Namlea, Kompastimur.com
Tiga orang
dilaporkan tewas di lobang Mama Seram, lokasi Pagar Senk, Gunung Botak, akibat tertimbun longsor di
paritan (lubang kodok). Dua lainnya ditemukan hanya menderita luka-luka.
Wartawan media
ini melaporkan, peristiwa naas yang menimpa empat penambang ini terjadi pada
Kamis tengah malam, sekitar pukul 22.00 WIT. Namun upaya evakuasi baru berhasil
dilakukan setelah pukul 01.30 wit, Jumat dini hari (3/8).
Hanya sayang,
dalam evakuasi itu ternyata dua nyawa penambang telah duluan melayang. Satu
asal Tasikmalaya bernama Ner 30, dan
satu lagi penambang lokal dari Desa Skilale, Kec.Fenalisela, Luther Lehalima,(43).
Sedangkan dua
hanya menderita luka-luka asal Tasikmalaya, bernama Bani (41), dan Aji (42).
Kedua korban yang selamat kini sudah dirawat di puskesmas terdekat.
Kemudian
ditemukan lagi di TKP pada siang hari, satu penambang asal Sukabumi, Jawa Barat,
bernama Muhyi (30).
Korban tewas
dengan muka terlihat kelihatan gosong, diduga akibat menghirup gas beracun
dalam paritan (lobang kodok) saat terjadi longsoran yang turut menguburnya
selama beberapa jam.
Wakapolres Pulau
Buru, kompol Ferry Mulyana membenarkan peristiwa ini. "Kami sudah menerima
laporan dari Kapolsek, ada terjadi
longsoran di sana. Ada yang meninggal dan dua lainnya luka-luka,"akui
wakapolres.
Keterangan yang
berhasil dikumpulkan lebih jauh menyebutkan, peristiwa kecelakaan itu sempat ditutup
rapat oleh pemilik tambang ilegal yang diketahui bernama Lis Towely alias Mama
Seram.
Namun pada Jumat
pagi, sekitar pukul, 04.40 wit, setelah korban dievakuasi lewat jalur domping
menuju Desa Debowae (Unit 18) ke Kompleks Haji Markus, salah satu pelaku
pemodal tambang ilegal di Gunung Botak, baru tersiar khabar adanya kecelakaan
di sana.
Dari berbagai
keterangan yang berhasil dikumpulkan wartawan dan aparat keamanan di TKP
menyebutkan, kalau sebelum kejadian, pada Kamis (2/8), sekitar pukul 21.45 wit,
pekerja dompeng di paritan Mama Seram baru mematikan mesin tembak guna mencuci
karpet.
Kemudian pekerja
lainnya memasuki lokasi paritan (lubang kodok) untuk mulai menambang.
Namun naasnya,
pada pukul 22.00 wit, tiba-tiba terjadi longsoran badan gunung hingga paritan
(lubang kodok), sehingga penambang yang berada di dalam ikut tertimbun tanah
dan bebatuan.
Usai longsoran,
rekan-rekan korban lalu berusaha memberikan pertolongan. Paritan yang tertimbun
pun mereka gali.
Upaya
mengeluarkan para korban baru berhasil dilakukan selang beberapa jam kemudian.
Korban tewas
bernama Naas disemayamkan di Desa Debowae. Sedangkan Luther Lehalima dibawa
pulang ke kampung halamannya di Desa Skilale pada pukul 07.00 wit dan telah
tiba di kampung halamannya.
Namun
teman-teman penambang yang selamat di peristiwa itu baru sadar kalau Muhyi
tidak ada bersama mereka. Muhyi sempat dikontak, namun HP nya sudah tidak lagi
aktif.
Akhirnya dengan
dibantu pihak kepolisian, sejumlah
penambang kembali ke TKP lubang Mama Seram.
Mereka lalu menggali
di paritan yang tertimbun di tempat ditemukan para korban sebelumnya.
Jelang pukul
14.50 wit, akhirnya ditemukan jasad Muhyi. Korban lalu dibawa ke lorong Haji
Markus di Debowae untuk disemayamkan dan dikuburkan di desa tersebut. (KT-10)
0 komentar:
Post a Comment