PIRU,Kompastimur.com
Kementrian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)
bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Seram Bagian Barat menggelar acara
festival pranata adat dan budaya untuk perdamaian di lapangan tiga batang Air
Piru Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.
Kegiatan ini berlangsung
selama tiga hari sejak Selasa, 9 sampai 11 Juli 2019.
Selain
kegiatan festival budaya, Ditjen PDTU dalam hal ini direktorat penanganan pasca
konflik kemendesa juga melaksanakan fasilitas kegiatan forum perdamaian yang
diikuti peserta dari unsur forkopimda, FKUB, ormas, tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh pemuda, camat, kepala desa, babinsa, babinkamtibmas dan pendamping
desa.
Kegiatan
berlangsung dengan meriah ini mengusung tema "Pesona Adat Dan Budaya
Menjadi Harmoni Pemersatu Dan Perdamaian Masyarakat Seram Bagian Barat" .
Kabupaten Seram
Bagian Barat merupakan 1 dari 24 daerah yang menjadi fokus direktorat jenderal
pengembangan daerah tertentu (Ditjen PDTu) kemendes PDTT dalam bidang
penanganan konflik sosial tahun 2019 ini. Kegiatan yang sama telah dilaksanakan
sejak bulan maret hingga Juli adalah kab Buru, Nangakeo, Jeneponto, Sumbawa, Parigi
Moutong, Malaka, Situbondo, Halmahera Barat dan di waktu bersamaan di Kab.Bima
Nusa Tenggara Barat.
Bupati Seram
Bagian Barat Moh.Yasin Payapo menyambut dan berterima kasih pada Kemendesa PDT dan
Transmigrasi melalui direktur penanganan daerah pasca konflik Hasrul Edyar atas
terlaksananya kegiatan tersebut.
"Kami
ucapkan selamat datang kepada Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik,
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi. Inilah wajah
daerah kami Kabupaten Seram Bagian Barat yang mempunyai beragam adat budaya dan
hidup rukun dan damai. Mudah-mudahan gambaran adat dan budaya daerah ini lebih
dikenal dan mendapat perhatian bersama dipusat," imbuhnya.
Sementara Hasrul
Edyar, dalam sambutannya sangat bangga dan terharu dengan pemerintah daerah Seram
Bagian Barat dan masyarakatnya yang hidup rukun, damai bergandengan tangan
membangun Kabupaten Seram Bagian Barat.
Menurutnya, keberhasilan
pemerintah daerah hingga tingkat desa dalam meningkatkan pembangunan berkelanjutan
tergantung kekompakan dan kerjasama seluruh elemen yang ada di daerah.
Ia juga
berharap, melalui kegiatan festival Pranata Adat Untuk Perdamaian Dan Forum
Perdamaian ini diharapkan dapat mewujudkan dan mengaktifkan kembali forum
diskusi desa untuk mewujudkan ketahanan sosial maupun ketahanan ekonomi di
level terbawah .
"Tujuan
kegiatan forum perdamaian dan Festival Pranata Adat ini adalah untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.
Tidak hanya
itu, Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik itu juga menambahkan bahwa
pranata adat bertujuan agar semakin nenumbuhkembangkan kecintaan beragamaan
budaya yang dikemas dalam Bhineka Tunggal Ika untuk diangkat sebagai pesona
yang dapat menarik orang dari luar mengunjungi daerah ini.
“Kabupaten
yang luar biasa, karena masyarakatnya. Walaupun berbeda suku agama dan ras
tetapi bersatu hidup dalam kedamaian dan ketentraman dengat adat pela gandong
yang tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari, kami yakin Seram Bagian Barat bisa
menjadi barometer Indonesia, walaupun berbatasan dengan konflik tapi tidak
terpengaruh. Kami lihat luar biasa hebat kerukunan antar umat beragama di sini,"
lanjutnya.
“Melalui festival
pranata adat dan budaya, pertanda bahwa Seram Bagian Barat dapat menjaga
persatuan dan kesatuan serta melestarikan budaya dengan mengedepankan kearifan
local,” katanya.
Lanjut hasrul,
"kearifan" lokal dapat menunjang banyaknya prestasi yang ditonjolkan
oleh Kabupaten Seram Bagian Barat. Kabupaten ini sangat subur dan kaya dengan
rempah-rempah serta hasil potensi kelautan yang luar biasa, saya optimis daerah
ini akan lebih maju dimasa akan datang.
“Kami berjanji
akan menyebarkan ke seluruh nusantara bahwa Seram Bagian Barat luar biasa. Kami
akan sampaikan, datanglah ke Seram Bagian Barat disana sangat indah, dan ini
bisa jadi familiar karena Seram Bagian Barat memiliki keanekaragamannya sungguh
menakjubkan," tutur mantan wakil bupati simeuleu itu. (KT/MFS)
0 komentar:
Post a Comment