(Ilustrasi) |
Namrole, Kompastimur.com
Seorang warga
Kota Namrole asal Manado, Sulawessi Utara berinisial SW alias A (32) yang saat ini mendapat
pengawasan dan perawatan khusus di ruangan isolasi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Namrole, Kabupaten Buru Selatan karena yang bersangkutan diduga kuat
terindetivikasi dan mengidap penyakit menular HIV/AIDS.
Pengakuan
tersebut disampaikan oleh Direktut RSUD Namrole Sabaha Patta kepada wartawan di
ruang kerjanya, Selasa (23/10/2018).
Pengakuan dari
Patta ini membenarkan informasi yang didapat oleh awak media di Namrole.
"Itu kan,
menyangkut dengan pasien, sebebarnya itu pada prinsip itu dia (informasi)
tertutup dalam memberikan informasi. Takutnya dia bias keluar, pasien itu
datang (masuk rumah sakit) tidak ada keluarga," jelas Patta.
Patta katakan,
Rumah sakit sesuai dengan undang-undang, walaupun dia (pasien) tidak ada
keluarga di Kota Namrole, kata Patta dia tetapi dilayani sebagai pasien.
Menurutnya, itu
perintah undang-undang, bahwa setiap orang datang ke rumah sakit tetapi tidak
punya uang, maka pihak rumah sakit harus memberikan pelayanan kepada yang
bersangkutan.
"Hal ini,
sudah kita kordinasikan dengan Dinas Kesehatan, karena itu ada di kewenangan
mereka dengan programnya," sebut Patta.
Patta
menyarankan, karena permasalahan pasien yang satu ini sudah dikordinasikan ke
Dinas Kesehatan maka dapat mengkonfirmasikan kesana terkait proses
penanganannya lebih lanjutnya seperti apa.
"Kalau
lebih bagus, nanti dengan Dinas Kesehatan dengan programnya, kira-kira
penanganannya seperti apa di bagian Penyakit Menular," ujar Patta.
Ditegaskan Patta
bahwa pada prinsip dari pihak rumah sakit hanya memberikan pelayanan dan hal
itu sudah diberikan kepada pasien tersebut.
"Info yang
kami peroleh, satu dua hari ini keluarga pasien akan datang di Namrole.
Walaupun keluarga belum datang, proses pelayanan tetap berjalan seperti
biasa," ujar Patta.
Dijelaskan,
walaupun pasien tidak punya uang, kata Patta, bahwa karena undang-undang
mengatur itu, bahwa setiap warga negara harus mendapat pelayanan (kesehatan)
dengan baik maka pelayanan kepada pasien di utamakan tanpa melihat ada tidaknya
uang dari pasien tersebut.
"Atas dasar
itu maka kami memberikan hak-haknya, kami tidak melarangnya," kata Patta.
Di tanya, apakah
hal itu berarti si pasien positip terinfeksi penyakit HIV/AIDS sesuai dengan
informasi yang diperoleh, Patta mengakuinya. Bahkan Patta mengakui pihaknya
juga suda melaporkan hal ini ke pihak Dinas Kesehatan untuk mendapat penangan
lebih lanjut.
“Iya,” jawab
patah singkat.
"Kita mau
pengobatan lebih lanjut. Sekarang siapa yang mau tangani selenjutnya, yang
punya kewenangan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. Kita minta ke Dinas
Kesehatan kordinasikan dengan Dinas Sosial karena yang bersangkutan tidak punya
keluarga untuk penanganannya. Kami rumah sakit hanya dari sisi pelayanan,
tetapi dari Dinas Kesehatan untuk berobat lanjut," tambah Patta lagi.
Patta mengatakan
didalam tahun 2018 ini hanya satu kasus ini, dan pasien ini beralamat di Desa
Labuang Kecamatan Namrole.
"Kenapa
saya lebih serahkan ke dinas, karena di dinas ada petugas (bidan) yang
menangani kasus-kasus itu," ujar Patta.
