Namlea, Kompastimur.com
Warga Desa
Kayeli, Kec.Teluk Kayeli, Kab.Buru bermaksud akan kembali menambang di Gunung
Botak. Niat itu telah diutarakan Kades Kayeli Umar Taramun dan Ketua Karang
Taruna, Muid Wael di hadapan personil brimob yang berjaga di pos jalur Sungai
Anahoni.
Data yang
berhasil dikumpulkan wartawan media ini menyebutkan, pada Minggu lalu (12/5), sekitar
Pukul 09.00 WIT, Kades Kayeli Umar
Taramun dan Muid Wael bersama Kades Wayasel, Man Wael, staf desa Kayeli Ademan
Manapongan bersama dua warga Ai Laitupa dan Onyong Amarduan, bertandang ke pos
brimob Anahoni.
Mereka datang
membawa Aspirasi masyarkat Kecamatan Teluk Kayeli yang hendak kembali menambang
di Gunung Botak (GB), setelah berhenti menambang sejak November tahun lalu.
Namun personil
brimob yang berjaga di sana menolak keinginan itu. Sebaliknya masyarakat
disarankan agar tidak beraktifitas dalam bentuk apapun.
Selain itu,
masyarakat diminta agar menahan diri menunggu regulasi dari pemerintah soal
tambang rakyat.
Taramun dkk diingatkan
agar tidak gegabah masuk ke GB sebelum mendapat izin.Bila yang mau mencoba-coba
akan berhadapan dengan hukum.
Namun peringatan
personil brimob itu tidak diindahkan, karena pada hari Senin (13/5), ada
sekelompok masyarakat mencoba masuk ke GB namun dicegah aparat keamanan.
Warga yang
datang itu dibawa komando Onyong amarduan, Ai Laitupa Muid Wael, Ical Tammam
dan Khalik wael.
Sementara itu,
pada Minggu siang hingga jelang malam, wartawan media ini sempat berada di
puncak tertinggi Gunung Botak.
Dari siang,
tidak terlihat ada akifitas masyarakat di tambang itu. Namun jelang tengah
malam, di kejauhan terlihat nyala senter kepala menyerupai kunang-kunang.
Ini pertanda ada
sejumlah oknum penambang yang main kucing-kucingan dengan aparat dan beroperasi
di malam hari.
Semakin larut,
nyala lampu senter kepala terlihat semakin ramai.
"Ada yang
masuk ke GB bila sudah malam hari. Mereka butuh hidup dan butuh makan," ungkap
Unut, warga di Wamsaid, Kecamatan Waelata.
Data yang
berhasil dikumpulkan dari lapangan menyebutkan, petugas keamanan sulit untuk
menertibkan para penambang ini di malam hari.
Mereka sudah
menghafal waktu patroli aparat. Mereka baru masuk menambang setelah aparat
kembali ke pos yang letaknya berkilo-kilo meter dari lokasi mereka menambang.
Ironisnya,
kegiatan penambangan tanpa pengawasan itu pada tanggal 6 Mei lalu, menyebabkan
seorang warga bernama Nus sempat diparangi lengan kanannya oleh sesama
penambang karena berebutan air untuk kegiatan tembak larut.
Ada dua oknum
penambang dari luar yang disebut bermain di GB, yang biasa dipanggil Keriting
dan Jais. "Keduanya beroperasi di Batu Kapur dan Jalur Janda," ungkap
seorang sumber terpercaya.(KT/10)
0 komentar:
Post a Comment