Namrole, Kompastimur.com
Istiar Nurlatu alias
Alim (63), warga Desa Waelekut, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan
(Bursel) Provinsi Maluku, meninggal ditebas lehernya hingga putus oleh Siliwai
Nurlatu.
Informasi yang
berhasil di peroleh wartawan, dugaan sementara terjadinya pembunuhan
mengenaskan ini diduga karena cinta segitiga antara pelaku dengan istri kedua korban.
Peristiwa yang
terjadi pada Senin pagi sekitar 03:30 WIT, di Desa Waelekut Kecamatan Waesama
Kabupaten Bursel berawal dari kedua
istri korban Nola Latbual dan An Seleky datang ke rumah kepala desa Waelikut
Bahri Wael untuk melaporkan dan meminta tolong bahwa di rumahnya ditemukan
darah berceceran.
“ Kronologi kejadian
berawal dari kedua istri korban datang ke rumah Kepala Desa sekitar pukul 03.30
WIT dan meminta tolong kepada kepala desa bahwa mereka berdua melihat ada darah
yang berceceran di rumahnya", kata Wakapolres Pulau Buru Kompol Ferry kepada
media ini via pesan Whatsappnya, Minggu (28/10/2018).
Wakapolres menjelaskan,
setelah kades menerima laporan dari kedua istri korban tersebut, kemudian kepala desa langsung melarang kedua istrinya tersebut
untuk kembali ke rumah mereka dan menunggu di dalam rumahnya, mengingat jangan
sampai keluarga korban tersulut emosi dan melakukan tindakan yang tidak
diinginkan.
Kemudian kepala
desa langsung mendatangi Sekdes dan selanjutnya menelpon Bripka Fahmi Orun
selaku PS. Kanit Intel Polsek Waesama untuk melaporkan kejadian yang
diceritakan oleh kedua istri korban.
“Setelah Bripka
Fahmi Orun memperoleh informasi dari Kades Wailikut tersebut, selanjutnya
anggota Polsek dan Koramil serta dibantu oleh BKO TNI Waesama langsung turun
mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dan memberikan pemahaman kepada pihak
keluarga korban untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menggangu dan
memperkeruh keadaan,” tambahnya Wakapolres.
Sementara itu, Kades
Wailikut Bahri Wael yang berhasil ditemui wartawan di Desa Wailikut membenarkan
peristiwa pembunuhan tersebut.
Wael menjelaskan
informasi yang diterimanya dari istri korban itu sekitar pukul 03.30. WIT.
"Informasi
insiden ini sampai di katong itu jam setengah empat, sekitar pukul 03.30 Wit Pagi,"
ungkap Wael kepada wartawan di TKP, Minggu (28/10/2018).
Wael menjelaskan,
saat itu istri korban datang dan mengetuk pintu dan meminta tolong karena
melihat ada darah di rumahnya.
"Bapa desa
bantu katong dolo, ada darah di rumah,” kata Wael meniru ucapan salah satu
istri korban.
Mendapat
informasi tersebut kata Kades, dirinya langsung keluar dan bertanya kepada
kedua istri korban dara apa?.
"Beta tanya
darah apa, beta seng tanya lai, beta langsung tutup pintu dan menyuruh tiga
istri korban tetap didalam rumah beta dan beta mengunci rumah dan langsung
laporkan ke Polsek," tuturnya Kades.
Setelah melapor
ke Polsek, Kades juga melapor ke Satgas 711 untuk membantu melakukan pengamanan
di sekitar rumah korban dan dalam desa.
"Katong
belum bisa masuk kedalam (rumah) menungguh pihak kepolisian melakukan olah
TKP," jelas Kades.
Kades mengaku
hanya informasi itu yang dia peroleh dari laporan istri korban dan saat ini
kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisisan.
Ditanya apa motif
pembunuhan ini, Kades mengaku belum mengetahui secara pasti namun menurutnya,
informasi yang berkembang di masyarakat Desa Waelikut, pembunuhan ini di
sebabkan karena cinta segitiga.
"Kalau isu
yang berkembang di masyarakat itu, indikasinya cinta segitiga, antara pelaku
dengan istri korban yang kedua," tutur Kades.
Pantauan di TKP,
rumah korban mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian yang di bantu
aparat TNI dengan senjatà laras panjang lengkap.
Sementara di
rumah korban telah terpasang police line, dan
sejumlah anggota polisi sedang melakukan olah TKP dan tidak diperkenankan
seorang pun masuk.
Setelah
melakukan oleh TKP, petugas polisi
mengisinkan pihak keluarga korban untuk melihat jasad korban, namun dilarang
mengambil gambar korban lantaran korban dalam kondisi tanpa kepala.
Sekitar pukul
16:40, korban baru bisa dibawa ke RSUD Namrole dengan menggunakan mobil
ambulance dalam kondisi korban tanpa kepala untuk di visum. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment