Namrole, Kompastimur.com
Husein Seknun,
wartawan salah satu media online di Kabupaten Buru Selatan yang dikeroyok sejumlah warga Desa Lena,
Kecamatan Waesama, dilaporkan telah
meninggal dunia, Selasa (5/12).
Ia menghembuskan
nafas terakhir sekitar pukul 11.00 WIT,
setelah dirawat hampir sepekan di RSUD Dr Haulussy, Kudamati, Kota Ambon.
“Husein sudah meninggal tadi siang sekitar jam 11.00 WIT,”ungkap Herman Masuku
yang juga kerabat dekat Senun kepada wartawan di Namrole, kemarin.
Padahal sambung
dia, keluarga besarnya berencana membawa Husein ke Makassar untuk melakukan
operasi. “Rencana besok (Rabu) Husein dibawa ke Makasar untuk melakukan operasi
mata. Tetapi apa mau dikata Tuhan berkehendak lain,”kata Masuku dengan nada
sedih.
Dikatakan
jenazah korban akan dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Wali, Kecamatan
namrole Kabupaten Buru Selatan. “Jenazah akan dipulangkan lewat jalur laut
dengan menggunakan armada Ferry ASDP dari Ambon menuju Namlea. Setelah itu
melalui jalur darat dari Namlea menuju rumahnya di Desa Wali,”tuturnya.
Sejumlah kerabat
Husein kemarin sore, telah bertolak dari
Namrole ke Namlea, Ibukota Kabupaten Buru untuk menjemput jenazah Husein.
Rencananya Husein dimakamkan di Tempat Pemakanan Umum Desa Wali, Rabu (5/12).
Pantauan koran
ini kerabat dan teman-teman Husein serta warga desa Wali tampak berkumpul dan
mempersiapkan proses pemakaman.
Sebelumnya
diberitakan penganiayaan keji yang menimpa pria 35 tahun ini, terjadi di Desa
Lena, Kecamatan Waesama, Kabupaten Bursel, Senin (26/11) dini hari, pukul 03.00
WIT. Pelakunya diduga Tete Amin Letetuni (20), Abdul Ladou (20), dan Fitrah
Galampa (20), warga desa Lena.
Kasus
penganiyaan berawal dari acara pesta joget yang digelar keluarga Jufry Ladou,
setelah pelaksanaan akiqah anaknya. Di pesta itu, Husen datang bersama temannya
Zulkarnain Wali. Saat duduk di lokasi pesta, korban yang hendak mengambil
handphone di saku celana, tak sengaja sikut tangan kirinya menyentuh bokong
Andulan Sarfah, istri salah satu pelaku penganiyaan, Abdul Ladou.
Sarfah yang
tidak terima pantatnya disentuh korban mengadu ke suaminya. Sempat terjadi adu
mulut saat itu, tetapi berakhir damai. Ternyata, Abdul Ladou masih menyimpan
amarah terhadap Husen dan menyusun rencana jahat. Padahal korban telah
menjelaskan tidak sengaja tangannya menyentuh bagian tubuh istri pelaku saat
mengambil HP.
Pelaku yang
masih emosi ini memanggil dua rekannya, Amin Letetuni dan Fitrah Galampa.
Pelaku mengawasi gerak-gerik korban di tempat pesta joget. Ketiganya menunggu
korban pulang ke rumah. Rencana tiga pemuda itu berhasil. Saat korban bersama
temannya pulang dari pesta joget, para pelaku menghadang korban. Tanpa rasa
iba, ketiga pemuda ini menghakimi korban.
Dihajar babak
belur korban pun pingsan di tempat kejadian perkara. Pelaku diduga menggunakan
senjata tajam ketika mengeroyok korban. Buktinya, mata bagian kanan korban
hampir terlepas dari kelopak mata. Kini
kasus ini masih ditangani Polsek Pulau Buru. (KT/09)
0 komentar:
Post a Comment