Jakarta, Kompastimur.com
Bertepatan
dengan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta, ratusan orang warga Jakarta yang tak
puas dengan kinerja Gubernur Anies Baswedan mendeklarasikan hastag
#2022GantiGabener di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2019).
Inisiator
#2022GantiGabener, Haidar Alwi mengatakan kita melihat Jakarta selama dua tahun
ini dikelola dengan cara-cara yang ga bener makanya timbul gerakan 2022 ganti
ga bener. Gerakan ini akan dibiarkan mengalir begitu saja, yang pasti gerakan
ini penuh dengan semangat untuk memperbaiki Jakarta. Dengan semangat kita
jadikan Jakarta dari ga bener menjadi bener.
Gerakan ini
bukanlah gerakan seperti yang mereka ciptakan pada saat Pemilukada 2017 lalu,
dimana pada saat itu kita semua tahu bahwa kemenangan ga bener tadi diraih
dengan membawa isu SARA dan agama sebagai simbolnya,” katanya saat menggelar
jumpa pers.
Lanjut Haidar,
gerakan #2022GantiGabener adalah gerakan rakyat yang ingin melihat masyarakat
Jakarta tidak tertipu dengan ga bener, tidak tertipu dengan slogan-slogan,
tidak tertipu dengan lips service, tidak tertipu dengan isu dan janji-janji
manis yang selama ini berkembang di masyarakat. Karena, Jakarta tidak bisa
dibangun hanya dengan kata-kata manis. Tetapi, Jakarta harus dibangun dengan
tindakan nyata.
“Sebelum
deklarasi ini tentunya kita sudah menginventarisir apa-apa saja yang menjadi ga
bener. Sehingga kami membuat gerakan #2022GantiGabener karena sudah punya data
lengkap bahwa selama dua tahun berkuasa si ga bener tadi itu ada beberapa hal
yang bisa kita kritisi,” ujarnya.
Haidar
menjelaskan tentunya kalau kita jelaskan di sini kurang tepat, tetapi tidak
mengapa jika terpaksa kita jelaskan juga. Karena kita melihat ada beberapa yang
telah beredar media massa seperti misalnya baru-baru ini penandatanganan
sertipikat di pulau reklamasi terus ada OK OCE yang tidak jalan.
Menurut Haidar
selesai deklarasi #2022GantiGabener akan melakukan konsolidasi ke beberapa
wilayah.Kita konsolidasi dari mulai kelurahan sampai ke kecamatan dan kota,
kita akan keliling sampai gerakan ini menjadi besar mengalir dengan sendirinya.
“Pada dasarnya
kami tidak akan melakukan aksi demo berjilid-jilid seperti mereka saat tahun
2017 lalu. Rombongan 212 dan rombongan Rizieq berisik itu tidak seperti itu,
kita adalah gerakan yang sesuai konstitusional,” tegasnya.
Sementara itu,
Soni Waskito Pemerhati Jakarta mengungkapkan seperti masyarakat tahu dari
berbagai media sosial dan media massa sudah ada buktinya bahwa pada saat
Jakarta sedang siaga satu si ga bener ini pergi. Menurut pertimbangan kami si
ga bener itu harusnya bisa melihat apa yang menjadi skala yang prioritas dan
itu sangat melukai hati rakyat.
“Cara-cara
kita ini adalah konstitusional dan diatur oleh undang-undang, bahwa kita
memakai cara yang santun dan tidak memakai cara ga bener. Apabila ada memakai
cara-cara yang tidak patut itu bukan kita, karena kita buktikan bahwa kita
bukan dari kelompok-kelompok apa,” terangnya.
Soni
menambahkan gerakan kita ini telah sesuai dengan aturan yang ada, dan paling
tidak kita adalah orang-orang terpelajar. Dan dengan adanya momen ulang tahun
Jakarta ini, mari kita satukan hati, dan satukan langkah. (KT/Wit)
0 komentar:
Post a Comment