Piru, Kompastimur.com
Tensi politik
menjelang Pemilihan Legislatif ( Pileg ) 2019 semakin memanas, segala hal dan cara dapat dilakukan untuk meloloskan
kepentingan politik seperti yang terjadi di Desa Tahalupu Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dengan adanya intervensi penguasa yang diduga dilakukan untuk meloloskan dua caleg dari partai HANURA yakni Jen Heluth
dan Moh Ikbal Payapo.
Upaya untuk
meloloskan dua caleg dari partai Hanura dimana salah satunya adalah anak Bupati
SBB Moh Yasin Payapo dan masyarakat Desa Tahalupu seakan-akan ditakuti dengan
ancaman, dengan tujuan untuk memuluskan
niat Moh Ikbal Payapo dan Jen Heluth yang berada dalam satu paket politik.
Jen Heluth yang
berani lakukan itu karena adiknya saat ini adalah sopir Orang nomor satu
Kabupaten SBB sehingga dirinya merasa dekat dan leluasa untuk berbuat apa saja
untuk memuluskan kepentingan politiknya, sedangkan Moh Ikbal Payapo Caleg DPRD Maluku
dapil Seram Bagian Barat yang juga anak orang nomor satu kabupaten ini pun
melakukan hal yang sama.
Hembusan kuat
ada beberapa isu yang saat ini terjadi di Desa Tahalupu dan sangat merugikan
masyarakat akibat dari politik ini.
Isu yang lagi
hebonya yaitu jika masyarakat siapa saja yang tidak mengikuti Jen Heluth dan
Moh Ikbal Payapo akan dihantui dengan ancaman, bahkan apapun pekerjaan harus
diambil alih oleh orang yang diakui partai Hanura alias mereka saja yang hanya
mau mengikuti Jen Heluth dan Moh Ikbal
Payapo.
Mirisnya lagi,
semua pekerjaan yang ada di Desa Tahalupu ada kaitannya dengan partai Hanura
sehingga masyarakat terasa diintimidasi oleh Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo
sehingga pengikut mereka sajalah yang ikut serta dalam pekerjaan tersebut, dan
yang tidak mengikuti mereka berdua tidak dilibatkan dalam pekerjaan manapun
apalagi terlibat untuk terima bantuan.
Salah satu yang
membuat masyarakat Desa Tahalupu terintimidasi adalah air bersih merupakan
pekerjaan Desa yang anggarannya juga diperuntukan dari ADD dan DD Desa Tahalupu
namun kembali-kembali dikatakan itu bantuan dari partai Hanura, sehingga
dikerjakan dan dapat menerima air bersih kerumah rumah hanya buat mereka yang
memilih dan mengikuti Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo saja.
Informasi yang
dihimpun dari beberapa masyarakat Desa Tahalupu Kecamatan Huamual Belakang
Kabupaten Seram Bagian Barat mengakui saat ini mereka dihantui dengan ancaman –
ancaman bahkan yang menjadi haknya mereka pun tidak diberikan.
" Orang yang
ikut Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo saja yang dapat, kalau yang tidak ikut
tidak dapat karena katanya itu bantuan dari partai Hanura, jadi yang ikut Jen
Heluth dan Moh Ikbal Payapo saja yang dapat,” ungkap salah satu warga Desa Tahalupu
yang enggan namanya disebutkan.
Lanjutnya, air bersih
dalam hal ini PAMSIMAS salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, dan dilaksanakan di wilayah perdesaan dan
pinggiran kota, namun disampaikan ditengah-tengah masyarakat bahwa itu adalah
bantuan dari partai Hanura.
" Air
bersih itu khusus untuk orang dekat saja yang ikut Jen Heluth dan Moh Ikbal
Payapo kalau tidak pilih dan ikut mereka berdua, maka air bersih tidak
dimasukan ini tidak adil,” katanya.
Dijelaskan, pipa
yang sudah dipasang warga untuk mendapatkan air bersih kembali dilepas karena
tidak memilih dan tidak mengikuti Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo ini yang
disesalkan warga dengan adanya intervensi kuat serta adanya intimidasi yang
dilakukan oleh Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo untuk warga yang tak mau memilih
dan mengikuti mereka berdua.
" Pemasang
pipa warga untuk mendapatkan air bersih yang masuk pada masing-masing rumah itu
dilewati. Dilewati karena tak pilih Jen Heluth dan Moh Ikbal Payapo, tapi kalau
yang pilih tidak dilewati langsung dimasukan ke rumah warga itu,” ujarnya. (KT/MFS)
0 komentar:
Post a Comment