Patta mengakui
pasien tersebut mengidap penyakit HIV dan saat ini berada di ruang khusus yakni
ruang isolasi dan ditangani oleh Doker Umum.
Informasi yang
diperoleh awak media juga bahwa pasien tersebut berada dalam pengawasan dan
penanganan aparat kepolisian Polsek Namrole.
Kapolsek
Namrole, AKP Yamin Selayar yang dikonfirmasi wartawan sebelumnya pada Senin,
(22/10/2018) di Kantor Bupati mengatakan dirinya belum mengetahui secara pasti
penyakit apa yang diderita pasien.
"Oh, untuk
terkait itu, jadi sampai detik ini tidak, itu imets bahwasanya kami sendiri
juga tidak tahu entah penyakit apa yang dia menderita, yang jelasnya dia dalam
pengawasan," akui Selayar.
Selayar
menuturkan, awalnya dia dirawat di rumah sakit namun karena dia tidak punya
keluarga, mungkin karena dia merasa tidak nyaman atau terkait dengan biaya, dia
keluar.
"Setelah
itu, dia menginap di penginapan, saya juga tidak tahu penginapa apa, yang jelas
penginapan di Namrole," ujarnya.
Lanjut Selayar,
karena pemilik penginapan merasa khawatir melihat kondisi orang yang menginap
ini, akhirnya pemilik (penginapan) mengantar yang bersangkutan ke Kantor Polsek.
"Setelah
saya lihat dan mempelajari kondisi, ya memang kalau mau dibilang sudah agak
rawan, sudah mungkin, sudah kritis. Akhirnya saya mengambil kebijakan untuk
berkordinasi dengan rumah sakit untuk di rawat. Sementara mungkin ada rencana
dirujuk tetapi menunggu keluarga," jelas Selayar.
Selayar mengaku
dirinya sudah menghubungi keluarga (pasien) di Manado untuk segerah datang
untuk bisa dilakukan tindakan selanjutnya.
Selayar meminta
kepada wartawan agar jangan hanya mendengar informasi dari orang begitu saja.
Kata Selayar, karena belum diketahui secara pasti penyakit yang diderita
pasien.
"Jangan
sampai rekan-rekan media (wartawan) mendengar hanya kerena mendengar dari orang
atau suara-suara sumbang bahwa sakit apa sakit apa, yang jelasnya diaknosa dari
rumah sakit ada (penyakit) konplikasi.
Ada tipesnya, ada lambungnya. Terkait dengan itu butuh penelitian medis.
Karena yang namanya penyakit itu ada etikanya," tutur Selayar.
Terhadap
informasi yang diperoleh awak media di Namrole, bahwa yang bersangkutan itu
dirawat di RSU Namrole kemudian di rujuk ke RSU Namlea dan hasil pemeriksaan
positif (HIV/AIDS), kemudian dikembalikan lagi ke RSUD Namrole, akan tetapi
Kapolsek ini pertanyakan kebebaran informasi itu dari mana.
"Jadi,
justru informasi itu yang saya bilang jangan langsung, rekan-rekan media semua
kita bisa kordinasi. Tetkait dengan ini, inikan bagian dari aib," sebut
Selayar.
Selayar katakan,
memang betul itu wajib kita waspadai, namun seyogjanya jangan kita hanya
sekedar mendengar informasi lalu kita menjastis seperti itu. Menurutnya kalau
keterangan medis bole-bole saja.
"Makanya
medispun punya etika, punya kode etik untuk penyampaian terkait dengan hal
ini," katanya.
Selayar lagi,
yang jelasnya diaknosa yang hasil interogasi pihaknya kepada yang bersangkutan
pada saat dibawa ke kantor polisi, dalam kondisi yang memang sudah agak kritis.
"Ada, yang
bersangkutan mengakui bahwa dia dibilang dia ada Tipes, konplikasi dengan, mag
dan lambung, seperti itu, suda, oke," tutur Selayar. (KT/07)
0 komentar:
Post a Comment