Namrole,
Kompastimur.com
Almarhum Wakil Bupati Buru Selatan
(Bursel), Buce Ayub Seleky baru meninggal 40 hari yang lalu, tetapi nampaknya
sudah tak dihargai lagi oleh teman seperjuangannya Bupati Burel, Tagop
Sudarsono Soulissa.
Betapa tidak, belum lama nama baik almarhum
diduga dilecehkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bursel, Amunuddin Bugis
yang menghina almarhum dan mengancam anaknya Ona Seleky yang berbuntut malah
Ona Seleky menjadi korban dan dipecat dari jabatan Bendahara.
Kini, rasa-rasanya Tagop pun memberi kesan
bahwa ia sudah tak lagi menghargai teman seperjuangannya almarhum Buce Ayub
Seleky yang telah berjuang bersamanya sebelum pemekaran hingga pertengahan periode
kedua pemerintahan keduanya itu harus diceraikan karena almarhum terlebih
dahulu dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebab, Tagop yang seharian hingga malam
hari dalam kondisi sehat-sehat saja dan sempat membuka acara Dinas Pendidikan
Kabupaten Bursel dan berada di Kantor Bupati hingga malam hari, tiba-tiba beralasan
sedang sakit dan tak bisa menghadiri Paripurna DPRD Kabupaten Bursel dalam
rangka penyampaian usul pemberhentian Wakil Bupati Bursel, Ayub Buce Seleky
yang berlangsung di ruang paripurna DPRD setempat, Jumat (01/03/2019) malam.
Tak terima dengan kesan tersebut, Ketua
Fraksi PDI Perjuangan, Sami Latbual pun melakukan protes dan mengamuk.
Suasana Paripurna ini mulai memanas Ketika
Ketua DPRD Bursel Arkilaus Solissa akan membuka paripurna itu dan langsung diinterupsi
oleh Sami Latbual yang mengkritisi ketidak hadiran Bupati dan hanya diwakili
oleh Assisten III Setda Kabupaten Bursel, Rony Lesnussa.
Menurut Latbual, harusnya minimal pada
paripurna itu dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekkda) dan bukan Assiten III
karena ini merupakan Paripurna paling bersejarah bagi Kabupaten Bursel dan
merupakan bagian dari bentuk penghormatan kepada almarhum Wakil Bupati terhadap
jasanya kepada kabupaten Bursel dan seluruh rakyat di daerah ini.
“Tapi beginikah bentuk ucapan terima
kasih kita kepada almarhum? Oleh karena itu, menurut saya Paripurna ini
dipertimbangkan. Beginikah bentuk penghargaan kita kepada sosok pemimpin kita
yang sudah menjadi almarhum,” tanya Latbual.
Menurut Latbual, almarhum Buce Ayub
Seleky bukan saja sebagai Wakil Bupati. Namun merupakan tokoh pemekaran Kabupaten
Bursel, namun sama sekali tidak memiliki harga dimata pemerintah dan lembaga
DPRD.
“Sebagai orang yang punya rasa, orang
yang punya hati, sebagai solidaritas apakah begini penghormatan lembaga ini,
negeri dan rakyat ini terhadap almarhum. Kami menghargai kehadiran Assiten III,
tapi begitu jauhkan mengutus Asiten III padahal ada Bupati, Sekda, Asisten 1, Asisten
II, tapi mengapa mereka utus sampai Asiten III. Jadi beginikan kita menghargai
orang yang berjasa kepada negeri ini,” tanya Latbual lagi.
Ia menyayangkan sikap Tagop yang
mengutus Asisten III untuk menghadiri Paripurna Pengusulan Pemberhentian Almarhum
Wakil Bupati. Padahal jika Bupati berhalangan ada Sekda, Asisten I dan Asiten II.
“Apakah mereka semua ini berhalangan? Sampai
yang diutus Asisten III?,” ucap Latbual bertanya.
Menanggapi instruksi Latbual, Pimpinan
Sidang Paripurna Arkilaus Solissa menjelaskan bahwa dengan menghitung-hitung
keberadaan Bupati di daerah ini, maka diagendakan paripurna ini dan memang saat
ini Bupati berada di daerah ini, namun hasil koordinasi Sekwan bahwa Bupati tak
bisa menghadiri lantaran kondisi Bupati yang tidak memungkinkan.
“Semestinya paripurna ini dilaksanakan
beberapa waktu lalu, namun keinginan untuk Pa Bupati untuk hadir, namun setelah
menghitung-hitung kehadiran Bupati di daerah ini, sekarang memang Bupati ada di
Bursel sehingga diagendakan paripurna dengan harapan Bupati bisa menghadiri
paripurna ini, tetapi sampai dengan malam ini ternyata hasil konfirmasi Sekwan,
ternyata kondisi kesehatan Bupati dalam keadaan terganggu,” jelas Solissa.
Lanjut Solissa, saat ini Sekda, Asisten
I dan Asisten II sedang melaksanakan tugas keluar daerah sehingga Bupati
menugaskan Asisten III untuk mewakili Bupati dalam rapat paripurna.
