Namlea, Kompastimur.com
Akibat tidak
digaji selama berbulan-bulan, ada karyawan PT Waenibe Wood Industri (PT WWI)
yang makan buah pepaya dan buah kelapa.
Hal itu
diungkapkan Ketua DPRD Buru, Iksan Tinggapy SH saat memimpin hearing lintas
komisi A,B dan C bersama manajemen PT WWI dan pejabat Nakertrans Kabupaten
Buru, Rabu siang (30/1).
"Yang saya
inginkan, gaji karyawan ini dibayar sesuai ketentuan. Setiap bulan dibayar,"
tandas Iksan Tinggapy di hadapan Manajer PT WWI, Prayitno.
Menurut Iksan
Tinggapy, Ketika sebanyak 511 karyawan bekerja di pabrik plywood ini, mereka
juga telah diikat dengan perjanjian kerja, baik menyangkut soal kewajiban dan
hak-hak karyawan.
Karena itu, ia
tidak mau mendengar alasan dan dalih dari manajemen PT WWI yang masih menunggak
gaji. karyawan dari bulan Nopember dan Desrember 2018 serta Januari 2019.
"Agar
dibayar pak.Kasihan pak, kalau ditunda-tunda seperti itu, tiga bulan tidak
dibayar, kemudian dua bulan baru hanya dibayar sebulan, kasihan pak kalau
mereka selama ini hanya menggantungkan pekerjaan di PT WWI,"gugah Iksan.
"Kalau
mereka hanya menggantungkan penghasilan di PT WWI, maka akan berpengaruh,"
tambah Iksan.
Iksan yang akrab
dipanggil Nugie ini ikut membeberkan di hadapan Prayitno, kalau ada karyawan yang anaknya muntah darah dan
tidak tahu mau dibawa untuk diobati kemana, karena tidak punya duit.
Yang semakin
memiriskan hati lagi , karyawan ini dan keluarganya nyaris tidak makan nasi."Kalau tidak ada
pepaya dan kelapa, maka mereka tidak makan.Bapak punya rasa kemanusiaan
nggak?,"soalkan Nugie.
Untuk itu selaku
pimpinan dewan, Nugie mengaku tidak mau tahu alasan perusahan.Gaji karyawan
harus segera dibayarkan esok.
Nugie mengancam
akan menyurati Menteri Tenaga Kerja (Menakertrans) di Jakarta, bila perusahan
milik Fery Tanaya ini terus menggantungkan hak karyawan.
"Bayar pak,
saya tidak mau tahu.Kalau tidak segera bayar saya akan surati Menakertrans di
Jakarta.Saya surati pak, ini saya lagi minta nomor handphone beliau.Saya tidak
mau tahu.Ini menyangkut persoalan rakyat yang datang mengaduh di
dewan,"gertak Nugie.
Selaku pimpinan
dewan, Nugie bersama para wakil rakyat menyatakan akan tetap membantu PT WWI
dalam hal investasi mendapatkan kayu log
dan sebagainya."Itu akan kita bantu.Tapi persoalan hak gaji karyawan agar segera dibayarkan.Kita
tidak mau tahu pak. setiap bulan gaji karyawan harus dibayarkan.Harus itu
pak,"tegasnya.
Dalam dengar
pendapat ini, Nugie dan para wakil rakyat juga mengkritik Nakertrans Kabupaten
Buru, akibat dalam pertemuan itu, pejabat yang mewakili kepala dinas,mengaku
tidak tahu ada masalah pembayaran upah di PT WWI dengan dalih tidak ada laporan
resmi ke instansi ini.
"Yang
berikut Nakertrans, saudara saudara kalau tidak mampu berhenti saja dari
sana.Kalau tidak bisa, mundur saja.Gentelmen pak, Silahkan kalian sampaikan,
saya mundur karena tidak mampu.Jelas kan,"kata Nigie kesal.
Dalam hearing
itu, terungkap kalau PT WWI sejak tahun 2017 lalu selalu menunggak gaji
karyawan.Bahkan di tahun 2018 ini gaji dibayar fengan menyicil.
Terakhir gaji
karyawan Bulan Oktober 2018, baru diterima di bulan Desember 2018. Sedangkan
gaji Bulan Nopember,Desember 2018 dan Januari 2019 brlum terbayar hingga mau
memasuki Bulan Februari.
Manajer PT WWI,
Prayitno tidak menyangkal hal itu.Ia berdalih, manajemen kesulitan keuangan
karena produksi hanya 3000an meter kubik per tahun.
Ia juga
berdalih, kendala angkutan kayu log yang juga menjadi pemicuh perusahan itu
tidak efektif berproduksi.
Di hadapan wakil
rakyat, Prayitno mengaku PT WWI baru mencoba bangkit di tahun 2019 ini dan akan
memasarkan produknya ke Amerika dan India lewat pelabuhan Surabaya.
Namun dalam
dengar pendapat itu sejumlah wakil rakyat turut menyesal langkah PT WWI yang
menunggak gaji karyawan.
Wakil Ketua
dewan, Aziz Hentihu dkk mengingatkan Prayitno soal UU Tenaga Kerja, dan PP tentang sistim pengupahan, yang
mengikat perusahan untuk mengupah karyawan sebelum tanggal 10 setiap bulan
berjalan.
Senada dengan
ketua dewan, mereka mendesak Prayitno supaya membayar upah tersebut.
Untuk itu, di
hadapan wakil rakyat, Prayitno berjanji akan membayarkan upah karyawan untuk
bulan Nopember pada hari esok.
Ia meminta
kelonggaran, sisa upah dibayarkan pada bulan berikut dan memasuki Bulan April
2019 tunggakan upah buruh akan dilunasi.Setelah itu tidak lagi ada tunggakan upah.
Dalam dengar
pendapat itu, beberapa wakil rakyat juga turut mengecam pemilik PT WWI , Fery
Tanaya.
Walau tidak ikut
hadir dalam pertemuan ini, Fery dinilai tidak serius memperhatikan nasib
karyawannya.
Mereka juga
menyoalkan langkah Fery Tanaya yang tidak menyuplai seluruh hasil penebangan
kayu log ke PT WII, melainkan banyak yang dikirim dan dijual ke luar Buru.
Bahkan Ketua
Dewan sempat ikut mengkritik Fery Tanaya, karena sikapnya selama ini kurang
menghargai Forpimda di Buru.
Dalam kasus
pembebasan lahan pln untuk pembangkit listrik misalnya, Fery pernah diundang
Forpimda tapi tidak diindahkan. "Saya bilang ke pak bupati dan pak dandim,
masa seorang Fery Tanaya itu sampai harus diundang oleh lima pimpinan.Biar saja
nanti dewan yang mengundang. kalau tidak datang sampai tiga kali, kita minta
polisi jemput paksa," kata Nugie. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment