Tana Toraja, Kompastimur.com
Puncak
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Kabupaten Tana Toraja dan Hari Jadi
ke-771 Toraja dimeriahkan dengan atraksi budaya dan pesta rakyat, yang
dipusatkan di lapangan sepak bola Getengan, Kelurahan Rantekalua, Kecamatan
Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja.
Perayaan HUT
Kabupaten Tana Toraja ke 61 dan Hari Jadi Toraja ke 771 yang digelar secara
besar-besaran dalam bentuk pesta rakyat.
Acara tersebut
dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat baik yang berasal dari 19 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Tana Toraja maupun masyarakat dan undangan dari luar Toraja.
Adapun rangkaian
kegiatan dalam acara puncak Perayaan HUT Kabupaten Tana Toraja ke 61 dan Hari
Jadi Toraja ke 771 yang mengambil tema "Budaya Toraya Perekat Bangsa"
antara lain :
Diawali dengan
acara Ritual Tradisional berupa : Kapuran Pangngan, Sesajen Kurban, Ma’nasu
kurban, Belundak, Katupa’, Massura’ Tallang, Aluk Ma’pesung, Masserek Bane’,
Ma’kurinni, Ma’ mammang, dipimpin oleh Pemangku Adat (Tominaa).
Mujayanto
Panglaa, salah seorang dari 2 penyuluh agama Hindu pada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Tana Toraja yang ikut mengambil andil pada Ritual Massura'
Tallang.
Penyuluh yang
berstatus Non PNS itu, satu minggu sebelum puncak acara digelar, dia sering
kali bolak balik ke Ge'tengan yang berjarak 15 kilometer dari Kantor Kemenag
guna mempersiapkan pemondokan dan propertiritual leluhur yang akan dilakunkan.
Kakan Kemenag
Tana Toraja H.Muhammad yang turut hadir, mensupport penuh keterlibatan
Mujayanto Panglaa pada ritual yang digelar oleh pemeluk "agama" aluk
todolo di lokasi perayaan hari jadi Tana Toraja ini.
"Walau Aluk
Todolo belum diakui pemerintah sebagai sebuah agama, dan dinyatakan berafiliasi
kedalam agama Hindu, namun ritual peninggalan leluhur atau nenek moyang orang
Toraja ini patut diapresiasi. Karena ini adalah keyakinan mereka. Untuk itu
saya mendukung salah satu penyuluh agama hindu yang turut mengambil andil pada
ritual ini", ungkap Muhammad.
Kegitan
selanjutnya adalah Penyambutan Tamu dengan menampilkan tari-tarian dan atraksi
berupa :To manganda’, To ma’randing, Atraksi manimbong, Ma’nani’, Ma’tirra’,
Ma’bugi’, Ondo Pua, Ma’pelle’, Ma’geso-geso, Massuling, Musik Bambu, Ma’lambuk,
Tari Bondesan dan Tarian sipulung.
Kemudian Atraksi
Rakyat dan Gerakan Tari Pertanian Rakyat menampilkan Parade Motor Trail Program
Pola Tanam Semusim Padi, Parade Motor Trail Pola Tanam Serentak Jagung, Parade Handtractor
dan Cultivator.
Berikut Tarian
mangambo’ Banne, Tarian Mantanan, Tarian mepare, Manglemba’ Pare dan hasil bumi
lainnya, Tarian Mangallo Pare, To Ma’lambuk Pare Dan Mangriso, Tarian Manta’pi
Barra’, Tari Bakku’, Tari Ma’nasu, Tari Kumare / Kapipe.
