Namlea, Kompastimur.com
Tim medis dari Puskesmas Namlea
dipimpin Sukirman terjun langsung mengawal kesehatan PPS, PPK, Panwascam dan
juga saksi parpol saat sedang berlangsung rekapitulasi perhitungan suara di
gedung Islamic Center Namlea, Kamis (25/04) sore.
Di sela-sela-sela perhitungan,
para penyelenggara ini satu persatu mendatangi tim medis Puskesmas Namlea ini
dalam satu ruangan tertutup untuk dichek kesehatannya.
Datang dengan membawa sejumlah
tenaga medis dan juga obat-obatan serta vitamin, satu per satu penyelenggara
pemilu dan saksi ditensi tekanan darahnya dan diperiksa pula kemungkinan ada
gangguan kesehatan lainnya.
Salah satu penyelenggara, Umagapy
usai diperiksa kesehatannya, kepada
wartawan mengaku tensinya turun jauh hanya 62.
"Selama beberapa hari ini
saya memang kurang tidur dan kurang istirahat, karena tanggungjawab
mensukseskan perhitungan di tingkat PPK," kata Umagapy.
Sementara itu, Ketua Panwascam
Namlea, Ahmad Tukmuly usai diperiksa, tensinya di angka 95.
Ia juga mengaku kelelahan akibat
kurang tidur serta tenggorokan sakit karena terlalu memaksa tenaga saat pleno.
"Katong samua kelelahan," aku Tukmuly.
Karena itu usai diperiksa
kesehatan, Tukmuly dkk diberikan vitamin dan obat-obatan lainnya.
"Beta dikasih vitamin
B-Complek dan Asam Fenamat Semua gratis," tutur dia.
Sebagaimana pernah diberitakan
KPU Buru meminta Dinkes menyiapkan tim media selama proses rekapitulasi suara
yang sedang berlangsung di tingkat PPK pada 10 kecamatan.
Siaga tim medis itu sebagai
langkah antisipasi Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 menyisakan duka bagi
anggota penyelenggara pemilu. Mulai ada yang meninggal dunia dan harus
dilarikan ke rumah sakit karena faktor kelelahan fisik.
Komisioner KPU Buru, Faisal Amin
Mamulaty SE menjelaskan, pihaknya sudah
menghubungi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buru untuk mengerahkan
Tim Medis mengawal rekapitulasi di tingkat PPK.
"Kami dari KPU sudah
menghubungi Dinas Kesehatan agar melaui Puskesmas terdekat untuk mengerahkan
tenaga medis baik dokter maupun perawat untuk standby di PPK guna mengawal prosesi
pleno tingkat kecamatan," kata pria yang akrab dipanggil Echal ini kepada
wartawan, Rabu (24/4).
Permintaan KPU Buru ini sesuai
dengan surat edaran Dirjen pelayanan kesehatan yang ditandatangani lambang
Wibowo tanggal 23 April 2019.
Dalam surat edaran itu
ditegaskan, agarc Dinas kabupaten/kota berkoordinasi dengan KPU di daerah
setempat membantu dan memfasilitasi KPPS dan PPK yang memerlukan pelayanan
kesehatan selama proses pemilu sampai selesai.
Fasilitas pelayanan kesehatan
rumah sakit dan Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya kepada
KPPS dan PPK yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan diharapkan
dapat menyampaikan informasi ini kepada SKPD/UPTD dan stakeholder terkait, Direktur
Rumah Sakit, Kepala Puskesmas di wilayah kegiatan untuk dapat ditindaklanjuti.
Echal mengaku kalau ia dan
rekan-rekan komisioner serta pegawai di Kantor KPU Buru sudah duluan melakukan
langkah antisipasi delapan hari lalu dengan meminta tenaga kesehatan memeriksa
tensi darah, dan menyuntik vitamin serta diberi suplemen kesehatan.
Menurut Echal, pihaknya sangat
memahami lelah dan letihnya para penyelenggara Pemilu karena durasi perhitungan
suara cukup lama, yakni lebih dari 10 hari.
"Sangat manusiawi jika para
petugas PPK, Panwaslu dan saksi, juga petugas keamanan mengalami dehidrasi dan
kelelahan secara fisik. Sehingga membutuhkan suplemen dan kesehatan yang
terkontrol, mengantisipasi hal yang tidak diinginkan kita minta agar
disiagakakan petugas medis dilokasi rapat pleno PPK," bebernya.(KT-10)
0 komentar:
Post a Comment