Namrole, Kompastimur.com
Pasca diperkosa
dan dianiaya oleh Rijal Papalia (19), warga Desa Labuang, Kecamatan Namrole asal
Desa Waemala, Kecamatan Leksula, Kabupaten Bursel, Kamis (16/8) lalu, Pegawai
honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole bernisial SK (24) baru diperiksa
oleh penyidik Polsek Namrole, Rabu (29/8).
“Saya sudah
perintahkan penyidik ke Ambon dan sudah berangkat kemarin dengan KM Pangrango
dan hari ini (Rabu-red) sudah dilakukan pemeriksaan di Ambon terhadap korban,”
kata Kapolsek Namrole, AKP Yamin Selayar kepada wartawan di Namrole, Rabu
(29/8).
Lanjut Yamin,
pemeriksaan terhadap saksi korban agak terlambat dilakukan lantaran korban
harus dirujuk dari RSUD Namrole ke RSUD Haulussy Ambon guna mendapatkan
pengobatan intensif.
“Kemarin agak
terlambat karena korban harus dirujuk untuk mendapatkan pengobatan intensif di
RSUD Haulussy Ambon,” jelasnya.
Iapun
menjelaskan bahwa selain korban, penyidik juga telah melakukan pemeriksaan
terhadap sebanyak 8 orang saksi lainnya. Namun, pemeriksaan terhadap saksi
korban harus dilakukan guna melengkapi berkas perkara kasus ini.
“Karena kalau
belum ada keterangan korban sudah jelas kita belum limpahkan,” ujarnya.
Tambah Yamin,
setelah pemeriksaan terhadap saksi korban, pihaknya akan segera merampungkan
berkas hasil pemeriksaan tersebut untuk selanjutnya dilimpahkan ke Kejaksaan
Negeri Namlea.
“Jadi,
rencananya insya Allah setelah selesai pemeriksaan korban, mungkin sudah bisa
kita rampungkan lalu kita limpahkan berkasnya Tahap I, pengiriman berkas
perkara ke kejaksaan,” tuturnya.
Sebelumnya
diberitakan SK (24) yang sehari-hari bertugas sebagai penjaga Apotek RSUD Namrole
bernasip sial. Ia diperkosa Rijal Papalia (19), warga Desa Labuang, Kecamatan
Namrole asal Desa Waemala, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan (Bursel)
ketika sedang menjalankan tugas, Kamis (16/8) sekitar pukul 03.00 WIT di Apotek
RSUD Namrole.
Tak hanya
diperkosa, SK yang adalah warga Desa Elfule, Kecamatan Namrole, Kabupaten
Bursel asal Desa Kabau, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Malteng itu turut
dianiaya terlebih dahulu oleh Pelaku hingga mengalami memar di hampir seluruh
wajahnya dan menyebabkan darah terus keluar dari telinganya.
Kapolsek
Namrole, AKP Yamin Selayar kepada wartawan di RSUD Namrole mengaku bahwa
kronologis kejadian itu bermula ketika pelaku datang ke Rumah Sakit bersama
tiga orang rekannya guna menjenguk keluarga salah satu rekannya yang sementara
dirawat di Rumah Sakit.
Diduga, ketika
berada di Rumah Sakit itu, pelaku bersama rekan-rekan mereka kemudian
mengkonsumsi minuman keras jenis sopi.
Tak lama
kemudian, pelaku kemudian meminta izin kepada rekan-rekannya untuk pergi sebentar
mencari minuman. Pelaku kemudian menghilang dari rekan-rekannya kurang lebih 30
menit lamanya dan ternyata selama menghilang itu, pelaku mempergunakannya untuk
menganiaya korban yang sementara menjaga Apotik seorang diri dan kemudian
memperkosanya.
“Saat korban
ditemukan oleh saksi yang adalah rekan-rekannya, korban sudah dalam keadaan
setengah terlanjang,” kata Kapolsek.
Pasca kejadian
itu, pihak rumah sakit pun melaporkan kejadian itu kepada pihak Polsek Namrole
yang tak lama setelah menerima laporan itu pun langsung mendatangi Rumah Sakit
guna melakukan penyelidikan terkait perbuatan bejat pelaku itu.
