Padang, Kompastimur.com
Ketua
DPR RI Bambang Soesatyo meminta para mahasiswa mempersiapkan diri sebaik
mungkin guna menghadapi Revolusi Industri 4.0. Saat ini dunia mengalami
dinamika perubahan yang sangat cepat, sehingga mahasiswa dituntut melahirkan ide
dan gagasan yang solutif, tak hanya terjebak dalam romantisme masa lampau.
Karenanya, peran mahasiswa tak hanya terbatas pada sekat ruang-ruang kelas dan
pembelajaran saja.
"Tantangan
terbesar di depan mata kita adalah terjadinya Revolusi Industri 4.0 yang
ditandai kemajuan digital technology, artificial intelligence, internet of
thing, big data dan robotisasi. Jika tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat,
akan berdampak negatif bagi dunia industri dan ketenagakerjaan kita," ujar
Bamsoet saat memberikan kuliah umum "Tantangan dan Peluang Mahasiswa
dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0", dihadapan sekitar 4.000
mahasiswa dan civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera
Barat, Kamis (20/08/18).
Bamsoet
merupakan Ketua DPR RI pertama yang datang memberikan kuliah umum di
Universitas Negeri Padang (UNP), sejak berdiri pada 1 September 1954. Selain
memberikan kuliah umum, politisi Partai Golkar ini juga membuka secara resmi
Pekan Legislatif Mahasiswa UNP.
Turut
hadir antara lain Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D (Rektor UNP), Prof. Z
Mawardi Efendi (Ketua Senat UNP), Tanzilal Wanda Riski (Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa UNP), Satria Oktavianus (Ketua Majelis Perwakilan UNP), dan Hendra
Irwan Rahim (Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat). Sedangkan Ketua DPR RI
didampingi John Kenedy Aziz (Anggota Komisi VIII DPR RI/F-Golkar), Ahmad
Sahroni (Anggota Komisi III DPR RI/F-Nasdem) dan Darul Siska (Staff Khusus
Ketua DPR RI/Caleg DPR RI Partai Golkar Dapil Sumater Barat I).
Legislator
Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan
Kebumen ini, memandang disamping menghadirkan tantangan, Revolusi Industri 4.0
juga memberikan banyak peluang. Karena itu, dahsyatnya kekuatan teknologi
informasi yang terdapat dalam smartphone, jangan sampai disalahgunakan ke arah
negatif seperti pornografi, pornoaksi, narkoba maupun tindakan negatif lainnya.
"Di
era saya, susah sekali mau berwirausaha. Syukur alhamdulillah, saat ini banyak
anak-anak muda kita yang sudah merintis berbagai start-up dengan ide inovatif
seperti Gojek, Bukalapak, Ruang Guru dan lainnya. Kehadiran teknologi digital
mampu melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang tangguh. Ini menguatkan
keyakinan saya bahwa sesungguhnya masa depan ekonomi Indonesia ada di tangan
anak-anak muda," jelas Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum KADIN ini memaparkan, sebuah negara bisa dikatakan semakin maju
apabila memiliki sekurang-kurangnya 2 persen kelompok wirausaha. Indonesia
hingga saat ini sudah berhasil menciptakan kelompok wirausaha sebanyak 1,5
persen. Bangsa Indonesia harus bekerja lebih keras lagi untuk mengejar
ketertinggalan tersebut. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan pembinaan
yang berkelanjutan, kewirausahaan di kalangan mahasiswa akan tumbuh dan
berkembang pesat.
"Sejalan
dengan itu, perguruan tinggi juga harus berani melakukan terobosan. Program
studi baru perlu dirintis agar sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan pada era
Revolusi Industri 4.0. Perguruan tinggi harus mulai bicara mengenai Artificial
Intelligence, Internet of Things, Big Data dan Robotisasi. Cyber University
atau sistem perkuliahan online juga perlu dikembangkan agar dapat membantu
anak-anak muda dari berbagai daerah terpencil yang selama ini sulit menjangkau
jenjang perguruan tinggi," papar Bamsoet.
Ketua
Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI)
ini juga mengajak semua pihak mendukung gerakan Making Indonesia 4.0 yang
memuat empat langkah pemerintah menghadapi revolusi industri 4.0. Pertama,
mendorong kemampuan tenaga kerja dalam mengintegrasikan komputer internet
dengan lini produksi di industri manufaktur. Kedua, mendorong UKM memanfaatkan
teknologi digital guna meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Ketiga,
mendorong industri nasional memanfaatkan teknologi digital, seperti; bigdata,
cyber security, dan cloud computer. Keempat, mengembangkan platform perdagangan
online atau start-up untuk menumbuhkan wirausaha berbasis teknologi
informasi.
"Saya
optimis Making Indonesia 4.0 akan mengantarkan Indonesia menjadi 10 besar
kekuatan ekonomi dunia. Pencapaian tersebut diperkirakan akan terjadi pada
tahun 2030, dimana pertumbuhan ekonomi kita mencapai 7 persen, kontribusi
ekspor netto sebesar 10 persen, pengeluaran untuk research dan pengembangan
mencapai 2 persen, serta manfaat yang optimal dari perkembangan bonus
demografi," tegas Bamsoet.
Menutup
kuliah umum, mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengingatkan bahwa arus
globalisasi dan pasar bebas sudah merambah luas, maka peningkatan sumber daya
manusia tak boleh dikendorkan. Karena tak hanya barang yang masuk ke Indonesia,
tetapi juga tenaga kerja asing. Maka diperlukan upaya keras meningkatkan
kualitas agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri.
"Indonesia
mendambakan lahirnya kembali putra-putri terbaik yang berasal dari Bumi
Minangkabau, seperti yang pernah ditorehkan oleh Mohammad Hatta, Agus Salim,
Mohammad Yamin, Tan Malaka, Mohammad Natsir, Rohana Kudus dan Rasuna Said.
Jadilah anak-anak muda yang memiliki wawasan kebangsaan yang kokoh, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif dan inovatif serta mempunyai daya juang
dan etos kerja yang tinggi," pungkas Bamsoet. (KT/Rls)
0 komentar:
Post a Comment