• Headline News

    Tuesday, May 28, 2019

    Manuhuttu Sebut Ambon Sebagai Kota Musik Bukan Hanya Icon dan Event


    Ambon, Kompastimur.com  
    Pendeklarasian dan Penetapan Ambon sebagai kota musik dunia, telah berjalan hingga saat ini.

    Bahkan Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler telah menyatakan bahwa Kota Ambon telah sangat siap menjadi kota Musik dunia.

    Menanggapi peryataan tersebut sejumlah kalangan lantas memberikan tanggapannya, salah satunya Musisi berdarah Maluku Andy Manuhuttu yang lebih dikenal dengan Andy Atis.

    Kepada media ini Andy Manuhuttu menjelaskan, pada bulan Oktober tahun 2011 yang lampau saat Event Ambon Jass Festival, gubernur Karel Albert Ralahalu bersama Walikota Ambon Richard Louhenapessy, telah mendeklarasikan Ambon  sebagai kota musik dunia dan bukan hanya di ambon tapi di dunia, lewat pemukulan tifa.

    Menurutnya, mengapa kita mendesak Pemerintah Maluku dalam hal ini Kota Ambon saat itu, untuk harus mendeklarasikan diri, sebab kami ingin agar jangan Jogja dan Bandung yang semestinya lebih layak diberi label tersebut, tidak mendahului kota Ambon untuk mendeklarasikan diri sebagai kota musik dunia.

    "Dan itu ada rekam jejaknya, bahkan saksi - saksi kami ada seperti ada stafany Pinustan, stenly Ferdinandus, burhanudin boru," ungkapnya.

    Sehingga lanjutnya, kami bermaksud seperti ini, menjadi kota musik dunia itu harus dilihat berdasarkan levelnya, Lokal, Nasional, atau Dunia.

    "Sebab bagaimana mungkin kita sebut kota musik, sedangkan segala hal baik aturan, infrastruktur, dan managemetnya tidak ada yang menjadi acuan dengan level Internasional. Bahkan yang lebih parah lagi, bagaimana bisa disebut kota musik dunia, jika masih banyak kios yang menjual CD musik bajakan," terangnya.

    Dia menambahkan, Pemkot Ambon setelah deklarasi lantas bergerak cepat dengan membangun Monumen Ambon City Of Musik pada daerah Hative Besar, bahkan penanggung jawab utamanya saat itu adalah Wakil Walikota Ambon Sam Latuconsina. Akan tetapi semua saran kami soal monumen tersebut sama sekali tidak diindahkan oleh pemerintah kota Ambon.

    " Saat itu kami menyarankan kalau bisa ukuran hurufnya tingginya sekitar 8 meter untuk satu huruf, dan jika dapat penempatannya itu diatas sebuah bukit, agar mudah terlihat oleh setiap orang baik dari dekat maupun dari jauh," jelasnya.

    Selain itu dalam pembangunannya kami juga mengusulkan agar kalau bisa ada yang menjadi sponsor pembangunan monumen tersebut.

    "Kami bahkan menyarankan agar ada pihak ketiga yang menjadi sponsor pembangunannya, agar bisa ada pemeliharaan atau maintanance, sebab birokrasi tidak akan pernah mampu melakukan  maintanance management, dan kami mendapati bukti bahwa saran kami tidak didengar sama sekali," Ujar Manuhuttu.

    Sehingga faktanya hari ini, Monumen tersebut sama sekali tidak mendatangkan keuntungan apapun kepada pemerintah daerah, sebab sedari awal management pembangunannya amburadul dan asal - asalan.

    Selain itu, pemerintah Kota Ambon juga harus menyadari bahwa dalam menjadi sebuah kota musik, mestinya ditopang dengan perda yang berujung kepada kepemilikan hak cipta dalam semua Icon musik yang ditampilkan. Dan bukan hanya itu,  pemerintah kota Ambon juga harus berani menertibkan semua rumah kopi, hotel atau restorant yang memilki life musik, untuk menggunakan life band dan bukan argan tunggal, sebab jika tidak. Maka percuma kita punya kota musik, tapi musisinya terlantar.

    Oleh sebab itu, kami menyarankan agar pemerintah Kota Ambon, dalam hal ini Wali Kota Ambon, untuk dapat melibatkan pihak - pihak profesional yang mengerti tentang Management musik yang benar, sehingga hasil kerja keras Pemerintah Kota untuk menjadikan Ambon kota musik tidak asal - asalan, yang akhirnya tidak mendatangkan keuntungan dan manfaat bagi warga Kota.

    " Sebab kota musik Dunia, itu bukan bicara soal Event semata, akan tetapi soal Perda Musik, Sekolah Musik, Industri Musik, Pemasaran hasil karya musisi Maluku atau Ambon, bahkan kerja sama Internasional untuk mendatangkan guru - guru musik dunia, lalu mengajar para generasi muda Ambon hingga mahir dan profesional dan bermusik dan management musik," Tutupnya. (KT/BN)

    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Manuhuttu Sebut Ambon Sebagai Kota Musik Bukan Hanya Icon dan Event Rating: 5 Reviewed By: Redaksi
    Scroll to Top