Ambon, Kompastimur.com
Wali Kota
Ambon Richard Louhenapessy dalam sambutannya pada Bimbingan Teknis (Bimtek)
keamanan PJAS, dan komunitas sekolah, Kepala Sekolah (Kepsek) se-kota Ambon di
Lantai 5 Hotel Santika Ambon, mengatakan bahwa hasil pengawasan Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS) di Kota Ambon didapat hasil bahwa 62,5 persen mengandung
bakteri E-coli (MPN Coliforn), 12,2 persen pangan positif tercemar bakteri S.aureu, dan 31,25 persen
pemanis siklamat melebihi ambang batas yang diperbolehkan 350 ppm.
“Dari hasil
PJAS di Kota Ambon oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ambon pada
semester 1 tahun 2019 menunjukan 75 persen PJAS Tidak Memenuhi Syarat (TMS),
dan hanya 25 persen yang hanya Memenuhi Syarat (MS) di Kota Ambon,’’ kata
Asisten I Sekkot Ambon, Mien Tupamahu saat membacakan sambutan Walikota Ambon,
Richard Louhenapessy, Rabu (17/7/2019) pada kegiatan yang dilaksanakan bersama
BPOM Ambon itu.
Disampaikan, tujuan
dari kegiatan ini yakni mewujudkan kemandirian komunitas sekolah dalam
melindungi diri dari peredaran Pangan (PJAS) se-Kota Ambon yang tidak aman dan
bermutu.
Dimana aksi Nasional
Gerakan Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS) merupakan gerakan untuk
meningkatan PJAS yang aman, bermutu, dan bergisi melaui partisipasi aktif dan
terpadu dari seluruh kementerian, lembaga, baik tingkat pusat maupun daerah
serta pemberdayaan komunitas sekolah.
“AN-PJAS
menuntut kemandirian sekolah termasuk guru, orang tua murid, dalam pengawasan
keamanan jajanan anak dilingkungan sekolah masing-masing,” ujarnya.
Louhenapessy
memberikan apresiasi kepada BPOM Ambon yang telah melaksanakan inisiasi Bimtek
keamanan pangan PJAS dilingkup Pemerintah
Provinsi dan Kota Ambon.
Selain itu, Ia
menghimbau kepada para peserta agar dapat mengikuti kegiatan ini untuk
menunjang kesuksesan juga program yang berjalan secara kesinambungan sehingga
apa yang diharapan dapat tercapai.
“AN-PJAS
selaras dengan program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yaitu
komsumsi pangan sehat. Unguk
mensinergikan program AN-PJAS dengan germas serta program pemberdayaan sekolah,
dari kementerian/lembaga baik tingkat pusat maupun daerah, seperti program
piagam bintang kemanan pangan kantin sekolah (BPOM RI),” paparnya.
“Program lain
juga seperti sehat kantin sekolah (Kemenkes), Program bantuan kantin sehat
(Kemendigbud), Program UKS Madrasah (Kemenag), Sekolah Ramah anak (Kemenpan
PPA), dan sekolahg afiwiyata (Kemen LH), maka perlu sinergisme baik data maupun intervensi yang telah
dilakukan,” tambahnya.
Sementara itu,
Kepala BPOM Ambon, Hariani menyampaikan, kegiatan ini merupakan kegiatan
lanjutan, setelah advokasi dengan Sekertaris Kota (Sekkot) Ambon serta
Stakholder terkait PJAS pada beberapa waktu lalu, dan hari ini sudah dilakukan
bimtek langsung kepada kepala sekolah dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di Kota
Ambon.
“Jadi dalam bimtek
ini kita bagikan 2 tahap, yakni tahap pertama diikuti 200 orang, dan besok
dilanjutkan dengan 200 orang yakni Kepsek dan petugas UKS. Mudah-mudahan dengan
dilakukan bimtek terkait PJAS, para kepsek dapat sampaikan kepada sekolah
masing-masing,’’tungkasnya.
Dijelaskan lanjut,
saat ini pihaknya masih melakukan pengawasan kecil untuk PJAS, tapi untuk
porsinya tidak terlalu besar hanya 5 persen dari target sampel yang harus kita
uji secara keseluruhan. dan masih banyak juga yang tidak memenuhi standar
terkait higinis dan sanitasi.
“Semoga apa
yang sudah kita sampaikan ke kepala sekolah dan guru-guru terkait dengan
keamanan PJAS nanti mereka bisa menyeleksi yang berjualan atau pangan-pangan
yang di kantin misalnya, kita lakukan pengawasan dengan dengan mobil keliling
untuk menguji rapid tes ke sekolah-sekolah Kota Ambon,” haranya. (KT/12)
0 komentar:
Post a Comment