“Awalnya kami
belum mengetahui siapa pelakunya, tetapi setelah kami melakukan interogasi
terhadap ketiga rekannya yang sejak awal sudah mencurigai pelaku dan juga
sejumlah pihak di rumah Sakit, kami menemukan adanya bukti-bukti yang cukup
bahwa Rijal Papalia adalah pelakunya,” ungkap Kapolsek.
Tak menunggu
lama, lanjut Kapolsek, sejumlah anggota pun langsung mendatangi kediaman pelaku
di Desa Namrole dan membawanya ke Mapolsek Namrole beserta barang bukti berupa
celana yang penuh dengan darah.
“Jadi, pasca
kejadian itu pelaku sempat mengganti baju dan celana, tetapi celananya kami
temukan dengan bercak darah, sedangkan bajunya tidak kami temukan. Selanjutnya
pelaku sudah kami tahan dan sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” terang
Kapolsek.
Sementara itu,
Direktur RSUD Namrole, Sabaha Patah kepada wartawan diruang kerjanya mengaku
bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada Satpam yang dinilai tidak
menjalankan tugasnya dengan baik sehingga terjadinya kejadian pemerkosaan
tersebut.
“Ya, petugas
Satpam ini akan diberikan sanksi, apakah dirumahkan sementara atau langsung
dipecat, tidak bisa main-main seperti itu, karena ini kejadian luar biasa
sehingga saya juga harus ambil langkah yang betul-betul dan menjadi pelajaran
untuk semua Satpam yang ada. Sebab, Satpam yang bertugas harus kerja sesuai
SOP,” kata Sabaha.
Dokter masih
melakukan visum, kalau pertimbangan dokter harus di rujuk, maka RSU Namrole
akan mengambil langkah, sebab ini adalah pegawai rumah sakit sehingga keluarga
juga puas.
Sementara untuk
korban, lanjjut Sabaha, sementara dirawat di RSUD Namrole dan akan divisum oleh
dokter. Dimana, dari hasil visum dokter tersebut pihaknya akan mendapatkan
masukan apakah koeban harus dirujuk ke Ambon ataukah bisa ditangani di RSUD
Namrole saja.
“Sementara
dokter spesialis lagi tangani, nanti dokter konsultasi dengan saya, kalau harus
dirujuk maka akan kita rujuk sehingga keluarga juga puas. Saya sebagai
pimpinan, saya juga ambil langkah,” ucapnya.
Selain itu, atas
insiden ini, maka pihaknya akan lebih memperketat keamanan di RSUD Namrole,
termasuk memperketat orang yang datang menjaga pasien yang sakit.
“Keluarga pasien
itu juga harus taat aturan, sebab satu pasien itu rata-rata 20-30 pengunjung
yang datang sampai malam disini, padahal pasien juga tidak apa-apa dan itu
tanggung jawab Satpam. Jadi, kita juga akan buat surat izin jaga pasien seperti
di RSUD Haulussy Ambon, ya paling tinggi 2 oranglah, dan surat itu akan
dikeluarkan oleh bagian administrasi di depan,” tuturnya.
Sementara itu,
tak terima dengan insiden pemerkosaan yang dialami oleh korban, sejumlah
keluarga korban pun mendatangi RSUD Namrole mengamuk di rumah sakit tersebut.
Mereka mengutuk
kelakuan biadap pelaku tersebut dan seharusnya tak layak dibiarkan hidup.
“Dia itu biadap,
bunuh dia, bunuh dia,” teriak sejumlah keluarga korban yang tak terima saudari
perempuannya menjadi korban pemerkosaan.
Selain itu,
pihak keluarga korban pun mengaku sangat menyesalkan lemahanya pengamanan di
Rumah Sakit tersebut bahkan Satpam di Rumah Sakit tersebut pun terkesan tak
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga ada pengunjung yang datang dan
mengkonsumsi minuman keras di Rumah Sakit yang berujung pada insiden
pemerkosaan itu.
Tak hanya, di
Rumah Sakit, sejumlah keluarga korban pun dengan kondisi emosi sempat
mendatangi pelaku di Mapolsek Namrole, namun kedatangan mereka itu tak
diizinkan oleh pihak Mapolsek Namrole untuk menemui pelaku karena ditakutkan
akan terjadi tindakan pidana lainnya yang tak diinginkan. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment