Namlea,
Kompastimur.com
Dandim 1506/Namlea, Letkol
Inf.Syarifuddin Aziz menyeruhkan pentingnya rasa toleransi dan memupuk terus
rasa persatuan dan kesatuan di kalangan anak bangsa.
Hal itu disampaikan Dandim 1506/Namlea
saat menjadi Khotib Sholat Jumat di Mesjid Nametek, Jumat (26/4) siang.
Mengaeali khotbahnya, Letkol Syarifuddin
Azis mengutip surat Al Hujarat ayat 13 yang mengatakan, Allah ta'ala berfirman,
‘Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa~bangsa dan bersuku-suku, supaya
kamu saling kenal-mengenaf’.
Kata Letkol Syarifuddin, melalui ayat
ini kita diajarkan bahwa dalam Is|am, ajaran persatuan yang paling mendasar,
yaitu sikap saling mengenal dan berinteraksi satu sama iain.
lni artinya pendapat Islam sebagai agama
yang eksklusif sangat tidak relevan.
Seorang muslim diharapkan mau membuka
diri untuk bergaul dengan masyarakatnya.
la harus menjadi yang pertama menyadari
bahwa keragamaan suku, budaya dan bahasa adalah kepastian bahkan menjadi
sunnatullah tersendiri agar harus memperbanyak relasi, kenalan, karena bisa
jadi dari situlah ia mendapatkan peluang berbagi kebaikan Iebih banyak lagi.
"Untuk dapat saling mengenal dan
berinteraksi sesama muslim maupun sesama manusia maka kita harus tebarkan salam
sesuai Sabda Nabi Shalallahu ’alaihi wa sallam.
Sebarkanlah salam di antara kalian. Jika engkau melewati saudaramu,
ucapkanlah salam kepadanya Dan kalau dia yang memulai salam kepadamu, maka
wajib membalas salamnya," tutur Letkol Syarifuddin.
Ajaran kedua yang berkaitan dengan
budaya persatuan adalah sikap saling memahami dan bertoleransi. Setiap individu
mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula kumpulan individu, organisasi,
lembaga bahkan juga suku dan ras sekalipun.
Menurut Letkol Syarifuddin, dalam Islam,
kelemahan itu untuk dipahami, bukan malah dieksplorasi dan dijadikan bahan
kritikan, celaan yang tak pernah kunjung usai.
Jika hanya sekedar mengenal tanpa
berusaha memahami dan bertoleransi, maka
persatuan dalam skala apapun hanya menjadi impian yang semakin menjauh.
"Islam mengingatkan kita untuk
saling memahami dan bertoleransi, di antaranya melalui larangan saling mencela
dan menghina," ingatkan dia.
Letkol Syarifuddin kemudian menyitir
Quran Surat Al Hujarat ayat 11 , bahwa Allah ta'ala berfirman, "Wahai
orang-orang yang beriman,Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan)
perempuan Iain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari perempuan (yang mengolok-oIok).
Dengan menyitir ayat di atas, ia
menyampaikan rasa keprihatinannta atas kondisi bangsa kita saat ini yang begitu
mengkuatirkan, sangat mudah menyalahkan orang lain dan menganggap dia atau
kelompoknya yang panng benar, sehingga terkadang untuk meraup keuntungan
pribadi atau kelompok dengan mudahnya menyebarkan Hoax atau berita Bohong,
tanpa ada rasa takut dan dosa yang harus dia tanggung sebagai pertanggungjawaban
dihadapan Allah SWT.
Ia lalu menyitir riwayat HR Bukhari,
mengutip pesan Rarullullah SAW, bahwa Mukmin yang satu dengan yang lainnya
bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian
yang lainnya. (Rasulullah SAW sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela
jari-jari lainnya).
"Setelah saling mengenal dan
memahami, maka ajaran Islam menyempurnakan budaya persatuan dengan
memerintahkan untuk saling bekerjasama dan bersinergi. Allah ta'ala berfirman, Dan
tolong-menalonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,” lagi kutip Letkol
Syarifuddin dari Quran Surat Al Maidah ayat 2.
Dalam bahasa
sederhananya, kata Syarifuddin, seorang muslim diperintahkan untuk saling
bekerjasama, baik daIam lapangan kebaikan yang universal (kemanusiaan) maupun
kebaikan dalam kacamata syariah. (KT-10)
0 komentar:
Post a Comment