Namrole, Kompastimur.com
Forum
Pergerakan Mahasiswa Namrole-Jakarta (FOPERMA Namrole-Jakarta), Rabu (3/7) kembali
mendemo pemerintah Bursel dan menutut agar Pemda setempat menindaklanjuti
tuntutan mereka yaitu mencabut ijin operasi angkutan pedesaan di dalam kota
Namrole, mempercepat proses Pengangkatan Wakil Bupati yang baru dan mencopot Kadis
Pendidikan Bursel Nataniel Solissa yang diduga melakukan pungli.
Hal ini
disampaikan karena menurut mereka dengan beroperasinya Angkutan pedesaan tela
mengakibatkan pendapatan tukan ojek menurun drastis. Untuk wakil bupati baru, FOPERMA
ingin agar sistem pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Sedangkan desakan
mencopot Kadis Pendidikan karena FOPERMA tak ingin kompromi dengan
tindakan-tindakan kejahatan yang dilakukan oleh mereka yang memiliki kewenangan
di OKP/SKPD yang ada di Bursel.
Aksi yang
dikoordinir Indra Tasane ini berujung ricu yang berawal dari saling adu mulut
hingga terjadi perkelahian antara Pendemo dan Satpol PP yang bertugas
mengamankan aksi yang berlangsung di depan kantor Bupati tesebut.
Pantauan media
ini, awalnya FOPERMA Namrole-Jakarta hanya menyampaikan aksinya didepan kantor
Bupati dan meminta untuk bertemu dengan Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa
yang menurut Informasi bahwa Bupati sudah berada di Bursel.
Dalam
tuntutannya, Forperma mengatakan bahwa tujuan pemekaran kabupaten se-Indonesia
termasuk Bursel adalah untuk memajukan Kabupaten Bursel dari semua sisi baik
itu pendidikan, kesehatan, pertanian, kehutanan, kelautan dan dari segi ekonomi.
Mereka meminta
agar Pemda dalam hal ini Bupati Bursel tidak memelihara segala tindakan kejahatan yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang ada dibawah Pemda Bursel.
“Maka dari itu
kami yang tergabung dalam FOPERMA Namrole-Jakarta memintah agar DPRD dan Bupati
segera memanggil Kepala dinas Pendidikan untuk mempertanyakan soal pungli sertifikasi
dan tunjangan guru tahun 2017-2018 yang terjadi pada dinas pendidikan Kabupaten
Bursel yang ditaksir mencapai Rp.845 juta yang diduga dilakukan oleh Nada Oper
salah satu pegawai Dinas tersebut,” teriak Tasane membacakan tuntutannya.
FOPERMA meminta,
jika terbukti dugaan pungli ini maka bupati diharapkan segera memecat Kadis
Pendidikan yang saat ini dijabat oleh Nataniel Solissa sebagai Kadis.
Selain itu,
Forperma juga meminta agar Tagop segera mencopot oknum-oknum yang terlibat
dalam kasus pungli pada dinas pendidikan dari jabatan mereka.
“Kami meminta
Bupati mencopot aktor-aktor yang terlibat dalam pungli di dinas Pendidikan dan
kepada pihak berwajik untuk segera memprosesnya secara hukum mereka-mereka yang
terlibat,” papar Tasane.
Setelah
meneriakan tuntutannya, para pendemo tak ditemui oleh bupati karena bupati sebenarnya
belum ada di Bursel dan Sekda pun sementara berada di luar daerah dalam rangka
tugas dinas.
Melalui sekretaris
Satpol PP Abd S Soel, Assisten I Bidang Administrasi Umum Rony Lesnussa sudah
mengundang para pendemo untuk bertemu dirungannya, namun hal itu ditolak oleh pendemo
dan mereka bersikeras hanya ingin bertemu dengan Bupati atau Sekda.
Sebagai bentuk
kekecewaan mereka, Tasane dan kawan-kawan pun berniat untuk membakar dua ban
didepan kantor Bupati namun, itu dilerai oleh Anggota Satpol yang saat itu
bertugas di Kantor Bupati.
Terjadi adu
mulut antara Anggota Satpo PP dengan pendemo hingga berujung perampasan botol
berisi bensin yang dilakukan oleh Kepala Bidang Pemadaman Syukur Liliwana dari
tangan salah satu pendemo.
Hal inilah
yang menjadi pemicu terjadinya perkelahian antara pendemo dan Anggota Satpol PP.
Terjadi kejar
mengejar antara pendemo dengan Satpol. Anggota Polsek Namrole yang berada
dilokasi mencoba untuk menetralkan suasana. Akhirnya kondisi kembali Normal ketika
ada bantuan dari beberapa anggota brimob yang sementara lewat di depan kantor
bupati dan FOPERMA Namrole-Jakarta meninggalkan kantor bupati sekitar pukul
12.30 WIT dengan berjanji akan kembali lagi untuk melakukan aksi. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment