Piru,
SBB - Kompastimur.com
Tahapan
seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018 sudah usai dan
ada sebagaian daerah yang telah mengeluarkan hasil akhir kelulusan CPNS.
Namun,
seleksi CPNS berdasarkan perengkingan sesuai PerMenpan Nomor 61 Tahun 2018
begitu miris, meskipun kuota yangg di ajukan oleh Pemkab telah terpenuhi tetapi
terdapat keganjilan dalam proses seleksi dimana masyarakat di bingungkan oleh
peraturan baru tentang perengkingan tersebut.
Seperti
terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang awalnya dari 3000 lebih
peserta yang ikut seleksi CPNS hanya 17 orang yang lulus Passing Grade
(PerMenpan Nomor 37 Tahun 2018) pada tahap awal tes Seleksi Kompetensi Dasar
(SKD) menggunakan sistem Computer Asisten Test (CAT ).
Seharusnya,
ke 17 peserta ini harus di istimewakan dan tidak di masukan dalam kategori
perengkingan dan pemberlakuan perengkingan seharusnya di tujukan kepada peserta
yang gagal saat seleksi tahap awal (Tes SKD).
Persoalan
ini menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan salah satunya ketua Pemuda
Muhammadiyah Kabupaten SBB, Romi Attamimi yang mengatakan bahwa ini bagaikan
sebuah lelucon yakni peserta yang gagal pada tahap awal di selamatkan oleh
sistem yang di keluarkan oleh panselnas terkait perengkingan dalam sistem
seleksi CPNS 2018.
"Seharusnya
sistem yang diterapkan haruslah lebih tepat lagi karna ini bisa berdampak pada
kemajuan suatu daerah dilihat dari kinerja birokrasi. Kita harus punya SDM yang
berkualitas," tegas Attamimi dalam Release yang diterima media ini, minggu
(6/1/2018).
Menurutnya,
dalam seleksi CPNS di Kabupaten SBB terlihat begitu miris.
Beberapa
peserta yang masuk kategori P1 (Lulus Passing Grade) dengan kata lain bahwa
beberapa di antara 17 orang yang memenuhi ambang batas Passing Grade dalam tes
SKD harus gigit jari karna gugur dalam tahapan berikutnya (SKB), padahal
merekalah yang terbukti cerdas saat tes tahap awal dan merekalah yang
seharusnya lebih diperhatikan.
"Namun
uniknya, mereka di tumbangi oleh sistem," tuturnya.
Attamimi
katakan, seharusnya BKPSDM Kabupaten SBB harus transparan dan jeli dalam proses
seleksi CPNS di Kabupaten yang dipimpin Moh Yasin Payapo dan Timotius Akerina
itu.
"Harusnya
ada transparansi dalam proses seleksi CPNS ini," ucapnya. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment