Makassar, Kompastimur.com
Fenomena perampasan
tanah adat di Maluku kerap terjadi sehingga penolakan terus muncul dan mengalir
dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga mahasiswa.
Di Makassar,
Mahasiswa Maluku yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Maluku menggelar
aksi panggung Ekspresi dalam bentuk puisi, drama dan tarian-tarian khas Maluku
di halaman Gedung KNPI Kota Makassar, Jalan AP Pettarani, Makassar, Jumat
(23/11/2018).
Ketua Umum
Hipamalatu Makassar Abidin Sopaliu yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa
mengatakan, dengan di selenggarakan aksi panggung ekspresi ini, kami ingin
menunjukan bahwa kami mahasiswa Maluku yang berdomisili di Makassar tak sudi
jika ada tanah leluhur kami yang di rampas.
“Saya harap
semangat ini bukan hanya ada pada kami yang berdomisili di Makassar tetapi pada
sejumlah putra-putri Maluku se-nusantara pun merasakan hal yang sama” lanjut Abidin.
Perlu di
ketahui, terdapat tiga perusahan di kabupaten pada pulau seram yang telah
melakukan aktivitas ilegal loging di balik izin pembukaan lahan perkebunan
hingga memasuki wilayah masyrakat adat.
Seperti PT
Strata Pasific di kecamatan Teluk Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang
mencaplok tanaman warga untuk membuat akses jalan menuju Camp perusahaan.
PT Titian Hijrah
di Negeri adat Ahiolo Kabupaaten Seram Bagian Barat (SBB) dan PT Bintang Lima
Makmur yang beroperasi hingga menembus hutan adat Suku Naulu.
“Kami menolak
keras menyerobotan dan perampasan tanah adat kami, dan kami mengajak kepada
seluruh Pattimura-Patimura muda agar tidak diam melihat hal ini,” tegasnya (KT-Rls-Gdg)
0 komentar:
Post a Comment