Tana Toraja, Kompastimur.com
Salah satu
program kerja PKBGT Klasis Mengkendek Tahun 2018 adalah Basmi Hama Tikus.
Melalui kegiatan ini Petani didorong untuk melakukan Gerakan Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) tikus pada tanaman padi.
Kegiatan ini
dilaksanakan PKBGT Klasis Mengkendek bekerja sama dengan UPT Balai Proteksi
Tanaman Pangan Holtikultura (BPTPH) Unit Maros, bersama Kelompok Tani Beringin
dan Kelompok Tani Sang Saroan dan tiap Jemaat diundang masing-masing 2 orang
anggota PKBGT Jemaat.
Setelah selesai
mendapatkan pelatihan dan sosialisasi dari Petugas Penyuluh dari UPT Balai
Proteksi Tanaman Pangan Holtikultura (BPTPH) Unit Maros, yang didampingi
Penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Tana Toraja, peserta langsung
melaksanakan praktek di area persawahan, Dusun Padang, Lembang (Desa) Gassing,
Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja, Sulsel, Senin (13/8/2018).
Alat dan racun
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah "Tiran" dan
"Alpostran" yang merupakan kepanjangan dari Tikus Diracun Amran
(Tiran) dan Alat Empos Tikusnya Amran (Alpostran), merupakan racun tikus dan
alat pembasmi temuan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.
Samsul Patta,
Kepala UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan Holtikultura (BPTPH) Unit Maros,
mengatakan bahwa hama yang paling domin merusak tatanan petani di Sulsel adalah
tikus sehingga perlu dilakukan pelatihan gerakan pengendalian hama tikus kepada
petani.
Untuk kegiatan
ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan Tahun ini di Tana Toraja dan ini
merupakan usulan dari anggota DPRD Sulsel Komisi B Pendi Bangadatu.
"Harapan
kami tolong para penyuluh untuk mendampingi para petani agar mengetahui secara
pasti penggunaan racun tikus dan semoga bantuan dari Pemerintah ini digunakan
semaksimal mungkin," ujar Samsul.
Gerakan Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) tikus pada tanaman padi tersebut diikuti
oleh anggota PKBGT Klasis Mengkendek, serta anggota Gapoktan Beringin dan Sang
Saroan yang dilaksanakan di area persawahan seluas kurang lebih 50 hektar
selama 3 hari berturut-turut.
Anggota DPRD
Provinsi Sulsel Komisi B yang membidangi Perekonomian dan Pertanian, Pendi
Bangadatu yang juga turut hadir mengatakan, sudah tiga kali petani di dusun
padang gagal panen akibat hama tikus yang berkeliaran di persawahan sekitar luas
50 hektar ini.
"Sebulan
lalu saat saya kunjungan kerja sosialisasi perda di tempat ini, warga
menyampaikan permasalahan hama tikus, dan hasil dari diskusi itu saya sampaikan
ke DPRD Sulsel," jelas Pendi.
Dikatakannya,
hanya butuh sebulan bantuan obat pembasmi hama tikus jenis Tiran dan Alpostran
kemudian didatangkan langsung oleh UPT BPTPH Dinas Ketahanan Pangan,Tanaman
Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulsel, yang sekaligus memberikan pembekalan
dan cara menggunakannya.
Sementara itu,
Ketua PKBGT Klasis Mengkendek, Morning Zeth Taruktiku mengatakan bahwa program
ini sangat besar manfaatnya buat petai karena setiap Tahun petani sering
mengalami gagal panen di tempat ini karena adanya serangan hama tikus.
"Program
ini sangat besar manfaatnya karena dapat membantu petani dalam mengatasi
gangguan dari hama tikus yang kerap kali membuat petani gagal panen,"
ungkap Morning.
Selanjutnya
Morning katakan, bahwa atas nama anggota PKBGT Klasis Mengkendek bersama
anggota poktan menyampaikan terima kasih kepada Bapak Pendi Bangadatu anggota
DPRD Provinsi Sulsel, Petugas dari UPT BPTPH Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman
Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulsel, dan Penyuluh dari Dinas Pertanian
Kabupaten Tana Toraja, yang telah memberikan pembekalan dan cara mengunakan bantuan
Obat pembasmi Tikus yaitu Tiran dan Alpostran.
Hal senada
disampaikan Ketua Gapoktan Lembang Gasing, Yulius Maksi mengatakan, sejak lama
para petani mengeluhkan persoalan hama tikus sehingga penghasilan panen padi
berkurang bahkan sempat gagal panen.
"Hanya
sebulan setelah kami usulkan, akhirnya bisa terealisasi, atas nama para petani
sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan anggota DPRD Sulsel, Pendi
Bangadatu, antusias petani sangat baik dan merasa terbantu," ungkap
Yulius.
Yang menarik
dalam kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) tikus
pada tanaman padi di Lembang Gasing ini, pada hari pertama Pengurus Pusat PKBGT
menyiapka bonus berupa uang perangsang yakni 20 ribu rupiah per ekor tikus.
Pada hari
pertama dengan masih menggunakan cara manual, dari 2 Kelompok petani yang
menyebar ke area persawahan yang luasnya kurang lebih 50 hektar mereka berhasil
menangkap 102 ekor tikus.
Sesuai dengan
laporan Ketua PKBGT Jemaat Padang Agus Parandanan, bahwa hingga hari ke-3 dan
berita ini kami tulis tikus yang berhasil dimusnakan sudah mencapai 600 ekor lebih. (KT-MZT)
0 komentar:
Post a Comment