Ambon, Kompastimur.com
Kepala Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KP BI) Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi, Rabu
(5/9/) menjelaskan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada
Agustus 2018 terkendali dan berada dalam sasaran inflasi 4,0%±1% (yoy).
Dirinya mengakui,
inflasi IHK Provinsi Maluku pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,01% (month to
month/mtm). Inflasi ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan saat Idul Adha
dan terbatasnya pasokan ikan segar. Sampai dengan bulan Agustus, inflasi IHK
tercatat 1,22% (ytd) atau secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,26% (yoy),
lebih tinggi dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 2,34% (yoy).
Dijelaskan, meningkatnya
tekanan inflasi Provinsi Maluku pada Agustus 2018 utamanya karena meningkatnya
inflasi kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan (volatile food) Provinsi
Maluku pada Agustus 2018 mengalami inflasi sebesar 0,82% (mtm), atau lebih
tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 3,98% (mtm).
Menurutnya, meningkatnya
inflasi pada kelombok VF didorong oleh meningkatnya tekanan inflasi pada
subkelompok daging ayam ras dan ikan segar. Ketergantungan Maluku terhadap
daging ayam ras dari Jawa Timur menjadi tantangan utama dalam menahan laju
inflasi. Sementara itu, kenaikan harga daging ayam ras pun telah terjadi sejak
di Jawa Timur, seiring dengan kenaikan harga pakan ternak yang sebagian besar
merupakan impor dari luar negeri.
Selain itu, lanjutnya,
keterbatasan pasokan ikan cakalang di Maluku turut memicu inflasi kelompok
bahan makanan. Secara tahunan, komponen volatile food Provinsi Maluku tercatat
masih mengalami deflasi sebesar 2,74% (yoy), atau lebih tinggi dari bulan
sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar 9,92% (yoy).
Untuk kelompok
komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices) pada Agustus
2018 tercatat masih mengalami deflasi seiring dengan menurunnya harga BBM non
subsidi di Maluku.
"Deflasi
kelompok administered prices pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,82% (mtm),
lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat mengalami
deflasi sebesar 3,23% (mtm)," jelasnya.
Sedangkan,
penurunan tekanan inflasi pada kelompok administered prices didorong oleh
menurunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi seiring tren penurunan
harga minyak mentah dunia. Selain itu, tren penurunan harga tiket angkutan
udara masih terus berlanjut pasca-Idul Fitri. Secara tahunan, komponen administered
prices tercatat deflasi sebesar 5,12% (yoy), atau lebih rendah dari pada
deflasi bulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy).
Kelompok inflasi
inti tetap stabil dan berada pada level yang rendah sehingga mendukung
terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti pada Agustus 2018 tercatat mengalami
deflasi sebesar 0,01% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Rendahnya inflasi komponen inti pada Agustus 2018 didorong oleh menurunnya
harga pada komoditas kelompok sandang dan subkelompok ikan diawetkan.
Terjadinya penurunan
tersebut juga didukung oleh menurunnya tekanan inflasi pada kelompok
pendidikan. Terkendalinya inflasi inti hingga Agustus 2018 tidak terlepas dari
konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.
Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,80% (yoy), sedikit lebih tinggi
dari bulan lalu sebesar 2,71% (yoy).
Ia menambahkan, kedepan,
inflasi Provinsi Maluku secara keseluruhan tahun 2018 diperkirakan tetap berada
pada sasaran inflasi, yaitu 4,0%±1% (yoy).
Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku senantiasa akan berkoordinasi dan
bersinergi dengan seluruh OPD Pemerintah Provinsi Maluku, TPID Provinsi Maluku,
TPID Kota/Kabupaten se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas
Pangan dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program dan strategi
pengendalian inflasi di Maluku, sehingga tetap terjaga pada level yang rendah
dan stabil dan terkendali. (KT/12)
0 komentar:
Post a Comment