Namrole, Kompastimur.com
Gubernur Maluku,
Murad Ismail melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Baitul
Atiqah (rumah yang suci) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang berlokasi di
Kilometer II Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole, kabupaten setempat, Sabtu
(01/06).
Sebelum acara
peletakan batu pertama ini, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Iskandar Walla
menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini memakan anggaran kurang lebih Rp.22
milyar dan didirikan diatas lahan seluas 4 hektar dengan perencanaan selesai
dalam 3 tahun berjalan.
“Perlu kami
laporkan bahwa masjid agung ini direncanakan selesai dalam 3 tahun. Masjid ini
dibangun diatas lahan dengan luas kurang lebih 4 hektar dan membutuhkan dana
sekitar Rp.22 milyar dan pada pekerjaan tahap pertama dana yang tersedia di APBD
Kabuapten Bursel sebesar Rp.4.500.000.000,” ungkap Walla yang juga Sekda
Kabupaten Bursel.
Walla berharap
dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Maluku, dapat membawa berkah dan
sekaligus dapat membantu panitia pembangunan supaya pembangunan dapat berjalan
lancar.
“Panitia,
masyarakat dan pemerintah sangat mengharapkan bantuan dan topangan pemerintah
pusat, pemerintah provinsi melalui Kementrian Agama Provinsi Maluku guna
mendukung proses pembangunan ini sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan,”
ujar Walla.
Hal ini juga
disentil oleh Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa dalam sambutannya yang
mengatakan bahwa hadirnya Masjid Agung Baitul Atiqah yang bermakna
filosofi yakni tempat ibadah dan
munajat, yang penuh nuansa kemuliaan, pemurah elok dan rahmah, merajut kasih
sayang sesama umat muslim adalah dambaan seluruh kaum muslim di Kabupaten Fuka
Bipolo.
Sehingga,
lanjutnya, pembangunan masjid harus mendapat perhatian dari semua pihak, baik
itu pemerintah pusat maupun pemeritah Provinsi Maluku.
“Masjid sebagai
tempat ibadah dan munajat kepada Allah SWT,
maka masjid juga hendaklah memiliki fungsi sebagai pusat pembinaan umat dalam meningkatkan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ditengah berbagai problematika yang
dihadapi oleh bangsa ini, maka esensi masjid sebagai sentrum pembinaan umat,
pusat pengembangan dakwah islamiyah, serta pusat peradaban seyogianya menjadi
alternatif dalam menjawab tantangan dan dinamika keumatan, serta mampu
memberikan warna dan nilai-nilai ke-islaman yang rahmatan lil alamin,” ujar
Tagop.
Perhatian penuh
pemerintah daerah di dalam pemenuhan kebutuhan fisik material dan spiritual
umat beragama di Bumi Lolik Lalen Fedak Fena dari waktu ke waktu akan menjadi
perhatian dan prioritas secara berkesinambungan.
“Pemda Bursel
juga telah merencanakan pembangunan Gereja Pusat Umat Kristiani dan Rumah
Ibadah Umat Beragama lainnya. Pembangunan Islamic Center dan Kristen Center
sebagai representasi semangat multikultural dalam semangat kerukunan umat
beragama yang dilandasi cinta kasih antar sesama,” akui Tagop.
Menanggapi semua
permitaan dari Ketua Panitia maupun Bupati Bursel, Gubernur Maluku Murad Ismail pun mengatakan bahwa untuk
pembangunan Masjid Agung Baitul Atiqah yang direncanakan panitia selama 3 tahun
itu terlalu lama.
“Tadi dikatakan
pembangunan masjid yang direncanakan selama tiga tahun itu terlalu lama, kita
akan bantu dan pasti bantu, walaupun APBD kita kecil tapi ini mainan anak-anak
kecil. Kan ada kantor Kemeterian Agama Provinsi Maluku,” kata Murad sambil tersenyum dihadapan Bupati Bursel dan
Sekda Provinsi Maluku Hamin Bin Taher dan para tamu undangan lainnya.
Disamping itu,
selaku Gubernur Maluku dirinya berharap bahwa masjid bukan saja tempat
beribadahnya umat islam tetapi sebagai wadah pembinaan bagi umat islam dalam
menghadapi persoalan-persoalan keumatan yang dihadapi.
“Saya berharap
kepada seluruh pengurus Masjid, masyarakat dan Pemda dapat memakmurkan masjid
ini dan jadilah sebagai pusat pembangunan peradaban umat dan masyarakat di
daerah ini karena banyak sekali masalah yang perlu menjadi perhatian kita
bersama seperti pergaulan bebas, Narkoba, HIV Aids, minuman keras dan kerusakan
lingkungan ,” tutup Gubernur. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment