• Headline News

    Monday, March 25, 2019

    “Bupati Bursel” Penerima Penghargaan PWI Alergi Wartawan ?

    Foto : Bupati Kabupaten Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa (kanan) ketika menerima penghargaan dari Ketua PWI Pusat, Atal Sembiring Depari (kiri) sebagai salah satu Bupati di Indonesia yang peduli olahraga, pada Hari Pers Nasional (HPN) 2019 (Web).

    Namrole, Kompastimur.com
    Bupati Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Tagop Sudarsono Soulissa belum lama memperoleh penghargaan dari PWI Pusat sebagai salah satu bupati di Indonesia yang peduli olahraga, pada Hari Pers Nasional (HPN) 2019.
    Penghargaan kepada, Tagop Soulisa diserahkan langsung Ketua PWI Pusat, Atal Sembiring Depari,  pada malam Golden Award  SIWO PWI 2019, Jumat (08/02/2019) malam di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

    Namun nampaknya penghargaan tersebut diberikan kepada figur yang salah, sebab ternyata sang penerima penghargaan yang adalah suami dari Safitri Malik, Calon DPR RI Dapil Maluku ini diduga adalah figur yang alergi terhadap wartawan.

    Sikap alergi Bupati Bursel terhadap wartawan ini terkuak lewat pernyataan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Bursel yang mengaku bahwa sang Bupati melarang wartawan untuk meliput kegiatan pelantikan sejumlah Kepala Desa di Kecamatan Kepala Madan yang akan dilakukannya, Senin (25/03/2019).

    Dimana, mantan Ketua PWI Kabupaten Bursel yang juga wartawan Suara Maluku Taufik Hidayat Tuanaya bersama dua rekannya Herman Masuku (wartawan Spektrum Maluku) dan Sudirman Warhangan (wartawan Mediator Maluku) yang ingin menghadiri kegiatan pelantikan itu pun di cegat oleh Kasat Pol PP Kabupaten Bursel, Asnawy Gay atas peritah Bupati.

    "Asnawy Gay bilang untuk Beta (Saya-red) bahwa Bupati larang wartawan ikut," kata Tuanaya kepada wartawan di Namrole, Senin (23/03/2019).

    Lanjutnya, bukan hanya Asnawy, tetapi ternyata larangan Bupati itu pun turut disampaikan langsung oleh Sekretaris DPRD Kabupaten Bursel yang juga salah satu kandidat Sekretaris Daerah (Sekda) Bursel, Hadi Longa.

    "Hadi Longa juga bilang Wartawan jangan ikut," tandas Tuanaya.

    Tuanaya yang dikenal sangat dekat dengan Tagop ini mengaku bahwa pers dan pemerintah daerah adalah mitra. Dimana, keberhasilan pembangunan di daerah ini juga tak lepas pisah dari andil pers.

    Ia pun mengaku heran dengan sikap Bupati Bursel dua periode yang gagal menjadi Calon Gubernur Maluku itu.

    "Wartawan dilarang ikut, berarti sudah berbeda dengan keinginan Bupati saat menyuruh Beta untuk berangkat ke Kecamatan Kepala Madan untuk meliput pelatikan Kades. Padahal, itu disampaikan di acara Musrembang tadi saat ketemu Bupati," jelas Tuanaya.

    Walau begitu, figur yang selalu berfikir positif terhadap sang Bupati ini menduga larangan tersebut kemungkinan bukanlah keinginan dari Bupati, tetapi ada pihak ketiga yang sengaja membawa-bawa nama Bupati.

    "Beta kira Bupati tidak melarang wartawan, beta curiga orang-orang dekat Bupati yang tidak mau wartawan ikut," pungkas Tuanaya.

    Bupati yang dikonfirmasi via telepon selulernya terkait hal tersebut ternyata tak bisa dihubungi.

    Untuk diketahui, selain diduga alergi wartawan, Minggu (17/03/2019) lalu, salah satu wartawan Kabupaten Bursel yang juga mantan Bendahara PWI Kabupaten Bursel, Bernardo Leluly pun dianiaya oleh Syarifudin Pellu, warga Desa Masnana, Kecamatan Namrole.

    Ketika ditanyai oleh wartawan maupun dari hasil pemeriksaan oleh penyidik di Mapolsek Namrole, Syarifudin mengaku kalau aksi penganiayaan yang dilakukannya terhadap wartawan Koran Tahuri itu karena disuruh oleh kerabat Bupati Bursel, Du Soulissa yang sehari-hari bekerja sebagai supir Bupati. (KT-03)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: “Bupati Bursel” Penerima Penghargaan PWI Alergi Wartawan ? Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top