Namlea, Kompastimur.com
Tiga pimpinan
adat tertinggi di Petuanan Kayeli akan menutup tambang emas ilegal di Gunung
Botak, Sabtu nanti (15/9).
Tiga pimpinan
adat tertinggi di Petuanan Kayeli yang memutuskan penutupan Gunung Botak itu
masing-masing Kaksodin Ali Wael, Matatemun Mone Nurlatu dan Hinolong Baman,
Manalilin Besan yang wakili sekertarisnya Hatta Belen.
Hal itu
diputuskan dalam rapat dewan adat Petuanan Kayeli yang berlangsung di Desa
Wapsalit, Rabu siang (12/9). Rapat yang
dipimpin Kaksodin Ali Wael, itu turut dihadiri seluruh pimpinan adat di soar pa
dan soar pito.
Mengawali
sambutannya dalam forum rapat dewan adat, Ali Wael sebagai Kaksodin (Raja
Gunung/Dataran Tinggi), sempat menyesalkan suara-suara sumbang, kalau ia dan
pimpimpinan adat telah menjual tambang Gunung Botak.
Menurut Ali
Wael, isu yang dialamatkan kepada dirinya dan para pimpinan adat itu tidak
benar.
Karena itu, ia
mengadakan rapat adat hari ini dengan mengumpulkan tiga tungku pimpinan
tertinggi guna bersikap terhadap aktifitas tambang ilegal, maupun yang
dilakukan oleh perusahan.
Ia menyatakan
peredaran B3, jenis merkuri dan asam cianida (CN) di Gunung Botak (GB) sudah
sangat memprihatinkan.
Oleh sebab itu,
tiga tungku pimpinan adat tertinggi di Petuanan Kayeli, yakni dirinya,
Matatemon dan Hinolong, serta seluruh jou telah bersepakat agar pimpinan adat
yang mengambil langkah penutup tambang tersebut.
Ia meminta agar
seluruh jou (kepala soa) wajib hadir pada hari Sabtu nanti di GB. Masyarakat di
GB yang masih tetap bertahan agar perlu disadarkan terhadap dampak mengelola
tambang secara serampangan dan menyebabkan pencemaran di daerah itu.
Menurut Ali dan
juga Matatemun Mone Nurlatu, kehadiran mereka Sabtu nanti, bukan untuk menutup
paksa. Namun diperlahus bahasanya dengan menutup untuk selanjutnya ditata.
Kaksodin dan
Matatemon berharap setelah itu, tambang di GB ini bisa dibuka kembali untuk
menjadi tambang rakyat dan juga dikelola oleh perusahan secara legal.
Khusus yang
dikelola oleh perusahan, ia meminta harus ada diawali dengan dibuat kesepakatan
tertulis antara seluruh pimpinan adat dengan pihak perusahan.
Sementara itu,
tokoh pemuda adat, Alham Behuku dalam kesempatan itu mengungkap adanya dampak
pencemaran yang bakal menghantui rakyat pada tahun 2020 nanti.
Salah satunya,
yakni akan adanya angka kelahiran bayi yang cacad fisik akibat ibunya telah
tercemar racun merkuri di tambang ilegal.
Untuk itu, ia
meminta agar masyarakat adat tidak menganggap remeh masalah ini dan GB harus
segera ditata serta aktifitas tambang emas ini harus bebas merkuri dan juga B3
lainnya, seperti CN. (KT/11)
0 komentar:
Post a Comment