Pagelaran yang
bertemakan “Budaya Toraya Perekat Bangsa“ yang dihadiri oleh beberapa Penjabat
ini, memberi tempat dan kesempatan yang sama bagi perwakilan semua agama untuk
performance, seperti tampilnya Tim Kasidah Majelis Taklim Mamullu dan Kampis mewakili
komunitas muslim Toraja
Pasangan
Nicodemus Biringkanae dan Victor Datuan Batara memang cukup dikenal sebagai
tokoh Pluralis yang menjunjung tinggi perbedaan dan keberagaman keagamaan di
Tana Toraja, sehingga di Bumi Lakipadada ini kita tidak menemukan adanya
dikotomi mayoritas-minoritas dan dikotomi muslim-non muslim.
Refleksi Syukur
Hari Jadi Toraja dan HUT Kabupaten Tana Toraja dibawakan oleh Forum Komunikasi
Umat Beragama (FKUB).
Sementara
Laporan Panitia disampaikan oleh Sekda Tana Toraja Semuel Tande Bura, serta
Pembacaan Sejarah Tana Toraja dibacakan oleh Ketua DPRD Kab. Tator Welem
Sambolangi.
Bupati Tana
Toraja Nicodemus Biringkanae mengatakan, berkaitan dengan event Budaya Toraya
Perekat Bangsa dimana Pemerintah Daerah menghadirkan Budaya Toraja yang diakui
dan harus dilestarikan serta didorong untuk menjadi perekat masyarakat Tana
Toraja.
"Kita
melihat kegiatan ini direkatkan, sehingga tercipta satu konfirmasi yang baik
dari kesenian maupun kehadiran kita semua, saya bangga atas kehadiran kita
semuanya," ungkap Nico.
Nicodemus
mengajak masyarakat agar merekatkan hati bersama dan bahu-membahu untuk
membangun Kabupaten Tana Toraja yang unggul dan sejahtera dalam bingkai “Toraya
Maelo”.
Penjabat
Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono didampingi Penjabat Sekretaris Provinsi
Sulsel, Tautoto Tanaranggina, menghadiri acara ini, disamping beberapa tamu
Undangan lainnya.
Sayangnya
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel
terpilih, Nurdin Abdullah dan Andi
Sudirman
Sulaiman yang diharapkan kehadirannya di acara ini absen.
Soni Sumarsono
dalam sambutannya mengapresiasi tiga program Pemerintah Kabupaten Tana Toraja,
masing-masing Jangan Biarkan Rakyatku Lapar, Jangan Biarkan Rakyatku Sakit dan
Jangan Biarkan Rakyatku Bodoh, yang menurutnya merupakan inti dari tugas
Pemerintah di berbagai Tingkatan.
“Saya memberi
apresiasi kepada Pak Bupati dengan tiga program ini, yang menurut saya, di
situlah inti dari tugas pemerintah,” ungkapnya.
Pada acara
puncak HUT Kabupaten Tana Toraja ke 61 dan Hari Jadi Toraja ke 771 ini selain
diisi dengan atraksi budaya, juga diisi dengan pemberian piagam penghargaan
kepada para ASN berprestasi.
Juga pembagian
Handtractor, Kultivator, dan Power Treaser, pembagian bibit kopi, bibit ternak,
bibit tanaman holtikultura dan penyerahan satu unit ambulance dari Bank
Sulselbar.
Selain Plt
Gubernur Sulsel Soni Sumarsono dan Penjabat Sekretaris Provinsi Sulsel, Tautoto
Tanaranggina hadir di acara itu, juga hadir beberapa Anggota DPRD Sulsel,
Bupati Toraja Utara, Kabid TI Polda Sulsel Kombes Pol. Darma Lelepadang,
Kapolres Tana Toraja, Dandim 1414 Tana Toraja, Wakapolres Tana Toraja, Unsur
Muspida Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, Anggota DPRD Tana Toraja dan
Toraja Utara, Para pimpinan OPD Se Kabupaten Tana Toraja, Para Camat, Lurah /
Kepala Lembang, Para Undangan dan Masyarakat umum baik yang ada di Toraja
maupun yang berasal dari luar Toraja yang diperkirakan sekitar puluhan ribu
orang. (KT-MZT)
0 komentar:
Post a Comment