SBT, Kompastimur.com
Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Seram Bagian Timur secara resmi menggelar Workshop Pelatihan
peningkatan kapasitas pendamping dan fasilitator desa SOLID.
Kegiatan
tersebut berlansung pada, Senin (15/10/08) di Lantai 1 Resto Siga fua Jln.
Protocol Bula.
Turut Hadir
dalam kegiatan ini, Koordinator SOLID Provinsi Maluku selaku
Narasumber dari Dinas Terkait, Para Kabid, Kasubid dan Kasubag Lingkup Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Seram Bagian Timur, Koordinator Beserta Tim
Pelaksana SOLID Kabupaten Seram Bagian Timur, Konsultan dan Supervisor LSM
Kabupaten Seram Bagian Timur, 17 Pendamping, 16 fasilitator Desa, dan 15
Petani dari sejumlah desa Binaan Solid Di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Kepala Dinas
Ketahanan Pangan, Mirnawati Derlean, dalam sambutannya menyampaikan, pelatihan peningkatan
kapasitas pendamping dan fasilitator desa SOLID dan replikasinya di Kabupaten
Seram Bagian Timur Adalah dalam rangka membekali pendamping dan fasilitator
terhadap pengembangan sentra bisnis sesuai potensi tersedia pada masing masing
wilayah.
"Pemahaman
tentang desain pengembangan sentra dalam sebuah kawasan bisnis perlu dipahamai
dengan benar oleh pendamping dan fasilitator tentang desain pengembangan sentra
bisnis, Desain pengembangan sentra bisnis perlu dipahami secara utuh dengan mengintregrasikan
seluruh sumber daya yang tersedia untuk mendorong pengembangan sentral,” kata Derlen.
Di Tahun 2018
Kabupaten Seram Bagian Timur mendapatkan tambahan kegiatan Farmer Business
School (FBS) melalui kerjasama SOLID dan CIAT pada beberapa Desa SOLID untuk
pengembangan ubi jalar dan singkong kuning dalam sebuah rantai nilai.
Untuk itu,
diharapkan kepada para pendamping dan fasilitator untuk lebih serius mengawal
dan frekuensi pembinaannya lebih ditingkatkan di setiap desa binaannya.
Dengan
demikian pengelolaan potensi sumberdaya tersedia benar-benar dapat
dijalankan sesuai dengan prinsip - prinsip tatakelola usaha bisnis yang mampu
memberikan nilai ekonomis bagi pengembangan dan kesejateraan Masyarakat.
Dirinya
menambahkan, penguatan sentra bisnis pada desa-desa SOLID dan
replikasinya dilakukan secara terpadu melalui pemberdayaan masyarakat dan
gender, peningkatan produktifitas pertanian/perikanan, intervensi sarana dan
prasarana dan tatakelola rantai pemasaran.
"Kesemuanya
saling mendukung untuk pengembangan sentra bisnis pada masing-masing wilayah
pengembangannya. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat dengan sasaran di Desa
miskin yang dipilih melalui organisasi Kelompok Mandiri dan Federasi,” ucap Derlen
Kepala Dinas
dari kaum Perempuan yang terkenal dengan segudang Ide ini menambahkan,
sebelumnya kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu mulai dari pembentukan,
pedampingan KM dan Federasai, pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi anggota
KM dan Federasi, pelaksanaan Demplot, sekolah lapangan, penyaluran Bansos berupa Matching
Fund untuk KM dan Federasi serta pembangunan prasarana skala kecil untuk
menunjang peningkatan produktivitas hasil pertanian dan pengembangan Value
Chain.
"Pengembangan
rantai nilai pasar (Value Chain) dengan mengakses pasar lokal dan secara
bertahap mengembangkan jaringan ke pasar yang lebih luas untuk komoditas kakao,
pala, cengkeh sagu dan kelapa serta pengolahan hasil-hasil
perikanan." tutup Derlen.
Dirinya
berharap, melalui kegiatan ini, para pendamping dan fasilitator mampu mengorganisir
kelompok, menumbuhkan inisiatif di setiap anggota kelompok, melakukan tertib
administrasi pencatatan/pembukuan kelompok.
Menguasai teknis
lapangan secara baik sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai.
“Saat ini telah
ada beberapa sentra bisnis, diantaranya, Sentra Bisnis Kakao, Sentra Bisnis
Kacang Tanah, Sentra Bisnis Pala, Sentra BisnisKelapa, dan Sentra Bisnis Sagu,”
paparnya. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment