SBT, Kompastimur.com
Salah satu
Anggota DPRD SBT, Alimudin Kolatlena hadir sebagai salah satu narasumber pada
Kegiatan yang di gagas oleh Mahasiswa Seram di makasar, dengan mengusung Tema
"Mangente Nusa Ina Tantangan Dan Konsep Pembangunan Di Masa Depan",
yang digelar, Sabtu (13/10/08) di gedung APTISI Makassar.
Kolatlena yang
dihubungi media ini via akun facebooknya mengatakan, diskusi Publik Dengan
narasumber dari 3 kabupaten, SBB, SBT dan Malteng, namun 2 Orang Narasumber
dari 2 kabupaten itu berhalangan hadir sehingga diskusi Publik difokuskan ke
Mangente Ita Wotu Nusa.
Kegiatan ini diinisiasi
oleh gabungan organisasi Mahasiswa Seram, khusunya SBT terhadap kompleksitas
problem di daerah sekaligus konsep ideal pembangunan kedepan.
Berbagai ide dan
gagasan pun muncul saat dialog tersebut berlansung, bahkan desakan untuk
percepatan pemilihan kades divinitif di SBT juga disampaikan saat dialog ini
berlansung.
Selain itu,
dialog ini juga sampai pada tingkat pengawasan terhadap pengelolaan DD dan ADD
pun mengemuka, namun tetap dialognya yang kritis namun penuh kekeluargaan.
"Sebernya 3
Narasumber namun 2 diantaranya tidak hadir, ide dan gagasan cemerlang muncul.
Pengelolaan Dana Desa, pokonya semuanya kritis tetapi penuh persaudaraan,"vkata
Kolatlena
Selain itu, Kolatlena
menambahkan, partisipasi masyarakat dalam pembangunan harus benar-benar
mendapat ruang yang cukup, dan hasil musrembang yang dimulai dari tingkat yang
paling bawah benar-benar harus diperhatikan oleh Pemerintah.
Percepatan
pembangunan infrastruktur untuk menunjang konektivitas antar wilayah dalam
upaya peningkatan ekonomi lokal, layanan pendidikan dan kesehatan mesti menjadi
konsen dan harus diseriusi oleh Pemerintah Daerah, sehingga ini bagian dari
Pemda memperlihatkan keberpihakan terhadap hak-hak dasar masyarakat, seperti
Pendidikan, Kesehatan, Listrik, Air bersih, sanitasi dan lain-lain.
"Hak-hak
dasar Rakyat harus dipenuhi sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap rakyat,"
ucapnya.
Dirinya
berharap, SBT kedepan dibangun dengan dua pendekan, yaitu pendekatan
kontinental dari darat ke laut, untuk dataran seram, tanah besar.
Akses jalan
darat harus dapat menghubungkan semua wilayah dari Werinama hingga Kilimury dengan
konsep satu daratan.
Sedangkan
pendekatan gugus pulau, dari laut kedarat maka, semua pulau mulai dari Kecamatan
Seram Timur hingga Kecamatan Teor harus terkoneksi lewat modal dan sarana
transportasi yang memadai.
“Laut harus
menjadi penghubung, bukan pemisah, serta semua Potensi Pariwisata juga harus di
infentarisasi dan dikelola dengan baik oleh pemerintah,” harapnya. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment