SBT, Kompastimur.com
Menyikapi lomba
Seni Qasidah yang saat ini sedang dilaksanakan oleh DPD LASQI SBT yang dibuka
secara resmi oleh Bupati Seram Bagian Timur, Abdul Mukti Keliobas dinilai “Tiba
Saat Tiba Akal”.
Pasalnya,
prosesnya tidak lagi dimulai dari tingkat yang paling bawah. Hal ini
diungkapkan oleh salah satu Pemuda SBT, Muhammad Rumbaru kepada Kompastimur.com,
Rabu (14/10/08) di Bula.
Rumbaru
mengatakan, mestinya untuk mendapatkan bibit terbaik dalam daya tarik suara
secara profesional dan rasional, maka Lomba Seni Qasidah sudah harus
dilaksanakan mulai dari tingkatan yang paling bawah dan berjenjang sehingga
Anak-anak SBT yang berada di setiap desa maupun dusun mempunyai hak yang sama untuk
mengikuti lomba dimaksud.
Selain itu, DPD
LASQI SBT harus mempunyai pengurus ditingkat Kecamatan (DPC LASQI) sehingga
merekrut peserta LASQI yang potensial dan profesional.
“DPD LASQI itu
harus punya DPC di setiap Kecamatan, biar merekrut peserta LASQI yang Potensial
maupun profesional. Jangan sampai ada istilah tiba saat tiba akal,” kata Rumbaru.
Ditambahkan,
selain dari pengurus LASQI pada tingkat kecamatan, dari sisi pengelolaan anggaran
pun harus lansung dikelola lewat sanggar-sanggar seni di setiap desa sehingga
dari sisi regenerasi, anak-anak SBT bisa terlaksana dengan baik, sehingga
kedepan SBT lebih maju dan siap bersaing di pentas-pentas nasional dengan anak-anak
dari daerah lain.
”Anggaran tidak
boleh dikelola langsung oleh pimpinan wilayah kecamatan tetapi langsung ke DPC
LASQI lewat sanggar seni di setiap desa. Ini hanya masukan biar DPD LASQI
SBT biar lebih maju di pentas Nasional,” ungkapnya.
Kekecewaan yang
sama juga datang dari salah satu Pemuda asal Kecamatan Pulau Panjang, Yunus
Keliata. Dirinya merasa kecewa karena sebagian besar yang masuk dalam kontingen
yang mewakili Kecamatan Pulau Panjang bukan anak-anak Pulau Panjang.
Ini akibat dari
kegitan dadakan sehingga tidak ada kesiapan sehingga siapa saja yang dilihat
dan dinilai memiliki potensi daya tarik suara maka lansung diambil, padahal anak-anak
yang mendiami Pulau Panjang juga memiliki suara yang mantap dan tak kalah
bagusnya dari anak-anak lain yang berada di daerah ini.
”Saya kecewa sekali,
kok sebagian besar bukan anak Pulau Panjang. Ini akibat tak punya kesiapan yang
matang, padahal disana anak-anak memiliki potensi yang tak kalah dengan daerah
lain,” ucapnya Keliata dengan Nada Kesal. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment