Piru, Kompastimur.com
Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi B DPRD SBB dalam rangka meninjau beda kamar tamu Pesparawi Tahun 2017 di beberapa desa penerima tamu yakni Piru, Morekau, Neniari, Eti dan Lumoli Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku yang diduga berdasarkan laporan masyarakat ada yang janggal.
Hal ini dilakukan komisi B DPRD SBB atas adanya laporan masyarakat terkait adanya dugaan Penyimpangan pekerjaan "Bedah Kamar" untuk tempay menginapnya peserta Pesparawi yang dikerjakan oleh pihak Kontraktor menggunakan Anggaran APBD Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2017.
Komisi B DPRD SBB yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Drs. J. Rotasouw, bersama Ketua Komisi B La Ode Masihu, SE beserta anggota Komisi B yakni Hendrik Serihollo, SH, Arifin Porlan Gresia, SH, dan Salim Suneth, S. Sos, meninjau desa yang dijadikan tempat penerima tamu Pesparawi, (Kamis 19/10/2018).
“Kunker ini dalam rangka mengkrosscheck kondisi fisik sesuai laporan masyarakat dengan laporan realisasi yang disampaikan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupate SBB,” ungkap La Ode Masihu.
Komisi B DPRD SBB yang mengambil sampel saat Kunker ternyata menemukan berbagai kejanggalan yang tidak sesuai dengan laporan realisasi pihak ke 3 yang disampaikan kepada DPRD.
“Ditemukan sejumlah pekerjaan yang tidak singkrong dengan berita acara maupaun pembayaran dengan pekerjaan fisik maupun pemberian bantuan seperti Sprinbet ternyata yang diberikan spons. Selain itu pekerjaan fisik bedah kamar tersebut tidak sesuai dengan rab alias ada ditemukan banyak kegiatan yang Mark- Up serta Piktif,” ungkap Masihu.
Dirinya menambahkan, untuk menindak lanjuti masalah ini komisi akan memanggil pihak-pihak terkait.
“Kami akan tindaklanjuti masalah ini dan memanggil pihak-pihak terkait seperti Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten SBB, PPTK dan juga termasuk Kontraktor Pelaksana untuk mempertanggungjawabkan hal ini." tegas komisi.
Sementara, dari hasil kunjungan DPRD dan informasi dari salah satu warga Morekau Chrestian Salenussa sebagai pekerja dan juga penerima tamu menuturkan bahwa cat yang digunakan adalah cat bermutu kualitas rendah yang digunakan maupun sejumlah pekerjaan yang diduga piktif.
"Yang kami gunakan untuk bekerja seperti cat untuk kamar-kamar itu adalah cat ARIES, dan ada beberapa rumah yang tidak menerima tamu tetapi mereka mendapatkan bantuan rehabailitasi kamar dan menerima kasur berupa spons." beber Chistian Salenussa. ( KT/MFS)
0 komentar:
Post a Comment