kita lakukan bersama merupakan bagian dari pemenuhan ketentuan yang ada di
dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” ungkap
Didik .
Menurutnya,
kegiatan usaha hulu migas memiliki kurun waktu yang cukup lama, yang dimulai
dari ekplorasi, pengembangan sampai dengan eksploitasi.
“Apa yang hendak
kita bangun saat ini, merupakan upaya dari ekplorasi yang sudah dilakukan
belasan, bahkan puluhan tahun yang lalu. Ini nantinya akan kita kembangkan, dan
Insya Allah ketika sudah dioperasikan, akan membawa dampak bagi kesejahteraan
rakyat, khususnya di Maluku,” katanya.
“Dengan
investasi yang sangat besar ini, kita semua harus menyikapinya dengan rasa
syukur, dengan positif, karena kebutuhan energi di masa mendatang sangatlah
besar. Sebentar lagi, bila lapangan Blok Masela berproduksi, maka pasokan gas
sebagian besar dari Timur,” tambahnya.
Sekedar diketahui,
Proyek Pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela diproyeksikan menghasilkan gas
sebesar 9,5 juta ton per tahun dalam bentuk LNG dan 150 juta kaki kubik per
hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas pipa. Proyek ini
menggabungkan fasilitas produksi di laut dan kilang LNG yang ada di darat.
(HMS/PM)
0 komentar:
Post a Comment