Ambon, Kompastimur.com
Perhelatan Pemilihan Umum
Presiden Tahun 2019, telah didepan mata.
Sejumlah partai pendukung
pasangan calon presiden telah melakukan berbagai kerja politik demi memenangkan
pasangan calon Presiden yang diusung.
Menyikapi hal tersebut,
Direktur Media Riset Strategi Bedah Nusantara, Steve Palyama menyatakan semua
langkah politik lewat partai koalisi itu baik, akan tetapi masih banyak hal
harus diperhatikan oleh para partai pendukung Paslon Capres agar semua
kerja-kerja suksesi tidak kemudian menjadi sia-sia.
" Jika kita
berbicara soal partai Politik, dan tingkat Elektabilitas paslon Presiden dan
wapres saat ini, tentunya hal tersebut tidak lepas dari dukungan Parpol yang
kemudian tergabung dalam partai Koalisi, terutama soal keterwakilan kursi di
parlemen (DPR RI dan DPRD )". Demikian Disampaikan Oleh Steve Palyama di
Ambon (23/1).
" Jika kita melihat
kepada konfigurasi Keterwakilan jumlah kursi di Parlemen, (DPR RI). Maka ada 6
Partai dari Koalisi (Jokowi - Amin) yang memiliki kursi diparlemen, yakni
PDI-P, Hanura, Golkar, Nasdem, PPP, PKB, dengan Total perolehan kursi sebesar
60.7%, jumlah ini juga akan ditambah dukungan dari 3 parpol non Parlemen yakni
Perindo, PSI, dan PKPI. Sehingga jika mengacu kepada dukungan parpol tentunya,
jumlah tersebut secara gamblang akan memberikan signal yang kuat, soal besarnya
dukungan bagi paslon Capres nomor urut 1 (Jokowi - Amin), yang kemudian
memberikan gambaran soal besarnya presentase Elektabilitas (tingkat ketokohan)
dari Paslon nomor urut 1 (Jokowi - Amin)," Ungkapnya.
Disamping itu, Lanjutnya,
secara konfigurasi partai koalisi milik Paslon Nomor Urut 1 (Jokowi-Amin)
memiliki keterwakilan dalam jumlah yang hampir signifikan pada DPRD tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota se Indonesia.
" Oleh sebab itu
jika hari ini kita mengukur faktor Elektabilitas Paslon Capres, lewat dukungan
partai politik, tentunya Elektabilitas Paslon Nomor urut 1 (Jokowi - Amin),
masih berada diatas Paslon Nomor Urut 2 (Prabowo-Sandi). yang hari
ini berdasarkan data, koalisi mereka memiliki keterwakilan kursi di Parlemen
(DPR RI) sebesar 39.86%, yang walaupun sudah ditambah keterwakilan
kursi di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota Se Indonesia, akan tetapi hal
tersebut tidaklah memberikan dampak Elektabilitas yang signifikan bagi Paslon
Nomor Urut 2 (Prabowo - Sandi)," Jelasnya.
Disisi lain tambahnya,
Koalisi partai dari Paslon Capres Nomor Urut 1 (Jokowi - Amin) juga di dukung
dari 3 Parpol Non Parlemen yakni Perindo, PSI dan PKPI, dan tentunya hal ini
juga akan memberikan dukungan masa, lewat struktur dan kerja-kerja partai demi
memenangkan Paslon Nomor Urut 1 (Jokowi - Amin).
" Memang seperti
yang kita ketahui Paslon Capres Nomor urut 1 (Jokowi-Amin), Didukung oleh 9
Parpol yang tergabung dalam koalisi mereka, yakni ( PDI-P, Golkar, Nasdem,
PKPI, Perindo,Hanura,PPP, PKB, dan PSI). Akan tetapi hal ini juga,
masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang Besar, dan mesti segera
diselesaikan, terutama soal Internal Partai Koalisi. Sebab jika kita mengacu
kepada Pilpres lima tahun lalu, kita mendapati bahwa dukungan partai
Koalisi yang besar belum menjadi jaminan bahwa hal tersebut adalah bentuk
keterwakilan secara real dari dukungan masyarakat kepada Paslon yang
diusung," Terang Palyama.
Palyama Menegaskan, Jika
Paslon Capres Nomor Urut 1 (Jokowi - Amin) ingin memenangkan Perhelatan Pilpres
2019 nanti, maka Paslon Capres (Jokowi - Amin), tidak bisa hanya berharap kepada
jumlah koalisi partai pendukung yang besar, akan tetapi juga mesti didukung
oleh kerja keras dan kesolitan dalam meminimalisir setiap kelemahan yang
terdapat dalam tubuh koalisi partai pengusung, baik tingkat Nasional hingga ke
tingkat daerah.
" Sebab jika Paslon
Jokowi- Amin hanya berharap menang lewat Elektabilitas yang disebabkan oleh
koalisi besar partai pendukung, maka hal itu akan sangat naif. Sebab sejarah
mencatat pada Pilpres lima tahun lalu (Koalisi Pendukung Prabowo-Hatta), yang
walaupun secara Elektoral atau elektabilitas, didukungan parpol koalisi yang
besar, tidak lantas membuat mereka terpilih sebagai Presiden dan Wakil
Presiden. Sehingga hal ini dapat menjadi catatan penting bahwa, Sebesar apapun
koalisi dari partai pendukung, tidak akan menjamin kemenangan bila tidak
ditopang oleh kerja-kerja masif dan cerdas dari struktur partai pengusung itu
sendiri," Tegas Palyama.
Memang lanjutnya, memang
tidak bisa kita pungkiri koalisi besar dari partai pendukung Paslon Capres,
akan memberikan dampak Elektoral yang besar juga bagi Paslon yang diusung dalam
kacamata tertentu (sudut pandang politik tertentu). Akan tetapi hal tersebut
tidaklah mutlak dijadikan indikator kemenangan, sebab yang menentukan
kemenangan adalah besarnya dukungan dari masyarakat lewat Pemilu nanti. (KT/07)
0 komentar:
Post a Comment