Namlea, Kompastimur.com
Pemuda adat
Bupolo meminta kepada pemerintah provinsi dan gubernur Maluku agar menempatkan
ibukota Propinsi Maluku yang baru di Pulau Buru.
“Bukan Makariki,
tapi Kota Propinsi Maluku layak berada di Kota Namlea, Pulau Buru. Pulau Buru
adalah Sebuah daerah yang tertitik pada poros tengah provinsi maluku, negeri
yang pada dasarnya terukir ribuan sejarah tanpa sedikitpun menghianati
bangsa," tandas pemuda Adat Petuanan Kayeli, Alvin Armando Wael di hadapan
awak media Senin sore (5/8/2019).
Menurut putra
mantan Raja Petuanan Kayeli ini, Buru adalah Daerah yang disahkan secara resmi
menjadi kabupaten melalui UU No 46 tahun 1999. Dan 19 tahun Buru berkiprah
menjadi Kabupaten pasang surut pembangunan, telah dirasakan hingga menjadi
salah satu kabupaten berkembang yang begitu pesat di Maluku.
"Kini
periode kemajuan Buru mulai nampak tak lagi menjadi kabupaten merangkak
melainkan menjadi kabupaten yang siap berjalan dan berlari dan bahkan bisa
disetarakan dengan kabupaten yang maju di provinsi Maluku," kata Alvin.
Lebih lanjut Ia
mengatakan, kalau Canangan Gubernur baru tentang pemindahan Ibukota provinsi
Maluku ke Pulau Seram pada saat kampanye adalah langkah strategis untuk
kemajuan Provinsi Maluku. Tetapi langkah strategis tersebut harus dipikir lebih
matang dengan pertimbangan-pertimbangan mendasar lainnya.
Sebagai seorang
anak Adat dari pulau Buru sungguh menjadi kehormatan apabila canangan
pemindahan ibukota provinsi melirik Kabupaten Buru sebagai nominasi paling kuat
menjadi ibukota provinsi yang sudah barang tentu mempunyai alasan fundamental.
Salah satu
diantaranya akses transportasi yang mulai berkembang, dalam hal ini pelabuhan
dan Bandara yang sudah memadai dan letak yang sangat strategis antara Laut
Banda di selatan dan Laut Seram di utara, dan di barat ada pulau ambon dan
seram, tentu akan memberikan keuntungan luar biasa ke Provinsi Maluku.
"Saya meyakini bahwa jika gubernur Irjen
pol (Purn) Murad Ismail berani memasukan Buru dalam agenda prioritas Pemprov
Maluku untuk perencanaan pemindahan Ibukota Provinsi, maka dukungan dan support luar biasa akan
beliau terima dari segala stokholder di Kabupaten Buru, dari orang kecil,
hingga pemangku adat," tandas Alvin.
Alvin berani mengatakan demikian, karena berkaca
pada masa lampau di mana para datuk dan orang tuanya juga bisa menghibahkan
lahan kurang lebih 100.000 ha untuk dijadikan pemukiman dari 12.000 imigran
pulau jawa.
Ini menjadi
alasan mendasar dan telah membuktikan kalau Buru adalah negeri yg ramah untuk siapa saja.
"Jika
canangan itu jadi dan Buru menjadi ibukota provinsi sudah dan barang tentu saya
sebagai anak adat sangat optimis para pemangku adat di setiap petuanan akan
menghibahkan lahan untuk pembangunan Ibukota Provinsi Maluku dan juga Maluku
akan berkembang menjadi daerah maju bukan lagi daerah termiskin nomor empat di Republik
ini, karena tak ada alasan negeri ini untuk miskin disaat kita berenang diatas
minyak dan berbaring diatas SDA lainnya yang melimpah " tandasnya. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment