SBT, Kompastimur.com
Panitia dan
Peserta Kemah Budaya Cabang (KBC) 2018 Seram Bagian Timur (SBT), memperkuat
sejarah dengan melakukan napak tilas sejarah Sultan Nuku di Kecamatan Teluk
Waru, dan melihat lebih dekat sejarah, dan peninggalan makam para pengawal
Sultan Nuku di Kecamatan Teluk Waru, Kamis (30/08/2018).
Seperti
diketahui Muhammad Amiruddin atau lebih dikenal dengan nama Sultan Nuku adalah
seorang sultan dari Kesultanan Tidore yang dinobatkan pada tanggal 13 April
1779, dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus
Amiruddin Syah Kaicil Paparangan” Selama masa perang dengan VOC, Nuku disebut
juga sebagai Jou Barakati, artinya Tuan Yang Diberkahi.
Perjalanan Napak
Tilas Sultan Nuku atau Jou Barakate, yang di gelar oleh Panitia KBC 2018
Kabupaten SBT ini diceritakan salah satu tokoh yang banyak mengetahui tentang
perjalanan orang tersohor ini yang memiliki kekuatan ilmu pengetahuan dan agama
yakni Sultan Nuku oleh Ahya Ulumudin Kilbaren.
Dikatakan
Ulumudin Kilbaren, Sultan Nuku dikenal sebagai sultan dari tidore sepanjang
sejarah, Sebagai seorang sultan, sejak 1781 Nuku secara aktif melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Hal ini dilakukannya karena tidak senang dengan
intervensi VOC dalam pengangkatan calon penerus Kerajaan Tidore. Karena
keduanya cenderung menentang kehadiran Belanda maka mereka dianggap ancaman
oleh Belanda.
"Untuk
melancarkan serangannya terhadap Belanda, ia memilih Seram Timur, Maluku
sebagai markas besarnya. Meskipun begitu, ia sering berpindah-pindah tempat
guna mengatur strategi dan taktik serta terjun ke medan perang," kata
Ulumudin Kilbaren saat di wawancarai peserta KBC yang ikut dalam napak tilas
tersebut.
Dalam kegaitan
tersebut Ulumudin di dampingi Raja Teluk Waru serta Panitia KBC 2018
mengantarkan para peserta KBC 2018 di tempat peninggalan bersejarah di
antaranya makam para pengawal sultan yang menghabiskan nafas terakhir di negeri
teluk itu serta bekas rumah Sultan Nuku dan tempat-tempat lainya yang pernah
menjadi tanda keberadaan orang teristimewah itu.
Sementara itu
Bapak Raja Teluk Waru menceritakan kilas sejarah Sultan Nuku di tanah teluk
dalam cerita tersebut bapak Raja menyampaikan, Sultan Nuku pada kala itu
membangun armada Kora-kora Pulau Seram dan Irian Jaya dengan mendirikan basis
pertahanan di Seram Timur Waru dan Sekitarnya.
Lebih lanjut
Bapak Raja Teluk Waru menyampaikan Basis pertahanan Nuku berhasil direbut namun
Nuku berhasil meloloskan diri. Nuku Muhammad Amiruddin mengalihkan basis
pertahanan pasukannya di Pulau Gorom (Kataloka Ondor, dan Amarsekaru).
Ahmad Rifai
Wokas salah satu panitia KBC 2018 menyampaikan, Para peserta dari perwakilan
kwartir ranting yang ada di Kabupaten SBT yang diagendakan oleh Panitia KBC
2018 berkunjung ke negeri teluk di kecamatan Teluk Waru untuk melihat aktifitas
masyarakat bukti kejayaan hidup masa Ialu dan mengalami rintangan masa kini dan
meringkas tentang perjalanan dan tanda-tanda keberadaan Sultan Nuku.
"Upaya
dalam napak tilas ini adalah memberikan pemahaman peserta pramuka khususnya
peserta KBC 2018 yang ada di Kabupaten SBT tentang pelestarian nilai nilai
sejarah dan budaya yang telah dilakukan dahulu dan sekarang yaitu pelestarlan
demi kepentingan nilai-nilai budaya dan proses-proses yang pernah terjadl pada
masa Ialu dan perkembangannya hingga kini serta pelestarian cagar budaya karena
nilainya terhadap suatu peristlwa sejarah yang pernah terjadi pada masa Ialu.”
pungkasnya.
Karena banyak
problem sejarah dan budaya yang hilang dimakan jaman akibat dari masyarakat
tidak sadar nila – nilai sejarahnya. Kegiatan ini juga memberikan masukan pada
pemerintah Kabupaten SBT untuk terus menggali potensi sejarah yang ada di
negeri ini lewat napak tilas KBC 2018 ini ada sebuah perubahan baru yang terus
di kembangkan lewat sejarah dan budaya, terang Rifai Wokas kepada
cengkepala.com.
Selanjutnya
Rifai berharap Kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa dalam hal sejarah harus
diperdayakan dilesatarikan, sehingga pelajar dan para generasi muda negeri akan
dengan mudah mengetahui dan meresapi, memahami, mengingat dan menelusuri.
“Dengan demikian, akan timbul dan terbentuk
rasa ikut memilih karena sangat panting bagi pelajar dan mahasiswa khususnya
peserta pramuka di Kabupaten SBT sebagai generasi penerus bangsa dengan
memahami melaksanakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa yang
membentuk kepribadian sebagai jati diri bangsa, rasa nasionalisme, kebudayaan
nasional, kepribadian nasional, dan etos bangsa akan terwujud.” harap Rifai
mewakili panitia Kemah Budaya Cabang 2018. (KT/Rls)
0 komentar:
Post a Comment