SBT, Kompastimur.com
Kasus pemukulan terhadap salah satu Pemuda di Negeri Administratif Kilga Kilwouw, Kecamatan Kiandarat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) diduga dilakukan oleh Anak dari Pejabat Desa. Hal ini diungkapkan oleh korban, Abdurahman Rumakat saat ditemui Kompastimur.com, Senin (24/9/2018) di Bula.
Korban menjelaskan, insiden yang menimpa dirinya tersebut terjadi kurang lebih sekitar pukul 10:00 WIT di Rumah Kepala Desa yang saat ini dijadikan sebagai Kantor Desa Neg.Adm Kilga Kilwouw, Kecamatan Kiandarat.
Kehadiran korban di Kantor Desa (Rumah Kepala Desa) untuk mempertanyakan perkembangan Bumdes dan pengurus alias Anggota Bumdes, karena pembentukan Bumdes tersebut diduga tanpa melalui Rapat bersama warga setempat.
"Beta (Saya) ke sana untuk pertanyakan BumDes, karena pembentukan BumDes itu juga seng (tidak) ada musyawarah dengan masyarakat,"kata Korban.
Lebih lanjut dijelaskan, insiden itu terjadi saat dirinya menyinggung tentang Dana Desa tahun 2017, sehingga sontak tensi Kepala Desa yang diketahui bernama Abdullah Musaad mulai naik sehingga mengeluarkan nada tinggi sehingga anaknya yang saat itu berada di ruang belakang keluar dan keributan pun tak terelakkan.
Alhasilnya baju kaos yang dikenakan korban pun ikut sobek akibat saling tarik menarik
"Beliau (Kades) suara besar dan anaknya dari ruang belakang lansung melayangkan pukulan," jelasnya.
Akibat pemukulan itu, Rumakat mengalami memar di wajahnya.
Akibat pemukulan itu, Rumakat mengalami memar di wajahnya.
Ditempat terpisah, salah satu tenaga Ahli Infrastruktur Desa, Mus Latupono dari P3MD SBT sangat sesal, karena transparansi Dana Desa yang dimaksudkan itu melalui tahapan-tahapannya, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu Udang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik yang lebih rinci mengatur tentang tahapan-tahapan dan tata caranya.
"Keterbukaan itu penting tetapi ada tahapan dan tata caranya sehingga tidak salah dalam melangka," tutup Latupono. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment