Namrole, Kompastimur.com
Anggaran pembanguna
dua pasar di Desa Oki Baru Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) sungguh
fantastik, kenapa? Dua Pasar yang dibangun dengan anggaran Dana Desa tahap dua tahun
2018 itu menelan biaya ratus juta rupiah, padahal hanya menggunakan kayu.
Salah satu
masyarakat Desa Oki Baru yang enggan namanya disebutkan kepada media ini
mengatakan pembangunan dua pasar yang terletak didepan jalan raya itu diduga di
Mark Up anggarannya dua kali lipat oleh pemerintah desa setempat.
“Kami menduga
pembangunan pasar dengan ukuran panjang kurang lebih 15 meter itu di Mark Up oleh
kepala desa Gamir Latbual dan kroni-kroninya, karena pembangunan pasar yang
hanya menggunakan papan dan kayu penggalan itu menelan anggaran yang cukup
mengagetkan kami masyarakat Desa Oki Baru,” ucap sumber kepada media ini,
Minggu (23/06/2019) di Namrole.
Dirincikan,
pembangunan dua pasar itu menelan anggaran dana desa dengan spesifik biaya yang
berbedah-bedah pada tiap pasarnya.
“Ini kan aneh,
masa pasar dari papan bisa menghabiskan dana desa hingga ratusan juta?. Pasar pertama
menelan biaya sebesar Rp.101.064,100 dan pembangunan pasar ke dua menelan anggaran
Rp. 123.120.300, padahal dasarnya saja hanya dari campuran semen yang menurut
kami itu pun campurannya muda dan tidak sesuai standarnya,” beber sumber.
Lanjutnya, pasar
yang diresmikan pada 30 Oktober dan 30 November tahun 2018 itu, pembangunannya
juga membingungkan masyarakat, sebab dalam tugu laporan pembangunan pasar tersebut
tertera pembangunannya 2 unit untuk pasar yang menelan anggaran Rp.101.064,100
dan 4 unit untuk pasar dengan anggaran Rp. 123.120.300, padahal hanya ada dua
pasar di desa.
“Disana tertera
ada 4 unit dan 2 unit, tetapi kenyataan dilapangan itu hanya 2 pasar yang
dibangun di desa kami, itupun kami duga tidak sesuai draft rancangan
pembangunan dan terjadi Mark Up disana,” urainya.
Bahkan lanjutnya,
masyarakat Desa Oki Baru juga dibuat bingun dengan kehadiran pasar tersebut
sebab sejak diresmikan, pasar tersebut hanya sebagai pajangan dan sangat jarang
sekali digunakan oleh masyarakat.
“Entah kenapa
pasar itu sunyi dan sangat jarang digunakan oleh masyarkat desa, yang paling
ramai disitu hanya kambing-kambing dengan kotorannya, karena kambing-kambing bertedu
disana dan tidur dipasar itu saat hujan datang dan ketika malam tiba,” terang
sumber.
Warga desa
yang kesehariannya berprofesi sebagai petani dan nelayan ini meminta
pihak-pihak terkait dalam hal ini Pemda Bursel, pihak kepolisian dan Kejaksaan untuk
mengevaluasi pembangun pasar tersebut sebab jika tidak disentuh oleh hukum, dugaan
korupsi ini bisa dibuat berjenjang hingga ke pemerintahan desa selanjutnya.
“Kami minta
pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini untuk melihat masalah tersebut. Ini keresahan
masyarakat desa Oki Baru. Kalau dibiarkan kami takutkan akan terjadi
penyimpangan-penyimpangan lain dalam pembangunan-pembangunan selanjutnya di
desa kami,” tegasnya.
Terpisah, Kepala
desa Oki Baru Gamir Latbual yang dihubungi via Handpohone mengaku benar bahwa
ada pembangunan dua buah pasar di desa tersebut sesuai dengan keterangan pada
tugu rincian pembangunan.
“Io ada itu,
ada yang ukuran 15 x2 meter sesuai dengan draft itu. Jadi beta kerja ikut draft.
Seng ada Mark Up. Itu kan kegiatan dilakukan sesuai dan di diawasi pendaping
desa,” tangkisnya.
Latbual
menekankan bahwa laporan masyarakat ini hanya karena faktor ketidak sukaan dari
sekelompok masyarakt yang tak sejalan dengan pemerintahannya saja.
“Namanya masyarakat
ini hanya dia tau liat itu,” ujar Latbual.
Ketika ditanya
terkait maksud dari 4 unit dan 2 unit yang terterah pada 2 tugu pembangunan
pasar, Latbual tak mampu menjelaskan dan berkilah bahwa dirinya tak mendengarkan
apa yang ditanyakan kepada dirinya dan mengatakan dirinya sedak sibuk mengurusi
pembangunan di desanya.
“Jaringannya
dia seng bagus jadi pembicaraannya kurang dengar nanti katong ketemu saja. Ada waktu
katong ketemu karena pagi ini beta ada mau urus kegiatan mau bikin got,” ucap
Latbual. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment