Namrole, Kompastimur.com
Puluhan masa
yang tergabung dalam Forum Masyarakat Adat Pulau Buru Bersatu (FORMABB) turun
kejalan dan menggelar aksi damai menuntut Kapala Dinas Pertanian (Kadistan)
Kabupaen Buru Selatan (Bursel) Amunidin Bugis dicopot dari jabatannya, Rabu
(6/2/2019).
Aksi FORMABB
yang terdiri dari perwakilan Tokoh Adat dan Toko Pemuda, Mahasiswa serta
masyarakat dari enam kecamatan ini dilakukan lantaran Kadistan Bursel telah
melecehkan Almarhum Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky dengan mengeluarkan kata-kata
yang tak pantas sebagai seorang pimpinan kepada anak Almarhum Wakil Bupati, Ona
Seleky.
Hal ini memicu
kemarahan masyarakat Bursel dan mendorong mereka untuk turun kejalan menuntut
dengan tegas agar Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa membuat Surat
Keputusan (SK) untuk menonjobkan Aminudin Bugis.
Masa dibawa
pimpinan Kordinator Lapangan (Korlap) Aser Biloro ini berkumpul diperempatan
jalan Desa Waenono, Kecamatan Namrole.
Sekitar pukul
11.00 WIT, dengan menggunakan mobil pickup bernomor polisi DE 8828 AD, yang
dilengkapi bendera Merah Putih, Ifutin dan pengeras suara, serta menggunakan puluhan
motor, masa bergerak menujuh bandara
Namrole kemudian balik menuju kantor Bupati Bursel.
Sepanjang
jalan, tak henti-hentinya FORMABB menyampaikan keinginan kuat masyarakat Bursel
untuk memecat kadis dan mengusirnya dari kabupaten bertajuk Lolik Lalen Fedak
Fena itu karena dianggap dapat merusak dan melecehkan tatanan adat hidup Kait
Wait (Adik Kaka) di kabupaten tersebut.
Pantauan media
ini, masa tiba di kantor Bupati tepat pukul 11.46 WIT dan langsung menyampaikan
3 tuntutannya di depan kantor bupati oleh sejumlah orator.
Tiga tuntutan
dari FORMABB itu adalah, (Satu) Mendesak Pemkab Bursel dalam hal ini Bupati
Tagop Sudarsono Soulissa untuk mencopot jabatan kepala dinas pertanian.
(Kedua)
meminta Pemkab Bursel mengambil langkah secepatnya untuk mengeluarkan Kadistan
dan keluarganya dari Kabupaten Bursel.
"Ketiga,
kami meminta pihak kepolisian menindak pelaku pelecehan sang Almarhum Wakil
Bupati Bursel," teriak korlap Aser Biloro.
Maraden
Hukunala pada kesempatan itu mengatakan bahwa perbuatan Kadis Pertanian tidak
bisa ditolerir dalam bentuk apapun dan tidak bisa dimaafkan karena telah
menghina Almarhum Wakil Bupati, salah satu Tokoh Pemekaran dan secara otomatis
telah menjatuhkan harga diri masyarakat adat Bursel.
"
Menghina Almarhum Wakil Bupati sama saja meludahi muka kami masyarakat adat.
Sudah datang makan dipiring kami, banting piring lagi, saya dan seluruh
masyarakat Bursel tersinggung, kami sangat tersinggung dan marah," teriak
Hukunala dengan nada keras.
Sedangkann
Billy Solissa yang diberikan kesempatan untuk berorasi, mengecam tindakan kadis
karena dinilai sudah menjatuhkan harkat dan martabat masyarakat Bursel dan
memintah Bupati agar tidak memelihara pimpinan OPD seperti itu karena akan
membawa dampak yang tidak baik bagi daerah.
"Harkat
dan martabat kita diinjak dan dilecehkan, kami minta Bupati agar tidak
memelihara kadis seperti kadis pertanian, karena tipe itu tipe penghacur
kehidupan persaudaraan di Bursel. Kami minta yang bersangkutan dicopot dan
dikeluarkan dari daerah ini karena kalau tidak dikeluarkan akan ada
korban-korban selanjutnya ," tegas Solissa.
Setelah
berorasi dua jam lebih, masa kemudian ditemui Kasat Pol.PP Bursel Asnawi Gay,
Kapolsek Namrole AKP Yamin Selayar, dan Kepala Kesbangpol Ismid Thio untuk
mempersilakan 6 perwakilan masa menemui Bupati.
Namun ada
keanehan dalam pertemuan tersebut karena Wartawan yang sudah masuk bersama
perwakilan masa diminta keluar dan tidak diperkenankan untuk meliput pertemuan
tersebut.
Setelah
menunggu kurang lebih 40 menit, perwakilan masa keluar dan mengatakan bahwa
bupati sudah berjanji untuk memecat Aminudin Bugis dari jabatan kadisnya.
"Hasil
kesepakatan tadi, Bupati sudah berjanji hari ini masalah kadis dan Bendahhara
(Ona Seleky) selesai dan menonjobkan kadis pertanian, tetapi kami sebagai anak
adat dan lembaga akan menunggu SK dari Bupati dan mengawal ini terus. Kalau
tidak ada SK itu bukan saja aksi hari ini, tapi kami akan menggelar aksi sampai
kadis dipecat dengan masa yang lebih besar," ujar Maraden Hukunala usai
bertemu Bupati.
Dirinya
meminta, kepada seluruh masyarakat, OKP/ormas dan media yang ada di Bursel agar
dapat menginfokan ke Lembaga adat apabila kadis pertanian belum diberhentikan
dari jabatannya.
"Kami
kawal sama-sama dan minta kepada masyarakat Bursel, media dan siapa saja untuk
menginfokan kepada kami apabila Aminudin masih menjabat sebagai Kadis
Pertanian. Kami akan kembali dan menuntut apa yang dijanjikan Pak Bupati,"
ucap Hukunala.
Sementara
terkait Pengusiran Kadis dari Bursel, Hukunala menjelaskan bahwa keputusan itu
sementara dipertimbangkan Bupati dari segi aturan.
Namun dirinya
meminta setelah Aminudin dinonjobkan, Ia (Kadis) harus keluar dari Bursel untuk
mencegah hal-hal negataif terjadi yang dapat dilakukan oleh pihak ketiga
sehingga masyarakat adat nantinya akan dipersalahkan.
"Hemat
kami sebaiknya beliau (Kadis) disingkirkan dari Bursel, yang kami takuti jika
yang bersangkutan masih di Bursel, ada pihak-pihak yang mengambil manfaat dan
jika kadis pertanian dilecehkan secara fisik siapa yang mahu
bertanggungjawab," tambahnya.
Usai
memberikan keterangan, Hukunala bersama masa membubarkan diri dan meninggalkan
kantor Bupati. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment