Piru, Kompastimur.com
Pelayanan publik
sangatlah penting yang harus diutamakan oleh OPD – OPD terkait untuk melayani
masyarakat dari berbagai Kecamatan, Desa, Sampai pada Dusun yang ada di Kabupaten
Seram Bagian Barat (SBB) untuk mendapatkan pelayanana publik yang diharapkan
oleh masyarakat terutama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten SBB.
Namun hal ini
terjadi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten SBB, masyarakat
yang datang untuk membuat identitas berupa Akta Kelahiran namun sampai saat ini
blangko akta kelahiran pada dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mengalami
kekosongan sehingga masyarakat keluhkan pelayanan publik tidak normal dan
terkesan OPD terkait lalai dalam mengontrol dokument blangko akta kelahiran.
Dartho Albana
Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia ( GPII) Kabupaten SBB kepada Kompastimur.com
di Piru, mengungkapkan, sangat disayangkan tempat pelayanan publik tidak
mengontrol blangko akta kelahiran yang ada, seharusnya ada perhatian dan kontrol
yang baik terhadap dokument-dokumnet tersebut bukan lalai sehingga imbasnya kini
dirasakan oleh masyarakat.
"Apalagi
mereka yang datang dari juah ke kota Kabupaten untuk mengurus identitas, namun
kedatangan mereka hanya sia-sia dengan tidak adanya blangko akta kelahiran pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten SBB" ungkap Albana.
Menurutnya, ini kelalain
Kepala Dinas terkait yang dinilai lalai dalam tugasnya,dan kadis dinilai acuh
dalam mengontrol dokument - dokument berupa akta kelahiran sehingga dengan
kelalaiannya masyarakat harus menerima imbas dari kelalaian tetsebut.
Dengan itu,
Dartho Albana meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten SBB dalam hal ini Moh
Yasin Payapo selaku Bupati SBB untuk
segerah menegur kepala dinas kependudukan dan cacatan sipil Dominggus Ahiyate
atas kelalainnya sehingga bisa terjadinya kekosongan blangko akta kelahiran
pada dinas terkait, padahal ini tidak boleh terjadi karena masyarakat SBB tiap
hari datang untuk membuat identitas mereka seperti membuat Akta Kelahiran,
“Hal ini tidak
boleh terjadi lagi dan profesionalisme kerja tidak ada pada dinas tersebut.
Kadis seharusnya rutin melakukan pengawasan dan kontrol terhadap dokument –
dokumnet tersebut agar tidak kecolongan seperti sekarang ini,” tutup Albana. (KT/MSF)
0 komentar:
Post a Comment