Dengan usulan dari Ketua Fraksi PDI
perjuangan, Sami Latbual, Solissa menawarkan kepada peserta paripurna apakah paripurna
ini dilanjutkan atau ditunda.
Hal ini langsung ditanggapi Anggota DPRD
dari Partai Gerindra Faisal Souwakil yang mempertanyakan apakah Pimpinan DPRD dapat
menghadirkan Bupati pada paripurna ini atau jika nanti waktu paripuna ini ditunda.
“Apakah pimpinan bisa menjamin Pa Bupati
hadir dalam paripurna ini atau tidak, karena seperti yang kita ketahui ya
seperti ini adanya,” ucap Faisal.
Terkait kondisi yang memberikan kesan
bahwa Tagop tak menghargai almarhum Wakil Bupati itu, Sami Latbual pun tak bisa
menahan air matanya dan kembali memprotes hal itu.
“Pimpinan, jujur tidak sedikitpun ingin
menghalangi paripurna ini, tetapi hanya menyampaikan itu karena kapasitas sebagai
anggota DPRD, kita punya kemitraan setiap tahun. Terlepas itu, itu beta pung
sudara, beginikah cara kamong hargai, maaf pimpinan beta agak kasar,” kata
Latbual dengan nada keras sambil memukul meja dan mukul mikropon yang berada di
depannya hingga terjatuh.
Melihat kondisi itu, Anggota DPRD Bursel
dari Partai PAN Sedek Titawael pun angkat suara. Sedek mengaku ketidak
hadiran Bupati dalam paripurna itu merupakan sebuah sikap kekejaman terhadap
jasa-jasa almarhum.
“Sesuungguhnya ini sebuah hal yang
sangat kejam. Apa yang disampaikan oleh saudara Sami harus disikapi secara arif,”
tegasnya.
Menurut Sedek, harsunya pimpinan DPRD
dapat mengkoordinasikan dengan Bupati secara baik sehingga tidak gegabah
melaksanakan Paripurna yang malah member kesan tidak ada penghormatan kepada
almarhum.
“Saudara Bupati dan saudara yang
meninggal ini dari awal perjalannya sampai dengan 2 periode dan berpisah di
tengah jalan, seharusnya saudara Bupati hadir pada malam Paripurna ini. Apa yang
disampaikan oleh saudara Sami, saya tertarik, saya terpukul, saya terharuh, kalau
paripurna ini hanya dihadiri oleh seorang Asisten,” ujarnya.
Olehnya itu Sedek sependapat Sami
Latbual, bahwa paripurna ini harus dipertimbangkan betul karena ini bukan
paripurna biasa-biasa yang dilaksanakan selama ini.
“Kita harus lakukan untuk menghargai
seorang manusia yang punya punya perjuangan yang begini hebat hingga
terbentuknya kabupaten ini dan pemerintahannya sudah berjalan satu setengah
periode ini, ini harus dihargai betul. Oleh karena ini paripurna itu, paripurna
ini tidak sempurna. Saya minta pimpinan dan kita semua bijak, kita minta waktu
yang tepat dan bisa menghadirkan saudara Bupati, terlalu kita anggab sepeleh
seorang manusia yang punya jasa besar kita anggab sepeleh,” ujarnya.
Bahkan, dengan nada keras pun dan
emosional pun Sedek meminta agar apa yang disampaikan oleh Sami Latbual itu tak
dianggab sepeleh.
“Oleh sebab itu, pertimbangkan paripurna
malam ini yang disampaikan oleh saudara Sami, saya sangat setuju, karena dia
orang Buru, dia bukan orang dari langit turun tanpa dia punya keturunan ada
disini. Saya berharap itu harus diperhatikan betul. Jangan kita menganggab ini
sepeleh. Kita semua manusia, dari sisi usia saya lebih tua dari dia, tapi dari
sisi jabatan dan perjuangan dan sejarahnya dia lebih dari saya dan berbeda,”
papar politisi PAN itu.
Sementara itu, anggota DPRD Bursel,
Jamatia Booy pun turut setuju dengan apa yang disampaikan oleh Sami Latbual. Sebab,
menurutnya, Bupati atau Sekda harus bisa menghadiri Paripurna bersejarah ini.
“Apa yang disampaikan oleh Pa Sami tadi
juga merupakan bagian penting dan mungkin sekurang-kurangnya kehadiran Bupati
atau Sekda itu merupakan suatu penghargaan bagi almarhum Wakil Bupati,” ujarnya
sambil meminta agar paripurna ini ditunda.
Namun, lagi-lagi, Bupati pun memilih
masuk kantor dengan kondisi sehat, namun enggan untuk menghadiri paripurna
tersebut dan hanya mengutus Sekda Kabupaten Bursel untuk menghadiri Paripurna
tersebut.(KT-Tim)
Paripurna kemudian dijadwalkan berlangsung
Sabtu (02/02/2019) pukul 09.00 WIT, namun kemudian molor hingga pukul 11.30 WIT
baru dimulai.
0 komentar:
Post a Comment