Namlea, Kompastimur.com
Gubernur Maluku
didesak segera membuka tambang rakyat di Gunung Botak (GB), Kabupaten Buru.
Desakan itu
datang dari wakil rakyat asal Partai Demokrat asal Dapil II, Jafar Nurlatu, ketika
memberikan keterangan pers, Jumat (25/01/2019) di Namlea.
Menurut Jafat
Nurlatu, sejak tambang di tutup berdampak
luar biasa bagi basudara masyarakat yang selama menggantungkan hidup di
tambang. Mereka kehilangan mata pencaharian dan tidak ada solusi konkrit dari
pemerintah provinsi.
"Mereka
butuh biaya untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga, membiayai pendidikan
anak-anak yang masih berada di perguruan tinggi," tegaskan Jafar.
Lebih jauh
diungkapkan, sebelum ada tambang GB, basudaranya hanya menggantungkan hidup di
usaha ladang. Hasil yang mereka peroleh,
hanya mampu mencukupi hidup sehari-hari dan banyak yang gagal menyekolahkan
anak mereka ke SLTA apalagi sampai ke perguruan tinggi.
Namun sejak
tambang emas ditemukan akhir tahun 2011 lalu, akui dia, telah memberi berkah
melimpah bagi masyarakat adat. Kehidupan mereka berobah mulai dari perumahan
yang layak hingga anak-anak mereka juga bisa menempuh pendidikan tinggi hingga di
Pulau Jawa.
Namun berkah
melimpah itu terpotong, akibat adanya kebijakan menutup paksa tambang GB oleh
Gubernur Said Assagaff. Dan tanpa ada solusi atau jalan keluar bagi masyarakat
adat.
Jafar juga
membeberkan fakta, kalau sejak tambang ditutup, hingga kini belum ada solusi yang
konkrit dari pemerintah provinsi untuk merehabilitasi lingkungan yang katanya
tercemar di sekitar tambang.
Lokasi tambang
itu dibiarkan begitu saja. Bahkan berhembus info kencang di masyarakat kalau
lokasi tambang ini akan dikelola oleh koorporasi diantaranya PT Aneka Tambang
(Antam).
Diungkapkannya,
pesan lewat aparat yang turun ke masyarakat, katanya pemerintah sedang
menggodok regulasi terkait tambang rakyat.
Namun,
diharapkan dia, sambil menunggu keluarnya regulasi, sebaiknya pemerintah
membuka tambang rakyat di Gunung Botak.
“Ini demi
kepentingan masyarakat adat yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup
mereka di usaha tambang," pinta Jafar.
Akui dia, kalau
sekarang ini sudah ada kesadaran sosial, ada kesadaran masyarakat adat untuk
menjaga lingkungannya. "Ada kelompok masyarakat sadar lingkungan, dimana
masyarakat mulai sadar tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti merkuri,
kemudian menggalang rekan-rekan untuk menyerahkannya secara sukarela kepada
aparat kepolisian," tandas Jafar.
"Soal PT
Antam akan masuk, itu soal lain. Itu urusan pemerintah dengan Antam. Namun
tambang rakyat di GB harus tetap ada. Jangan sampai rakyat disingkirkan untuk
kepentingan koorporasi," tambah Jafar.
Ditegaskan lagi,
apapun yang terjadi GB sebaiknya dibuka untuk tambang rakyat. Apalagi gubernur
terpilih sudah janjikan itu di hadapan masyarakat.
Tambang harus
dibuka dengan pengawasan dan kontrol ketat dari pemetintah dan aparat terkait,
sehingga tidak terjadi lagi penyalahgunaan bahan kimia berbahaya di daerah ini,
sebab selama ini tidak ada kontrol peredaran bahan-bahan berbahaya itu, bahkan
terkesan ada yang beking barang itu bisa masuk ke Gunung botak. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment