Namrole, Kompastimur.com
Staf Ahli
Gubernur Maluku Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Ronny Sam Wolter
Tairas ketika membaca sambutan Gubernur Maluku Said Assagaf dalam acara
Pemakaman Almarhum Buce Ayub Seleky, Wakil Bupati Buru Selatan turut mendokan
yang terbaik bagi salah satu Putra Terbaik Buru Selatan itu.
“Selamat jalan
Pak Ayub, selamat jalan Pemimpin Negeri, selamat jalan Putra Terbaik Bangsa
yang telah berbakti bagi kemajuan Ibu Pertiwi. Selamat berpisah saudaraku,
Tuhan menerimamu kembali ke sisis-Nya, sebab mulai hari ini, hari-harimu sudah
terhitung genap dalam buku kehidupan,” kata Assagaf.
Lanjutnya,
ungkapan bijak tentang kehidupan menegaskan ‘Manusia dapat berencana tetapi
Tuhanlah yang menentukan’.
“Pesan bijak ini
pula menjadi sandaran kami, tatkala harus mendengar berita duka bahwa saudara
Ayub Seleky, Wakil Bupati Buru Selatan telah dipanggil pulang menghadap Tuhan
Yang Maha Kuasa,” ucapnya.
Tak pernah
terlintas sedikit pun dalam benak saya selaku Gubernur, lanjutnya bahwa Berita
dukacita itu datang menyeruak kita semua di Maluku dengan begitu cepat dan
tiba-tiba.
“Maka
sesungguhnya, tidak banyak yang dapat kami perbuat, selain mengucap syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Sang Sumber dan Pemilik Kehidupan, karena dalam
keyakinan iman, kami percaya ‘Pak Ayub’ meninggal dalam damai sejahtera Tuhan,”
ujarnya.
Keyakinan
Assagaf begitu kuat, karena Ia menyaksikan sendiri bahwa dalam perjalanan
karier hidupnya, Almarhum dikenal sebagai sosok orang yang energik, tekun dan
loyal terhadap kerja, tegas dalam bersikap, jujur dalam berkata, serta punya
ketulusan untuk mengabdi bagi daerah dan masyarakat Buru Selatan.
“Saya bisa
berkata demikian karena Saya tahu persis, bahwa Almarhum adalah satu diantara
sejumlah tokoh muda yang menjadi kunci dalam memperjuangkan Pemekaran Buru
Selatan. Mungkin seluruh kerja, karya dan bakti pengabdian semasa hidupnya,
sebagian besar tersita untuk kepentingan daerah dan masyarakat Buru Selatan,”
katanya.
Perjalanan hidup
manusia, lanjutnya lagi, entah dalam berbagai status sosial, jabatan dan peran
apapun, tidak akan pernah dapat memastikan dan menentukan masa hidupnya
sendiri. Kehendak bebas Tuhan atas umat ciptaan-nya adalah sesuatu yang tidak
dapat diintervensi oelh siapapun juga.
Demikian halnya
dengan Pak Ayub, yang sebelumnya dalam kondisi sehat dan baik-baik saja, bahkan
tiada kabar sedikitpun apakah sedang sakit. Ternyata kehendak Tuhan menentukan
lain. Sekali lagi, Tuhan telah mendemostrasikan kemahakuasaan-Nya yang tak
mampu terhampiri oleh akal sehat pemikiran kita manusia.
Sesungguhnya
kita sadar, sesadar-sadarnya bahwa semua peristiwa ini terjadi menurut kehendak
dan kuasa Tuhan, namun sebagai manusia, kenyataan ini rasanya sulit diterima
oleh kita yang ditinggalkan, terutama Ibu Erny dan semua anak cucu tercinta
beserta sanak keluarga besar Seleky. Itu sangat manusiawi, sebab justru
disitulah ungkapan dan bukti akan rasa cinta tulus dan sayang mendalam kita
kepada Almarhum.
Namun diatas
semua itu, perlu kita sadari bahwa yang telah terjadi di dunia ini sepenuhnya
berada dalam rancangan Tuhan Yang Maha Kuasa, baik kepada Almarhum tetapi juga
untuk keluarga besar masyarakat Buru Selatan bahkan rakyat Maluku.
