Namlea,
Kompastimur.com
Kepala Dinas Sosial
Kabupaten Buru, Zubair Surnia diperiksa selama tiga jam di Kantor Panwascam
Namlea karena terindikasi terlibat politik praktis dengan mengarahkan peserta
penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) agar memilih istrinya, Ny Elya
Gani, caleg Partai Golkar di Dapil I untuk kursi DPRD Buru.
Zubair Zurnia datangi
Kantor Panwascam Namlea di Bandar Angin
usai jam kantoran dan terlihat masih menggunakan baju dinas warna coklat pada
Jumat siang (4/3).
Tepat pukul 14.00 WIT,
Zubair Zurniah mulai diperiksa oleh tiga komisioner Panwascam, Ahmad Tukmuli,
Gawy Gibrihi dan Imran Barges.
Sebelum diperiksa,
terlebih dahulu Surnia diambil sumpah, kemudian diminta membubuhi tandatangan
di atas meterai kalau ia telah disumpah dan bersedia diambil keterangan.
Surniah diperiksa
selama tiga jam dan baru berakhir pukul 17.00 wit.
Komisioner Panwascam
Namlea Gawy Gibrihi yang dikonfirmasi usai pemeriksaan menjelaskan, kalau ada
17 pertanyaan yang ditanyakan kepada Surnia, terkait dengan dugaan pelanggaran
tindak pidana pemilu.
Surnia yang istrinya
turut menjadi Caleg Partai Golkar dari Dapil I untuk kursi DPRD Buru ini,
sesuai hasil temuan Panwascam, kedapatan mengumpulkan puluhan ibu-ibu penerima
PKH untuk diarahkan memilih istrinya tanggal 17 April nanti.
Aku Gawy, dari 17
pertanyaan, sebanyak 13 diantaranya menyasar kepada pokok permasalahan. Namun
seluruhnya disangkal oleh Surnia.
Karena kepentingan
mengungkap kasus ini, Panwascam Namlea belum mau membocorkan materi apa saja
yang ditanyakan kepada Surnia.
Tapi lucunya, saat
pemeriksaan berlangsung, sesuai hasil pantauan wartawan, Surnia berusaha
mengorek keterangan dari para komisioner Panwascam Namlea, soal siapa yang
mengadukan pertemuan di rumahnya pada hari Minggu pagi (3/3).
"Kami tidak
meladeninya. Ketua Panwascam, Ahmad Tukmuly hanya mengatakan kepadanya kalau
Kadis dalam pengawasan karena ada laporan masyarakat," jelas Gawy.
Karena selalu
berbelit-belit dalam memberikan keterangan, aku Gawy, tidak tertutup
kemungkinan kalau Surnia akan dipanggil kembali guna memberi keterangan
tambahan.
"Yang
bersangkutan menyatakan bersedia untuk dipanggil lagi," jelas Gawy.
Untuk kepentingan
mengungkap kasus ini, kata Gawy, Panwascam Namlea memandang perlu untuk meminta
keterangan dari beberapa saksi lagi, termasuk para ibu penerima PKH yang hadir
di rumah kadis.
"Kita ingin tahu
juga, mereka beramai-ramai hadir pada hari Minggu itu atas keinginan sendiri,
atau ada undangan dari kadis dan istrinya yang lagi nyaleg. Kemudian tujuannya
untuk apa hadir di sana," papar Gawy.
Seperti diberitakan,
Panwascam Namlea datangi Caleg Partai Golkar DPRD Buru dari Dapil I, Ny Elya
Gani, dan Kadis Sosial, Zubair Surnia, karena kumpul ibu-ibu penerima Program
Keluarga Sejahtera (PKH) di rumah mereka pada Minggu pagi (3/3).
Ketua Panwascam
Namlea, Ahmad Tukmuly yang ditemui wartawan di depan RH Mart, mengakui baru
saja keluar dari rumah caleg Partai Golkar itu."Beta baru saja tegur Ibu
Elya Gani dan suaminya pak Kadis Sosial,"benarkan Ahmad Tukmuly.
Menurut Tukmuly tidak
dapat dibenarkan, kalau caleg dari Partai Golkar itu memanfaatkan program PKH
di intansi suaminya untuk kepentingan politik dengan mengarahkan para penerima
bantuan untuk memilih dirinya.
Ia mengaku awalnya
tidak tahu kalau ada pertemuan di rumah Kadis. Namun ada yang melapor dan dia
langsung ke TKP untuk mengecek kebenaran info itu.
Di kediaman Kadis
Sosial Kabupaten Buru, Zubair Surnia ini, akui Ahmad Tukmuly, didapati ada
puluhan ibu-ibu yang lagi kumpul dengan Ny Elya Gani.
Namun caleg dari
Partai Golkar itu berkelit hanya silaturahmi biasa dan tidak semua yang datang
adalah penerima PKH.
"Yang datang
berasal dari Desa Waemiting," jelas Tukmuly mengutip keterangan istri
kadis itu. Kadis sosial juga
sempat keluar dari dalam kamar dan menemui Akhmad Tukmuly. Ia sempat berkilah, kalau
ibu-ibu penerima PKH itu hanya silaturahmi biasa.
Selain silaturahmi,
kadis berdalih ia juga ada punya keperluan menjelaskan hal-hal yang terkait
dengan penerima PKH ini, diantaranya masalah Basis Data Terpadu (BDT). .
Berusaha meyakinkan Panwascam,
kadis meminta para ibu penerima PKH ini Senin (4/3), datang ke Kantor Dinas
Sosial dan membawa KTP serta KK.
"Beta
mengingatkan kadis dan istrinya agar tidak boleh ada pertemuan seperti ini.
Apalagi bila ada indikasi mengarahkan peserta PKH untuk memilih istrinya, maka
akan berhadapan dengan panwascam. Dan bila ditemui ada dugaan pelanggaran, dan
terbukti, bisa saja Ny. Elya Gani dicoret dari daftar caleg," tegas Ahmad
Tukmuly.
Banyak pihak sangat
menyesalkan langkah kadis sosial mengumpulkan peserta PKH di rumahnya untuk
kepentingan istrinya. Kalau mau bicara soal BDT, sebaiknya di kantor dan bukan
di rumah.
Kendati disangkal oleh
Kadis ada kepentingan politik, mereka mendesak Panwascam untuk menindaklanjuti
masalah itu ke ranah dugaan pelanggaran pemilu.
"Kalau mau kumpul
peserta PKH, kenapa tidak dilakukan di kantor pada hari kerja dan ada tugas dan
tanggungjawab dari kepala bidang yang mengurusnya.Bukan kadis yang langsung
turun tangan. Tapi kumpulnya di rumah dengan istrinya ada calon," soalkan sumber yang membocorkan
info pertemuan itu kepada panwascam.
Langkah kadis dan
istrinya itu dinilai sangat berani. Padahal saat Rakor Bawaslu pada Sabtu sore
(2/3) di Hotel Awista, wakil dari sejumlah parpol sempat mengkritik pedas
Surnia, karena dugaan penyalahgunaan PKH di lapangan dan dijadikan komoditas
politik.
Bahkan usai rapat,
Zubair Surnia dengan nada tidak bersalah, di hadapan wartawan, mengaku belum
tahu kalau program penerima PKH pada 10 kecamatan diarahkan untuk memilih caleg
Partai Golkar, termasuk untuk memilih istrinya. (KT/11)
0 komentar:
Post a Comment