Murad Ismail Terima Obor Pattimura Pertamanya,Setelah Jadi Upu Latu |
Maluku Tengah, Kompastimur.com
Prosesi
peringatakan HUT dirangkaikan dengan peletakan Karangan Bunga oleh Upu Latu
Upacara (gubernur Maluku) dan ahli waris di tugu Monumen Kapitan
Pattimura.
Acara Kemudian dilanjutkan dengan
penyerahan Obor Pattimura dari Camat Saparua, A. Pattiasina kepada Bupati
Maluku tengah, Abua Tuasikal dari Gunung Saniri yang diarak para pemuda ke
lapangan Pattimura sebagai lokasi perayaan yang dilatarbelakangi benteng
Duurstede dan diaroma Pattimura untuk diserahkan kepada Upu Latu Upacara untuk
dinyalakan ke obor induk dalam rangka perayaan HUT pahlawan nasional Kapitan
Pattimura.
Sebagaimana diketahui, prosesi pembuatan obor
Pattimura di Gunung Saniri sebagai tempat musyawarah sebelum Pattimura dan
kawan-kawan menyerang Benteng Duurstede di Saparua sebagai tongkat perjuangan
melawan kolonialisme penjajah Belanda pada 1817.
Hadir dalam peringatan HUT Pattimura dan
Pengukuhan diantaranya Forkopimda Provinsi Maluku, Bupati Maluku Tengah, Abua
Tuasikal, Pimpinan Umat Beragama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh
Masyarakat.
Dalam sambutan Gubernur mengatakan, sejarah
mencatat, bahwa begitu penting dan berharganya Maluku dalam peta Geo-Ekonomi
dunia, maka Maluku merupakan daerah tujuan utama datangnya para penjajah di
Nusantara dan menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang banyak dijajah
oleh pelbagai bangsa di dunia dan memakan waktu paling lama, yaitu: Portugis,
Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Peletakan Krans Bunga Ucapan HUT Pattimura ke-202 Oleh Upu Latu (Gubermur Maluku) |
Menyadari hak dan kedaulatan
negerinya dirampas oleh penjajah Belanda saat itu, Kapitan Pattimura terpanggil
jiwa patriotisnya untuk berjuang mempertahankan hak dan kedaulatan negerinya.
Karena Pattimura adalah orang yang tahu dan mengerti akan hak-hak bangsanya,
serta Pattimura punya visi besar untuk membangun bangsanya.
Gubernur menjelaskan, bahwasannya,
tanah airnya yang terdiri dari gunung dan tanjung, laut yang membentang luas
tempat hidup pelbagai Biota laut, hutan yang subur yang ditumbuhi pelbagai
aneka Flora dan Fauna serta dihiasi oleh bau harum semerbak Cengkeh, Pala dan
Fuly, bukan sekedar kekayaan, tetapi selain sebagai sumber kesejahteraan, juga
merupakan simbol identitas kultural, serta simbol martabat dan kedaulatan
negeri ini.
Olehnya itu, sebut gubernur, tak
mengherankan jika para sejarawan mengatakan, perjuangan kapitan Pattimura
adalah salah satu sumber inspirasi lahirnya pelbagai perlawanan dan perjuangan
di pelbagai daerah di Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kedaulatannya
bangsanya. (KT/12)
0 komentar:
Post a Comment