Namlea, Kompastimur.com
Rektor
Universitas Iqra Buru (Uniqbu), Muhammad Mukaddar menegaskan, Ramadhan
membentuk kita untuk memiliki kepekaan sosial, yakni mampu merasa kesulitan
orang lain di lingkungan sekitar agar kita mudah menderma.
Jika dipupuk
secara terus menerus potensi kepekaan ini akan berkembang menjadi kesadaran
sosial, yakni kita akan siap hidup berdampingan dengan kelompok manapun,
meskipun berbeda-beda. Namun ramadhan telah mengajarkan kita untuk mampu
berdampingan dengan siapa saja tanpa menimbulkan gesekan-gesekan yang
menyebabkan perpecahan.
"Jika
dipelihara secara terus menerus, maka kesadaran sosial ini akan berkembang
menjadi kebijaksanaan. Kita akan menjadi orang-orang yang bijaksana berkah
ramadhan, kebijaksanaan inilah yang merupakan muara dari puasa itu sendiri,
yakni menjadi orang yang bertaqwa," tandas Muhammad Mukaddar saat
bertindak sebagai Khotib Shalat Idul Fitrih 1440 H di Mesjid Al'Buruj Namlea,
Rabu pagi (5/6).
Menurut
Mukaddar, dengan kebijaksanaan inilah, kita akan mampu membangun masyarakat
yang berperadaban dengan landasan keimanan, etika dan moralitas.
"Hari ini,
meskipun ramadhan telah berlalu tapi harus ada efek positif yang tertanam di
dalam diri setiap orang, kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa kita
benar-benar berubah setelah berpuasa selama satu bulan, tunjukkan kepada
semesta bahwa kita telah benar-benar menjadi manusia yang sebenarnya dengan
tugas kekhalifahan dari Allah swt," sebut Mukaddar.
"Hari ini
kita mendeklarasikan diri sebagai orang-orang yang bijaksana dan inilah jati
diri seorang muslim," sebutnya lagi.
Di hadapan
jamaah shalat Ied, Mukaddar berpesan agar Jati diri ini perlu dijaga dan
dirawat dengan sebaik-baiknya. Jangan pernah merusaknya atau menciderainya
dengan hal-hal yang negatif.
Kebiasaan
menghina orang lain harus dihilangkan, menggunjing, memaki, mengolok-olok, suka
menfitnah, dan semua yang menodai nilai-nilai luhur ramadhan ini harus
dihindari sejauh mungkin.
Sebaliknya
perilaku-perilaku positif harus ditumbuh kembangkan sebagai manifestasi dari
“ruh” ibadah puasa itu sendiri.
"Tanamkan
dalam diri kita sifat saling menghargai antara yang satu dengan yang lain,
kokohkan tali persaudaraan antara sesama, bina kerukunan yang kuat antara
seluruh elemen masyarakat, di hadapan manusia kita boleh berbeda tapi kasih sayang
Allah menebar kepada kita semua, rahmat Allah melingkupi seluruh kehidupan
kita, tanamkan ini dalam dada kita dengan satu landasan sesungguhnya orang yang
mulia di sisi Allah adalah yang bijaksana diantara kamu,”pungkas Mukaddar. (KT/11)
0 komentar:
Post a Comment