“Kita masih
sangat mengharapkan kehadiran Almarhum karena ide, pikiran dan kerja serta
karya beliau masih terus berlanjut. Tetapi pada akhirnya kita sampai pada titik
kesadaran, bahwa Tuhan jauh lebih mengasihinya, karena itu Tuhan memanggilnya
pulang pada waktunya dan supapya memberikan tempat yang layak disisi-Nya,”
ungkapnya.
Untuk itulah,
sebagai orang-orang yang beriman, kata Assagaf, kita diharapkan untuk tidak
ragu, berat hati apalagi memprotes Tuhan, tetapi sebaliknya harus pasrah dengan
ketulusan dan tetap bersyukur dalam keikhlasan melepas kepergiannya sebagai
manifestasi cinta sejati Ilahi yang telah diwujudkan kepada Suami, Ayah, Opa,
Saudara, Temann, Sahabat kita alamarhum Pak Ayub di hari ini.
Menurutnya,
dalam catatan karier Almarhum selama mengabdi bagi Buru Selatan, telah begitu
banyak tugas dan tanggung jawab yang diemban. Almarhum adalah sosok pegawai
yang memulai karier dari bawa. Demi menjadikan Buru Selatan maju dan setara
dengan daerah lain, Almarhum bersama-sama dengan saudara Bupati Buru Selatan,
dan teman-teman pemuda lainnya membentuk Tim Pemekaran Daerah.
Perjuangan itu
berhasil, dan berkat kerja keras, dedikasi, loyalitas dan pengabdian total,
maka Almarhum kemudian dipercayakan oleh rakyat menjabat Wakil Bupati Buru
Selatan masa jabatan 2011-2016 dan berlanjut ke masa jabatan 2016-2021.
Bersama dengan
Saudara Bupati, mereka menjadi pasangan ideal yang dipercayakan rakyat untuk
memimpin dalam kurun waktu 10 tahun. Namun, tanggal 19 Januari 2019 lalu,
adalah batas waktu yang diperkenankan Tuhan baginya, dan kita pun hanya bisa
tertunduk dan terdiam, seraya menerima realitas ini.
Pengorbanan
mulia kepada daerah, Negara dan bangsa Indonesia, telah dipenuhinya. Loyalitas
dan dedikasi tulus telah dipersembahkan bagi masyarakat dan negeri Lolik Lalen
Fedak Fena, dan karena itu kita semua, khususnya segenap rakyat Buru Selatan
berhutang besar kepadamu Pak Ayub. Kami belum sempat, bahkan mungkin pula tak
sanggub untuk membalasnya. Hanya doa tulus untuk semua karya-karyamu itu
diberkati Tuhan supaya berbuah dan menjadi keberkahan bagi banyak orang.
“Kini saya
berdiri disini, atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Malku, saya harus
menyampaikan Penghargaan Tinggi dan Terima Kasih yang tak terhingga kepada
Almarhum selama melaksanakan tugas Negara di lingkup Pemerintah Kabupaten Buru
Selatan, tetapi juga Provinsi Maluku. Buah karya dan jasa-jasamu akan menjadi
catatan emas dalam histori negeri ini, dan pasti terwariskan bagi generasi masa
depan,” tuturnya.
Tambahnya,
penghargaan tinggi juga disampaikan kepada Ibu Erny, anak-anak dan cucu-cucu
terkasih beserta keluarga besar Seleky, yang selalu setia mendampingi almarhum,
dalam suka duka menjalani tugas-tugas ,engabdi dan berkarya untuk bumi pertiwi,
maupun dalam jabatan kenegaraan yang dipercayakan.
Menurut Assagaf,
kesedihan adalah ekspresi dari sebuah realitas kedukaan yang dialami saat ini,
namun saya ingin mengingatkan, janganlah kita larut dalam kesedihan yang
berkepanjangan, lalu mengabaikan hal penting lainnya.
Sebab, kenyataan
hidup kedepan harus terus dijalani keluarga, dan karena itu harus percaya bahwa
penyertaan Tuhan Yesus Sumber Kehidupan pasti selalu bersama dengan keluarga.
“Dalam rasa duka
yang mendalam, kami berdoa mengiringi kepergian Almarhum Pak Ayub mendapatkan
temoat yang damai disisi Bapa di Sorgawi. Doa tulus pula kepada Ibu Erny,
anak-cucu dan semua basudara agar senantiasa diberi kekuatan dan ketabahan
serta berkat Allah Sumber Kehidupan dalam menjalani hari-hari hidup kedepan,”
tuturnya. (KT/01)
0 komentar:
Post a Comment