Bali, Kompastimur.com
Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan bersama-sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan
masyarakat adat mengumandangkan Deklarasi Sakenan di Pura Sakenan, Bali, Selasa
(9-10-2018). Dalam sambutannya, Menko Luhut mengajak Masyarakat Bali untuk
membersihkan Pulau Bali dari sampah.
“Saya bersyukur pada
hari ini kita bisa bersama-sama berkumpul di tempat yang suci di Wantilan Pura
Sakenan untuk mendeklarasikan semua pemimpin-pemimpin masyarakat Bali untuk
membersihkan pulau Bali ini dari sampah,” kata Menko Luhut di lokasi.
Deklarasi awal,
papar Menko Luhut, Bali Bersih telah dicanangkan pada 6 Juli lalu, yang telah
disaksikan oleh dirinya bersama Presiden World Bank Jim Kim, Menteri Keuangan
Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Desa PDTT Eko Putro
Sandjojo. Menurut Menko Luhut, soal pembersihan sampah di pulau Bali merupakan masalah yang sangat mendesak dan
perlu ditangani secara terintegrasi.
“Karena sampah
mempunyai dampak negatif pada sektor pariwisata, kerusakan lingkungan dan
ekosistem laut dan kesehatan manusia,” ujarnya beralasan.
Kepada hadirin,
Menko mengatakan pemerintah sebelumnya telah bekerja sama dengan Universitas
Udayana untuk melakukan penelitian dampak sampah ini. 5 Oktober lalu ditemukan
kandungan mikroplastik sebesar 80 persen dari dalam tubuh ikan yang ditangkap
di Bali. "Jadi kita bayangkan sekarang ini mungkin kita sudah makan ikan
yang di dalam perutnya ada mikroplastik. Padahal itu akan berbahaya dan akan
membuat toxic dan juga bisa merusak
generasi Bali yang akan datang," tutur Menko.
Lebih jauh, dia
mengutip sebuah hasil penelitian yang
menemukan bahwa ikan yang memakan makanan yang mengandung mikroplastik, bila
dimakan oleh wanita yang sedang hamil, dipastikan anaknya itu akan bisa masuk
dalam kategori stunting (cebol).
Oleh karena itu
Menko Luhut mengajak semua pihak untuk menyadari dan membuat rencana aksi nasional untuk
penanggulangannya. "Dalam hal ini, Presiden sudah mengeluarkan Perpres
Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan sampah laut dengan mengurangi target
sampai 70 persen pada tahun 2025," terang dia.
Angka 70 persen
itu, tambah Menko, merupakan target ambisius yang harus dicapai. "Tapi
saya kira dengan tadi dijelaskan oleh bapak ketua adat di sini dan juga bapak
Wagub saya percaya budaya Bali itu akan bisa untuk membantu ini. Nah sekarang
komitmen kita saja mau bagaimana, karena Bali sebagai destinasi wisata no 1 di
Indonesia. Bila kita tidak rawat budayanya, tidak rawat lingkungannya, maka
orang juga akan malas nanti datang kemari,” tegasnya.
Bali,
Destinasi Wisata Terbaik di Dunia
Dalam deklarasi
ini, Menko Luhut juga mengungkapkan bahwa Bali merupakan salah satu destinasi
wisata terbaik di Dunia sekarang ini. Hal itu dibuktikan bahwa kunjungan
wisatawan ke Bali semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Bapak ibu
sekalian, kita melihat bahwa kunjungan turis ke Bali ini terus meningkat dan
kalau kita lihat sekrang ini, turis dari Tiongkok ini ada 23 persen, Australia
15 persen, Jepang 5 persen, Perancis 5 sekian persen, dan Inggris juga 5 sekian
persen. Jadi ragam bangsa yang kemari juga makin ramai,” paparnya.
Untuk itu,
beberapa pembangunan telah dilakukan sebagai
penunjang sektor pariwisata ini. Salah satunya mulai dari sektor
infrastruktur. Pemerintah banyak membangun infrastruktur serta Menko Luhut
bersama pihak terkait sudah meminta membuat studi antara World Bank dengan
Universitas Udayana untuk melihat perkembangan airport di Bali dengan
konektivitas juga ke daerah utara Bali.
“Nah sekarang
masyarakat Bali, masyarakat adatnya juga perlu menyikapi dengan bagus,"
titip Menko Luhut agar semua pihak dapat duduk bersama membicarakan isu-isu
yang mungkin menghambat pembangunan.
Lebih lanjut,
terkait infrastruktur dengan perkembangan apron di Bandara Bali, Menko Luhut
memaparkan lapangan terbang Ngurah Rai akan perbesar apronnya sehingga bisa
naikkan hampir 40 juta penumpang pertahun.
“Jadi nanti kita
bisa naikkan hampir 40 juta penumpang per tahun yang masuk melalui Ngurah Rai.
Kita tadi juga sudah mikir kalau nanti sampai 40 juta bagaimana nanti keluar
dari apron ini, dari airport ini. Kita minta dibuat studi apakah nanti akan ada
tol laut, apakah nanti ada elevator jalan atau LRT airport supaya nanti bisa
keluar dari sana. Karena kalau tidak nanti akan tidak nyaman orang keluar dari
sana,” ucapnya.
Kondisi di
Bandara Ngurah Rai menurut Menko Luhut saat ini sudah sangat padat. “Hari ini
kapasitas Ngurah Rai bisa menampung sampai 23 juta penumpang, jadi kalau sampai
2x lipat kita tidak bisa bayangkan traffic di sana. Oleh karena itu, saya mohon
masyarakat adat juga bersepakat untuk melihat hasil studi dari World Bank ini.
Jangan kita sampai berkelahi. Percayalah pemerintah itu akan melakukan suatu
kebijakan yang dasarnya itu studi yang dilakukan,” tambahnya.
Akhir deklarasi,
Menko Luhut berpesan bahwa Bali harus bisa mandiri, Bali harus bisa menjadi
suatu contoh, sehingga orang atau turis yang datang akan sangat senang.
Untuk
menunjukkan respon publik yang positif, Menko sempat mengutip pendapat Managing
Director IMF Christine Lagarde.
“Kemarin lalu
saya dengan Madam Lagarde (Managing Director IMF-red) bersama-sama saya satu
mobil dengan dia berbicara panjang lebar, dia sangat mengagumi Bali ini. Dia
bilang Bali ini memiliki satu kharisma yang luar biasa. Tadi pagi juga saya
jemput Presiden World Bank, di mobil juga beliau mengatakan hal yang sama. Saya
minta pada tokoh-tokoh Bali untuk kompak. Jangan kita berburuk sangka,
pemerintah tidak akan macam macam, pemerintah akan berikan yang terbaik buat
Bali. Kalau Bali ini bagus, maka Indonesia juga akan bagus,” tutup Menko Luhut.
(KT/Rls)
0 komentar:
Post a Comment