Foto : Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa saat memberikan sambutan ketika membuka kegiatan Musrembang RKPD Kabupaten Bursel Tahun 2020 di Aula Kantor Bupati Bursel, Senin (25/03/2019) |
Namrole, Kompastimur.com
Sikap alergi Bupati
Buru Selatan (Bursel), Tagop Sudarsono Sooulissa terhadap wartawan nampaknya
kian memuncak. Ia tak suka dikritisi lewat tulisan-tulisan wartawan, ia mau
hanya ditulis Asal Bapak Senang (ABS).
Kendati wartawan
selama ini turut menjadi mitra Pemerintah Daerah dalam membangun Kabupaten
Bursel yang dipimpinnya, namun ternyata di mata politisi yang gagal jadi Calon
Gubernur Maluku ini selalu saja negatif.
Suami Calon
DPR RI, Safitri Malik Soulissa ini bahkan tegah menyakiti hati para wartawan
dengan melontarkan tudingan-tudingan negatif.
Tudingan-tudingan
Tagop itu disampaikan diakhir sambutannya ketika membuka Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Bursel Tahun 2020 di Kantor Bupati setempat, Senin (25/03/2019).
“Jangan wartawan
hanya melihat yang jeleknya saja, karena Bapak/Ibu sekalian, banyak wartawan
saat ini, beta kurang tahu wartawan itu harus independen, itu undang-undang kewartawannya,
tapi wartawan sekarang ini wartawan titip titip menitip, wartawan yang membawa
aspirasi kepentingan politik orang-orang tertentu, wartawan yang selalu
menjustifikasi seluruh perbuatan baik dari pemerintah, dari orang-orang,” kata
Bupati yang lebih banyak berada di luar daerah itu.
Menurut Tagop,
wartawan harusnya menulis yang baik-baik saja, walaupun ada hal yang harus
dikritisi demi perbaikan kedepan.
“Mungkin wartawan
itu ingin katong semua mati baru dia tulis baik-baik dari katorang, betul kah
seng. Orang mati tu baru orang bisa tulis dia, kasihan. Biar dulu dia pemabuk,
pelacur, tetapi tetap ketika dia mati orang yang menilai dia, biar dia pelacur
tapi dia ada bantu beta baik-baik, iya kan, betul ka seng,” ucap Bupati dua
periode yang belum mampu membawa Kabupaten Bursel keluar dari predikat
Disclaimer ini.
Ia pun
menuding, wartawan selalu melacurkan berbagai perbuatan baiknya dengan berita-berita
yang tidak baik.
“Ketika dia
hidup, 1.000 per buatan baik selalu dilacurkan oleh kepentingan-kepentingan
orang yang dibawahi dia,” paparnya.
Tak hanya
sampai disitu, kendati tak ada satu pun wartawan yang hanya lulusan SD di
Kabupaten Bursel, namun Bupati yang akhir-akhir ini lebih banyak mengurus
kepentingan politik istrinya sebagai Calon DPR RI ketimbang mengurus Kabupaten
Bursel ini pun mengutip pernyataan mantan Gubernur Maluku Said Assagaff yang
gagal melanjutkan periode kedua dengan menuding bahwa berbagai pemberitaan
wartawan selama ini ialah karya wartawan lulusan SD.
“Nah, ini beta
harus ingatkan supaya kita harus bertindak cerdas. Jadi wartawan harus cerdas,
pandai, kalau wartawan yang tulis itu lulusan SD juga makanya Pa Gubernur dulu,
Pa Said Assagaff pernah bilang wartawan lulus SD juga bisa tulis seperti itu,”
cetus suami anggota DPRD Provinsi Maluku itu.
Namun, setelah
melontarkan tudingan-tudingan pedas dan menyakiti hati wartawan, Tagop lalu
sedikit memuji wartawan dan berharap agar wartawan bisa menulis berita ABS.
“Tetapi beta
yakin bahwa wartawan-wartawan yang hadir hari ini adalah wartawan-wartawan yang
cerdas dan anak muda yang cerdas dan sarjana semua dan bisa menyampaikan
pesan-pesan kepada masyarakat dengan baik,” tuturnya.
Untuk diketahui,
usai membuka Musrembang RKPD Tahun 2020 ini, sejumlah pimpinan OPD di lingkup
Pemkab Bursel pun kemudian mencegat wartawan atas perintah Tagop untuk tidak
boleh ikut ke Kecamatan Kepala Madan guna mengiktu pelantikan Kepala Desa di
Kecamatan tersebut.
Diduga, larangan
yang disampaikan langsung oleh Kasat Pol PP Kabupaten Bursel, Asnawy Gay dan
Sekretaris DDPRD Kabupaten Bursel, Hadi Longa itu karena Tagop sudah alergi dengan
wartawan. (KT-Tim)
0 komentar:
Post a Comment