SBT, Komapstimur.com
Lomba cipta menu
tingkat desa yang digelar Negeri Amarsikaru terbilang unik dan patut
diapresiasi, karena lomba cipta menu kali ini menampilkan makanan khas para
pendahulu.
Hal ini
diungkapkan oleh Bendahara Negeri Amarsikaru, Murni Keliobas, pada Kamis (14/03)
Via telpon selulernya.
Keliobas
mengatakan, kegiatan lomba cipta menu yang digelar pada tanggal 2 Maret di
Amarsikaru tersebut merupakan salah satu program Negeri Amarsikaru,
Kecamatan Pulau Gorom.
Kegiatan ini
diikuti oleh perwakilan dari 11 Dusun dalam Wilayah Negeri Amarsikaru
diantaranya, Kilubas, Kelkulat, Kelsolat, kelurat, siksik, Derak, Inlomin,
Matlen, Wawasa, Arwou dan Pancalang.
Untuk memperkenalkan
makanan lokal desa Amarsekaru lewat lomba cipta menu tingkat desa, salah satu
makanan para pendahulu yang ditampilkan adalah buah mangrove yang dalam bahasa
Daerah Amarsikaru disebut Gain.
"Makanan
lokal di Negeri Amarsekaru yang saat ini suda hampir punah. Misalnya Buah
magrove yang dalam bahasa Amarsikaru berarti “Gain”. Itu adalah salah satu
makanan lokal pengganti nasi atau sagu pada zaman orang tua-tua," ucapnya.
Dirinya
berharap, kegiatan lomba cipta menu yang kembali menampilkan makanan khas para
pendahulu di Negeri Amarsikaru, harapan agar generasi muda di Negeri ini bisa
mengenal kembali makanan para pendahulu, sehingga generasi saat ini bisa tahu
dan mengenal makan lokal yang sering di konsumsi oleh masyarakat pendahulu
Amarsikaru sebagai pengganti sagu dan nasi.
Kedepan pangan
lokal ini akan dikelola dengan baik sehingga memiliki nilai jual, karena
Amarsikaru memiliki pangan lokal yang cukup banyak namun belum diketahui oleh
para generasi muda saat ini
"Harapannya
agar masyarakat lebih khusus generasi saat ini bisa mengenal makanan
lokal yang sering di konsumsi orang tua pada jaman dahulu. Pangan lokal yang
ada di Amarsikaru memiliki nilai jual dan memiliki pangan lokal yang cukup
banyak," ucapnya. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment